Belajar dari Melan, Kiat Keluar dari Kesadaran Distingtif-Dualistik via Ilustrasi

- 14 Mei 2024, 09:26 WIB
potret Ambrosia Meilany Wungubelen, salah satu ilustrator muda asal Flores Timur, NTT
potret Ambrosia Meilany Wungubelen, salah satu ilustrator muda asal Flores Timur, NTT /

Penulis: Tolentino Mbagur (Tinno Mbagur), salah satu anggota Komunitas Penggiat Seni dan Desain Manggarai Timur (PANSERD)

 

Icu, seorang anak laki-laki dari Desa Lamalera, Flores Timur, berkeinginan melihat paus. Tanpa diduga, dirinya kemudian berubah menjadi seekor paus.

Di dalam lautan, Icu menemukan banyak sampah plastik yang mencemari ekosistem laut, yang menyebabkan paus tidak bisa mencari makan.

Icu juga merasakan bagaimana dirinya dan para paus lain kesulitan berkomunikasi akibat suara bising dari kapal-kapal yang melintas di permukaan laut. Beberapa menit kemudian, pengalaman yang dirasakan Icu sebagai paus hanyalah sebuah mimpi.

Baca Juga: 10 Cara Melawan Rasa Grogi Saat Berbicara di Depan Umum, Cek Di sini!

Itulah sekilas tentang cerita yang tersaji A Journey of The Whales, sebuah buku cerita bergambar yang diilustrasikan oleh Ambrosia Meilany Wungubelen, saya memanggilnya 'Kak Melan'.

A Journey of The Whales adalah buku anak project Cetacea Nusantara, yang ditulis oleh Ona Tukan dan Azka Syamila.

Melan merupakan 'wanita hebat' (saya menyebutnya demikian) kelahiran Flores Timur, Provinsi NTT, pada 30 Mei 1996.

Jika ditelisik, Melan bukanlah lulusan sekolah seni lho. Berlatar belakang sarjana Perikanan, justru tak memudarkan mimpinya menjadi ilustrator.

"Latar belakang pendidikan tidak membatasi kita untuk tetap berkarya", mungkin kalimat itu yang cocok untuk menggambarkan sosok Melan.

Bergelut dalam profesi ini tentu tak hanya bermodalkan kemampuan artistik, ya! Rupanya, Melan telah mengintegrasikan skil seni-nya dengan kemampuan teknis dan ihwal cara membangun jejaring sosial yang baik.

Sedikit berbagi, ilustrasi merupakan suatu hasil visualisasi dari sebuah tulisan.

Baca Juga: SELAMAT! PNS dan PPPK Terima Rapelan Kenaikan Gaji: Meningkatkan Kesejahteraan Pegawai Negeri

Seni ilustrasi dapat berupa fotografi, drawing, lukisan, atau juga teknik seni rupa lainnya yang akan lebih menitikberatkan pada suatu hubungan subjek dengan memiliki tulisan yang dapat dimaksud daripada bentuk.

Kata ilustrasi sendiri berasal dari Bahasa Latin, yaitu “Illustrare”, artinya menjelaskan atau menerangkan. Nah, kalian pasti bisa menyimpulkan, kan?

Rohidi (1984:87) mendefinisikan ilustrasi sebagai sebuah seni lukis atau seni gambar yang dapat diabadikan untuk kepentingan lain, yang bdapat juga memberikan penjelasan atau mengiringi sebuah tulisan atau teks.

Berbeda pendapat, Soedarso (1990:87) lebih melihat ilustrasi sebagai sebuah ekspetasi dari ketidakmungkinan serta tidak berbeda jauh dengan angan-angan, yang memiliki sifat virtual atau maya.

Debut Melan di Dunia Ilustrasi

"Jadi ilustrator tuh baru kali ini. Buku A Journey of The Whales itu jadi debut pertama sebagai ilustrator. Cuman kalau mau bilang sejak kecil sudah suka gambar. Sempat berkeinginan jadi arsitek, tapi karena satu dan dua hal akhirnya cita-citanya tidak kesampaian," kata Melan, saat diwawancarai via WhatsApp, Minggu, 12 Mei 2024 malam.

Berbekal the intent to learn, Melan mulai menggambar dengan aplikasi gambar digital.

"Waktu kuliah, sekitar tahun 2019 ada yang mengenalkan aplikasi gambar digital. Mulai dari situ akhirnya belajar pelan-pelan cara pakainya. Aplikasi ini yg sampai sekarang dipakai untuk gambar,"

"Lalu, setelah lulus kuliah pertengahan 2021 masih suka terima orderan dari teman bikin gambar vector mukanya masing-masing. Baru setelah itu ada teman kuliah, teman kelas, bestie kental-lah ajak bikin usaha sama-sama bikin bingkisan wisuda, dan lain-lain. Nah, saya yg bagian handle ilustrasi foto, bikin vector wajah sampai sekarang," imbuhnya.

Debut pertama Melan sebagai ilustrator tak terlepas dari peran Ona Tukan, penulis buku anak, A Journey of The Whales.

Pada tahun 2023, Ona menawarkan proyek ilustrasi buku anak kepada Melan.

"Akhir tahun 2023 kemarin setelah gabung Simpasio Institute, ketemulah Ona Tukan, penulis buku A Journey of The Whales. Dia ajak gabung ke proyek buku anak ini. Awalnya sempat ragu, karena ini pertama kalinya. Tapi akhirnya memberanikan diri untuk gabung. Jadi, ini benar-benar karya pertama sebagai Ilustrator. Dari yg biasanya tracing foto asli, jadi menciptakan figur baru dengan berbagai ekspresi. Benar-benar first time," jelasnya.

Jika dicermati secara mendalam, apa yang tersaji dalam buku A Journey of The Whales, merupakan kiat untuk membangunkan kesadaran publik.

Penulis dan ilustrator berusaha 'membawa' kita keluar dari kesadaran terendah manusia, yakni distingtif-dualistik.

Dalam buku Reza A.A Wattimena berjudul "Kesadaran Agama dan Politik", diulas sedemikian rupa bahwasanya manusia punya lima tingkat kesadaran.

Dalam kerangka kesadaran distingtifdualistik(distinctive-dualistic consciousness), manusia dilihat sebagai mahluk sadar, atau sebagai subyek.

Sementara mahkluk lain dianggap sebagai objek, yang bisa dieksploitasi untuk memenuhi hasrat manusia.

Tidak heran, perusakan terhadap alam kian masif.

Nah, hadirnya buku A Journey of The Whales, setidaknya membangunkan masyarakat dari cara berpikir seperti tadi.

Baca Juga: SELAMAT! PNS dan PPPK Terima Rapelan Kenaikan Gaji: Meningkatkan Kesejahteraan Pegawai Negeri

Apalagi, dalam buku anak ini digambarkan secara jelas ihwal dampak buruk jika alam (lautan) terus dicemari; banyak hewan laut yang tidak bisa mencari makan, termasuk salah satunya paus.

Buku A Journey of The Whales, buku anak yang diilustrasikan oleh Melan.
Buku A Journey of The Whales, buku anak yang diilustrasikan oleh Melan.

Dukungan Orangtua

Ditanyai ihwal dukungan dari orangtua, Melan mengatakan, tidak larangan dari orangtuanya untuk bergelut sebagai ilustrator.

"Puji Tuhan tidak ada kata-kata yang menyakitkan atau larangan dari orang tua. Jadi ilustrator sendiri bukan karena pilihan atau apa begitu tapi karena ada kesempatan di depan mata yah ambil saja, dan kebetulan karena mampu untuk itu yah gas polll. Saya pribadi tidak pernah bilang ke orang tua ingin jadi ilustrator atau semacamnya. Mama hanya tau saya dapat project dan saya kerja. That's it. Mamanya saya masih seperti orang tua pada umumnya yang mau anaknya kerja di pemerintahan atau minimal punya kerja tetap. Tapi, yang beda adalah dia tidak pernah merendahkan atau melarang apa yang saya lakukan sampai saat ini selama itu baik. Malah dia suka tanya-tanya soal pekerjaannya saya atau sekedar memastikan untuk makan tepat waktu atau jangan sampai sakit," ujarnya.

Siapa Ilustrator Idola?

Perihal 'sang ilustrator idola', Melan mengaku belum mengidolakan siapapun. Mungkin "si ehem" saja yang diidolakannya ya!

"Saya pribadi bukan tipe orang yang sangat mengagungkan satu nama atau karya. Mungkin karena belum menemukan jati diri yang benar-benar di dalam dunia seni akan seperti apa kali yah atau ingin mendalami aliran apa bgtu. Hal-hal begitu tuh belum terlalu nampak. Sejauh ini kalo scroll media sosial terus liat ada yg posting gambar atau karya dalam hati bilang eehh ini bagus,"

"Cuma terakhir kali ada satu orang yang saya rasa kalau dia buka kelas menggambar atau apa saya orang pertama yang mau mendaftar. Namanya Juffen Timur, bisa lihat Instagram-nya @timurbercerita. Dia ilustrator yang mengerjakan buku pertama SimpaSio Institute, "Rupa Nagi" dan saya jatuh cinta dengan gambarnya. Menarik dan penuh makna," cetusnya.

Apakah Punya Rencana Mengilustrasikan Tradisi Perburuan Paus di Lamalera?

Lahir dari rahim Flores Timur yang notabene identik dengan tradisi perburuan paus, Melan punya mimpi menceritakannya dalam bentuk ilustrasi.

"Cerita-cerita ini rasanya perlu diwartakan dalam bentuk apapun termasuk cerita anak. Jika tidak ada halangan, saya juga ingin berkontribusi untuk menceritakannya. Dengan atau tanpa proyek dari orang, saya ingin membukukan pengetahuan dan tradisi Lamalera sebagai bentuk kontribusi saya di dunia kelautan dan perikanan,"

"Tapi sebelum itu tentu saya harus belajar gambar lagi, sambil riset tentang fakta di lapangan. Supaya apa yg saya sampaikan nanti benar adanya dan bisa dimengerti semua orang," ujarnya.

Beberapa sumber menyebutkan, perburuan paus dilakukan dengan cara menggunakan kapal layar berisikan beberapa orang langsung menuju ke laut.

Jika sudah terlihat paus yang akan melintas, maka perburuan dilakukan dengan melemparkan tombak ke arah ikan paus dari kapal.

Target dari perburuan pun tidak semua paus lho. Biasanya, paus sperma atau physeter macrocephalus atau dikenal dengan koteklema, yang menjadi target perburuan.

Apa Harapan untuk Anak Muda NTT?

Baca Juga: SELAMAT! PNS dan PPPK Terima Rapelan Kenaikan Gaji: Meningkatkan Kesejahteraan Pegawai Negeri

Tak lupa, Melan berpesan kepada seluruh anak muda NTT agar berani bermimpi.

Saya teringat dengan pendapat seorang ahli, yang mengatakan bahwa mimpi (impian) adalah titik awal dari segala keberhasilan

Ketika berani bermimpi, maka orang akan punya hasrat menggebu-gebu untuk mewujudkan mimpinya tersebut.

"Harapan saya, untuk anak muda NTT, kalian keren. Jangan takut punya mimpi. Buat teman-teman yang sedang meniti karir atau usaha, jangan menyerah dan tetap semangat. Jangan patah semangat hanya karena suara-suara sumbang yang tidak pernah melihat seperti apa prosesmu menjadi seperti sekarang. Masih ada banyak orang yang bersedia mendukung kalian. Saya yakin, jika kita melakukan hal baik, maka semua itu akan kembali pada kita." Melan menyampaikan secercah harapannya, sekaligus menutup pembicaraan kami.***

Editor: Adrianus T. Jaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah