Bumil Wajib Tahu Faktor Penyebab Stunting

25 Mei 2023, 09:24 WIB

KESEHATAN, OKE FLORES.com - Stunting telah menjadi topik yang sangat hangat akhir-akhir ini.

Dalam rangka Hari Gizi Nasional 2023, stunting juga diangkat sebagai topik pembahasan yang sangat menarik dan menjadi fokus bidang kesehatan pemerintah di tahun 2023.

Secara umum, stunting lebih sering terjadi pada anak yang tidak berkembang sesuai usianya. Namun, dalam arti luas, stunting diartikan sebagai kondisi anak yang relatif muda untuk usianya.

Apa yang membuat tinggi badan lebih kecil dibandingkan usia bisa jadi karena kekurangan gizi kronis.

Memang, stunting sudah bisa terjadi selama usia kehamilan, namun biasanya baru terlihat setelah usia 2 tahun.

Prevalensi stunting di Indonesia sedikit menurun pada tahun 2022 dibandingkan tahun 2021.
Pada rapat kerja BKKBN diumumkan prevalensi stunting sebesar 21,6 pada tahun 2022. Pada tahun 2021 masih sebesar 24,4 persen.

Baca Juga: Cek Fakta! Bahan Pengawet Sering Dianggap Buruk Bagi Kesehatan

Presiden Jokowi optimistis angka stunting akan turun menjadi 14 persen pada 2024, mengacu pada persyaratan WHO agar angka stunting di bawah 20 persen. Ia optimistis jika semua elemen bekerja sama, ia bisa mencapai tujuannya.

Kenali penyebab dan pencegahan stunting agar kita masyarakat Indonesia dapat bersinergi membantu menurunkan prevalensi stunting di Indonesia.

4 penyebab perlambatan

Ada banyak faktor yang berkontribusi terhadap munculnya retardasi pertumbuhan. Empat di antaranya adalah:

1. Kurangnya asupan gizi

Gizi buruk sudah bisa terjadi selama masa kehamilan, sehingga ibu hamil harus memperhatikan asupan makanan yang dikonsumsi selama masa kehamilan.
Saat ibu hamil kekurangan nutrisi, janin bisa mengalami kekurangan gizi di perut dan bertahan hingga lahir.

2. riwayat kehamilan

Tahap awal kehamilan yang dapat menjadi penyebab terhambatnya pertumbuhan adalah usia ibu hamil di bawah usia 20 tahun yang mengalami kekurangan energi kronis (ibu hamil kurang gizi).

3. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)

BBLR biasanya terjadi bila berat badan bayi kurang dari 2500 kg pada usia kehamilan 37 minggu. Ibu hamil disarankan untuk memantau kehamilannya dengan cermat di puskesmas atau poliklinik terdekat.

Baca Juga: Berikut Manfaat Mengonsumsi Singkong untuk Kesehatan

4. Pemberian MP-ASI terlalu dini

Manajemen MP-ASI prematur adalah masalah yang sering diabaikan oleh ibu baru. Alasannya adalah semakin cepat Anda memberinya MP-ASI semakin baik, meskipun yang terjadi justru sebaliknya.
Sejak usia 6 bulan, bayi juga sudah bisa mendapat makanan lain selain ASI. Pemberian MP-ASI terlalu dini, saat pencernaan bayi belum tuntas, dapat menyebabkan diare terus-menerus dan meningkatkan risiko kolik pada bayi.***

 

Editor: Paulus Adekantari

Sumber: beritasoloraya.com

Tags

Terkini

Terpopuler