OKE FLORES.COM - Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk mengatasi dampak buruk dari perubahan iklim, salah satunya adalah melalui program bantuan sosial (bansos) sebagai respons terhadap kondisi cuaca ekstrem seperti El Nino.
Dalam upaya untuk memberikan dukungan kepada keluarga yang terdampak, pemerintah telah meluncurkan program bansos pengganti El Nino senilai Rp600 ribu untuk 18,8 juta keluarga.
Salah satu kebijakan yang menarik perhatian adalah penggunaan sistem verifikasi yang lebih sederhana dengan hanya menggunakan nama sebagai basis identifikasi penerima bantuan.
Baca Juga: Keindahan dan Kekayaan Budaya di Daerah-Daerah Terpencil NTT Mampu Mengundang Decak Kagum
Hal ini diharapkan dapat mempercepat proses distribusi dan menjangkau lebih banyak keluarga yang membutuhkan.
Meskipun terkesan sederhana, namun pendekatan ini diyakini dapat lebih efisien dan efektif dalam memberikan bantuan kepada yang membutuhkan.
Bantuan sosial ini diarahkan kepada keluarga-keluarga yang terdampak langsung oleh fenomena El Nino.
Dengan bantuan sebesar Rp600 ribu, diharapkan mereka dapat mengatasi sejumlah masalah ekonomi yang timbul akibat perubahan cuaca yang ekstrem tersebut.
Dana tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti makanan, pakaian, serta kebutuhan lainnya.
Namun, kebijakan menggunakan nama sebagai satu-satunya dasar identifikasi penerima bantuan juga menuai berbagai tanggapan.
Beberapa pihak berpendapat bahwa pendekatan ini mungkin dapat menimbulkan potensi penyalahgunaan dan kecurangan, mengingat adanya risiko nama ganda atau identitas ganda yang dimanfaatkan untuk mendapatkan bantuan secara berlebihan.
Oleh karena itu, peran lembaga penyalur dan mekanisme pengawasan di tingkat lokal menjadi krusial dalam menjaga transparansi dan akuntabilitas program bansos ini.
Proses pemilihan penerima bantuan harus tetap dilakukan dengan cermat dan didukung oleh teknologi informasi untuk mengurangi potensi kecurangan.
Selain itu, edukasi masyarakat juga perlu ditingkatkan agar mereka memahami pentingnya kejujuran dalam mendapatkan bantuan sosial.
Pemerintah dapat melibatkan masyarakat dalam pengawasan bersama dan melaporkan jika ada praktik-praktik yang merugikan keberlanjutan program ini.
Dalam konteks yang lebih luas, program bansos pengganti El Nino ini seharusnya juga menjadi bagian dari upaya pemerintah dalam meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap perubahan iklim.
Dengan memberikan bantuan langsung kepada keluarga yang terdampak, diharapkan mereka dapat lebih siap menghadapi tantangan ekonomi yang muncul akibat perubahan cuaca yang ekstrem.
Pentingnya keberlanjutan program ini juga harus ditekankan, bukan hanya sebagai respons terhadap El Nino, tetapi juga sebagai bagian dari strategi penguatan ketahanan masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim yang semakin kompleks dan tidak terduga.
Dengan demikian, program bansos bukan hanya menjadi solusi jangka pendek, tetapi juga investasi untuk keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang.***