Untung atau Malah Buntung? Nadiem Makarim Ciptakan Marketplace Guru Tuai Banyak Kritikan

- 31 Mei 2023, 14:38 WIB
Untung atau Malah Buntung?  Nadiem Makarim Ciptakan Marketplace Guru Tuai Banyak Kritikan
Untung atau Malah Buntung? Nadiem Makarim Ciptakan Marketplace Guru Tuai Banyak Kritikan /

PENDIDIKAN, OKE FLORES.com -  Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim berencana mendirikan pasar guru.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim meluncurkan pasar guru yang bertujuan untuk mengatasi masalah penciptaan guru honorer yang sudah berlangsung bertahun-tahun dan akan terealisasi pada 2024.

Tapi apa sebenarnya pasar guru itu?

Nadiem Makarim menjelaskan marketplace khusus guru ini merupakan database dimana semua sekolah bisa mencari seseorang untuk menjadi guru atau diundang ke sekolah.

Baca Juga: Junimart Girsang: Pengangkatan Honorer Menjadi PPPK dengan Layanan Pengaduan Online

“Marketplace untuk Guru adalah suatu database yang nanti akan didukung secara teknologi, di mana semua sekolah ini bisa mengakses siapa saja sih yang bisa menjadi guru dan siapa yang

mau undang untuk menjadi guru di sekolah saya,” katanya, melansir ayojakarta.com rabu 31 Mei 2023.

Nadiem pertama menyebut adalah guru honorer yang telah lolos seleksi.

“yang pertama adalah guru-guru honorer yang sudah lulus seleksi, mereka yang telah mengikuti seleksi menjadi calon guru ASN, seleksi ini begitu mereka udah lulus itu pasti grade mereka akan masuk ke dalam database ini.” jelasnya.

Kemudian guru baru lulusan ppg prajabatan juga termasuk ke dalam orang yang dapat masuk ke dalam lokapasar ini.

“Yang kedua yang akan masuk matketplace ini full talenta adalah lulusan ppg prajabatan, ini guru baru yang sudah lulus ppg dan mereka akan juga masuk ke dalam marketplace terintegrasi ini,” katanya.

Marketplace ini diyakini akan memberikan keleluasaan bagi calon guru untuk mendaftar dan memilih tempat mengajar.

Namun, ide ini mendapat banyak kritik, seperti dikutip Republika.id, seorang guru UGD juga mengomentari praktik tersebut.

Maryani, seorang guru P3K di Kota Bekasi, berpendapat bahwa penggunaan pasar dalam pendidikan memberikan kesan adanya transaksi di sana.
Menurutnya, hal itu sangat melanggar martabat kemanusiaan guru.

“Padahal, dunia pendidikan bukanlah dunia usaha. Penggunaan istilah marketplace sepertinya memang tidak pantas,” kata Maryani.

Bahkan Maryani juga berpendapat, memilih Nadiem sebagai menteri pendidikan memang tidak tepat.

Menurut Maryani, seorang menteri pendidikan harusnya memiliki latar belakang pendidikan dan mengerti persoalan pendidikan di Tanah Air.

Baca Juga: Kemenag RI: Pendaftaran Beasiswa Indonesia Bangkit 2023

“Memang sebenarnya sudah menempatkan orang yang kurang tepat, sehingga pandangan, pemikiran, dan persepsinya pun berbeda,” katanya.***

Editor: Paulus Adekantari

Sumber: Ayojakarta.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x