Network
JAKARTA, OKE FLORES.com - Pertemuan Menteri Pertahanan RI sekaligus Jenderal Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Presiden Joko Widodo pada Kamis 25 Mei lalu, dinilai berkaitan dengan pertarungan pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Anthony Leong, Direktur PoliEco Digital Insights Institute (PEDAS), menilai pertemuan Jokowi kaitanya adalah agar Anies Baswedan sebagai capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan tersingkir.
Jokowi, kata Anthony Leong, ingin memastikan kandidat pilpres 2024 adalah endorsement darinya. Sejauh ini, Jokowi tampaknya sudah memutuskan dua calon, yakni Ganjar dan Prabowo. Tujuannya menyingkirkan Anies di putaran kedua.
"Skenario kedua adalah untuk menduetkan kandidat ini entah Ganjar-Prabowo atau Prabowo-Ganjar, ini masih terus dijalin komunikasi politiknya," demikian analisa Anthony, melansir RMOL.id, Sabtu 27 Mei 2023.
Pendapat Anthony, sedang di atas angin dan berpeluang mampu mengkonsilidasikan partai-partai lainnya saat ini karena berbagai survei juga memenangkan dirinya.
"Angin dan momentum politik kini ada di Prabowo Subianto. Kita lihat beberapa dinamika ke depan dan bagaimana cawapresnya juga jadi salah satu faktor kemenangan,"jelas Anthony.
Namun, Antonio mengingatkan, posisi Cawapres perlu memberikan efek elektoral. Imisalnya sosok Erick Thohir yang dengan segudang prestasi dan positioning mampu meningkatkan elektabilitas Prabowo.
Selain itu, Antonio juga menyebut tokoh-tokoh seperti Airlangga dan Cak Imin yang memiliki kekuatan mesin partai dan juga memiliki kesempatan yang sama untuk mendampingi Prabowo. Dan skenario Gibran juga bisa menjadi hal yang menarik perhatian publik.
"Tentunya Gibran juga menjadi salah hal yang menggemparkan bila bisa terjadi. Tapi tersandung umur jika merujuk UU 7/2017 tentang Pemilu minimal 40 tahun," ujarnya.***
