Fenomena Danau Kelimutu: Antara Mitos dan Keyakinan Orang Ende-Lio

- 14 Juni 2024, 10:33 WIB
Tampak perubahan warna pada Tiwu Ata Polo yang merupakan bagian dari Danau Kelimutu di Kabupaten Ende, NTT.//
Tampak perubahan warna pada Tiwu Ata Polo yang merupakan bagian dari Danau Kelimutu di Kabupaten Ende, NTT.// /Dok. Ist./HO-PR NTT

Danau Tiga Warna Kelimutu dianggap memiliki kekuatan alam karena tempat bersemayamnya para leluhur, menurut Yohanes Don Bosko Watu, Ketua Komunitas Adat Kelimutu dan Kabupaten Ende.

Ia menyatakan bahwa perubahan warna air di kawah Ata Polo dan dua kawah lainnya telah terjadi berulang kali sejak danau ditemukan pada tahun 1915, tetapi pertama kali dipublikasikan pada tahun 1929 oleh Van Such Telen dan Pater Bauman.

Karena perubahan warna akan terjadi dalam waktu dekat pada tahun 2024, menurut Don Watu, perubahan warna ini akan menjadi subjek yang paling dibicarakan.

“Banyak yang mengaitkan fenomena ini dengan perubahan cuaca dan iklim yang signifikan, namun masyarakat adat setempat menganggap ini sebagai hal biasa yang telah terjadi sejak keberadaan Gunung Kelimutu ditemukan,” kata Don Watu, Kamis, 13 Juni 2024.

Tanda-tanda Alam dan Pertanda Peristiwa Besar

Lebih dari sekadar fenomena alam, orang-orang yang tinggal di sekitar penyangga Kelimutu percaya bahwa perubahan warna air di Danau Kelimutu sering kali menandakan peristiwa penting yang akan terjadi.

Don Watu mengatakan bahwa orang percaya bahwa perubahan warna air danau berhubungan dengan hal-hal seperti kelaparan, kematian, dan bencana alam.

Ia menunjukkan bagaimana air danau turun pada tahun 1998, saat Presiden Soeharto lengser.

Selain itu, ia berbicara tentang kematian tokoh nasional setelah kunjungan mereka ke Ende.

Keharmonisan Alam dan Budaya

Don Bosko Watu menasihati masyarakat untuk tidak khawatir tentang tanda-tanda alam atau kejadian yang akan datang; sebaliknya, mereka harus terus menjaga keharmonisan dengan alam dan melestarikan budaya.

“Masyarakat diimbau untuk tetap memberikan sesajian kepada leluhur di Danau Kelimutu, terutama pada upacara adat Pati Ka yang digelar setiap tanggal 14 Agustus setiap tahun sejak 2009,” pintanya.

Halaman:

Editor: Adrianus T. Jaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah