Apakah Boleh Sholat Tahajud di Bulan Ramadhan? Berikut Penjelasannya

- 23 Maret 2023, 16:59 WIB
Ilustrasi. Apakah Boleh Sholat Tahajud di Bulan Ramadhan? Berikut Penjelasannya
Ilustrasi. Apakah Boleh Sholat Tahajud di Bulan Ramadhan? Berikut Penjelasannya /PEXELS/Thirdman


“Sesungguhnya siapa saja yang shalat bersama imam hingga imam itu selesai, maka ia dicatat telah mengerjakan shalat semalam suntuk (semalam penuh).” (HR. Tirmidzi)

2. Rakaat sholat malam tidak terbatas

Sebuah hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh At Tahmid menjelaskan bahwa rakaat shalat malam tidak terbatas

فَلاَ خِلاَفَ بَيْنَ المسْلِمِيْنَ أَنَّ صَلاَةَ اللَّيْلِ لَيْسَ فِيْهَا حَدٌّ مَحْدُوْدٌ وَأَنَّهَا نَافِلَةٌ وَفِعْلٌ خَيْرٌ وَعَمَلٌ بِرٌّ فَمَنْ شَاءَ اِسْتَقَلَّ وَمَنْ شَاءَ اِسْتَكْثَرَ

“Tidak ada khilaf di antara kaum muslimin bahwa shalat malam tidak ada batasan raka’atnya. Shalat malam adalah shalat nafilah (shalat sunnah) dan termasuk amalan kebaikan. Seseorang boleh mengerjakan dengan jumlah raka’at yang sedikit atau pun banyak.”( HR At-Tamhid)

Berdasarkan hadits tersebut dapat kita simpulkan bahwa setelah shalat tarawih kemudian tidur kita bisa melaksanakan shalat lagi yaitu shalat tahajud setelah bangun tidur misalnya sebelum sahur.

3. Menutup sholat malam dengan witir

Shalat tahajud boleh dilaksanakan di bulan ramadhan namun tidak ditutup dengan shalat witir jika pada saat shalat tarawih seseorang sudah menutupnya dengan witir atau jika ingin tetap shalat witir setelah shalat tarawih dibolehkan untuk menggenapkan shalat witir yang dilakukan dengan imam dengan cara menabahnya satu rakaat. Hal ini sesuai hadits yang dituturkan oleh Aisyah RA

كَانَ يُصَلِّى ثَلاَثَ عَشْرَةَ رَكْعَةً يُصَلِّى ثَمَانَ رَكَعَاتٍ ثُمَّ يُوتِرُ ثُمَّ يُصَلِّى رَكْعَتَيْنِ وَهُوَ جَالِسٌ فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَرْكَعَ قَامَ فَرَكَعَ ثُمَّيصَلِّى رَكْعَتَيْنِ بَيْنَ النِّدَاءِ وَالإِقَامَةِ مِنْ صَلاَةِ الصُّبْحِ


“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa melaksanakan shalat 13 raka’at (dalam semalam). Beliau melaksanakan shalat 8 raka’at kemudian beliau berwitir (dengan 1 raka’at). Kemudian setelah berwitir, beliau melaksanakan shalat dua raka’at sambil duduk. Jika ingin melakukan ruku’, beliau berdiri dari ruku’nya dan beliau membungkukkan badan untuk ruku’. Setelah itu di antara waktu adzan shubuh dan iqomahnya, beliau melakukan shalat dua raka’at.” (HR. Muslim)

Halaman:

Editor: Paulus Adekantari


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x