Lagu “Redemption Song” adalah salah satu masterpiece Bob Marley jelang tutup usia. Lagu ini dibuat tahun 1980, sedangkan Bob meninggal dunia tahun 1981.
Sebagian lirik lagu ini diambil dari pidato Bapak pembebasan Afrika, Marcus Garvey: “Emancipate yourselves from mental slavery/ None but ourselves can free our mind.” Itu seruan Garvey untuk rakyat Afrika, agar mereka membebaskan diri dari segala bentuk belenggu perbudakan. Tidak hanya secara fisik, tetapi juga mentalitas.
Lagu ini sarat perlawanan. Sampai-sampai Bono, vokalis U2, mengaku sering membawakan lagu ini saat bertemu dengan politikus, Perdana Menteri atau Presiden. “Lagu ini mengingatkan bahwa setiap perjuangan kebebasan membutuhkan pengorbanan,” kata Bono.
3. “War”
Lagu “War” muncul di album Rastaman Vibration tahun 1976. Lagu-lagu ini benar-benar filosofis dan politis. Tidak hanya itu, lagu ini terang-terangan menembak langsung diskriminasi rasial, kolonialisme dan imperialisme.
Sebagian lirik lagu ini diambil dari pidato pemimpin Ethiopia, Haile Selassie, di Sidang Umum PBB tahun 1963. Saat itu Haile Selassie mengutuk agresi Italia terhadap negerinya. Dalam banyak hal, Bob memang mengagumi pemimpin Ethiopia itu.
Bait pertama langsung melabrak superioritas ras, yang membuat dunia terbagi antara bangsa superior dan bangsa inferior. Lagu ini juga mengutuk rezim-rezim boneka yang memperbudak sebangsanya di Angola dan Mozambik–keduanya di bawah penjajahan Portugis.
4. “Africa Unite”
Bob Marley sangat dipengaruhi Garvey. Termasuk visi Garvey tentang persatuan Afrika melawan rasialisme, kolonialisme dan imperialisme. Garvey selalu berseru: “Afrika untuk Afrika”.
Di lagu “Africa Unite”, yang muncul di album Survival tahun 1979, Bob terang-terang menyokong Pan-Afrikanisme. Bob menyakini, pembebasan penuh rakyat Afrika hanya mungkin kalau seluruh benua Afrika terbebaskan dari kaum babylon (penindas).