Network
JAKARTA, OKE FLORES.com - Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Presiden keenam Republik Indonesia, diharapkan dapat turun langsung memimpin revolusi untuk menyelamatkan negeri dari kegagalan Presiden Joko Widodo dalam mengelola demokrasi, hukum, dan keadilan.
Sebagai mantan presiden dan mantan Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat, SBY masih berhak menilai dan mencermati jalannya politik di Indonesia.
"Apa yang diresahkan oleh SBY melalui twit-nya menanggapi perkiraan Prof Denny Indrayana soal kemungkinan MK memutuskan sistem proporsional tertutup adalah wajar dalam iklim demokrasi saat ini," ujar Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi, melansir RMOL.id, Senin 29 Mei 2023.
Baca Juga: Kini Seratus Persen Dukung Prabowo Relawan Jokowi Mania Ganti Nama
Menurut Muslim, sulit memungkiri adanya campur tangan istana dalam kemenangan gugatan di Mahkamah Konstitusi (MK) terkait Pileg sistem proporsional tertutup.
Bahkan sulit untuk membantah bahwa Jokowi atau istana tidak ikut campur dalam perjuangan keras Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko untuk membegal demokrat.
"Apalagi Demokrat telah capreskan Anies Baswedan, capres yang tidak dikehendaki dan tidak disukai Jokowi atau Istana," jelas Muslim.
Muslim melihat bahwa ada desain dan ikut campur istana dalam politik dan hukum di Indonesia untuk membuat segalanya tunduk dengan kepentingan mereka.
Baca Juga: Mahkamah Konstitusi Bantah Kobocoran Putusan Terkait Sistem Pemilu
Semua ini menjadi kekhawatiran SBY dan masyarakat saat ini. Selain itu, Jokowi dengan tegas dan jelas mendukung Ganjar Pranowo, bahkan Jokowi mengendorse Prabowo Subianto.
