Dengan perkembangan ekspor-impor tersebut, neraca perdagangan bulan Desember 2022 mencatatkan surplus sebesar USD3,89 miliar dan melanjutkan tren surplus selama 32 bulan berturut-turut sejak bulan Mei 2020.
Secara kumulatif, total surplus periode Januari hingga Desember 2022 mencapai USD54,46 miliar, naik cukup tinggi jika dibandingkan periode Januari s.d Desember 2021 yakni USD35,42 miliar.
“Neraca perdagangan Indonesia pada tahun 2022 mencatatkan surplus tertinggi dalam sejarah yakni sebesar USD54,46 miliar.
Secara keseluruhan, kinerja ekspor tumbuh cukup baik sehingga mendukung target pencapaian pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2022,” tutup Febrio.
Ke depan, Pemerintah akan mewaspadai risiko penurunan permintaan ekspor dari negara mitra utama dagang yakni Amerika Serikat, Tiongkok, Uni Eropa, dan Jepang seiring menurunnya indeks PMI manufaktur negaranegara tersebut.
Di sisi lain, Pemerintah secara paralel juga terus mengembangkan ekspor ke negara lain seperti India dan negara-negara ASEAN.
Sementara itu, Zulkifli Hasan, dikutip dari laman Kementerian Perdagangan
mengatakan surplus ini ditopang oleh kinerja ekspor yang juga mencetak rekor.
Nilai Ekspor 2022 tercatat sebesar Rp291,98 miliar atau meningkat 26,07 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/YoY).
“Peningkatan ekspor tersebut ditopang penguatan ekspor sektor nonmigas yang naik 25,80 persen (YoY) menjadi 275,96 miliar Dolar AS dan ekspor sektor migas yang naik 30,82 persen (YoY) menjadi sebesar 16,02 miliar Dolar AS,” kata Mendag.