Mengenal Sianida Bahan Kimia yang Mematikan

29 September 2023, 15:30 WIB
Ilustrasi, Potongan Trailer Serial Netflix Kopi Sianida /

OKE FLORES.COM - Rata-rata sianida dapat berbentuk gas atau pun kristal. Kedua bentuk tersebut sama-sama memiliki tingkat berbahaya dalam konsentrasi yang tinggi.

Melansir Pikiran-Rakyat.com Jumat 29 September 2023, beberapa orang dapat merasakan aroma khas dari sianida tersebut, yang mana aromanya mirip dengan almond yang pahit, meskipun hal tersebut tidak dapat dijadikan sebuah acuan dan tidak semua orang dapat merasakannya.

Sejarah Sianida

Sianida pada awalnya ditemukan pada tahun 1782 oleh seorang ahli kimia asal Swedia bernama Carl Wilhelm Scheele yang menciptakan pigmen biru Prusia.

Baca Juga: Berikuit Tips Rawat Kulkas Agar Tak Cepat Rusak

Hidrogen sianida dan senyawa-senyawanya banyak digunakan dalam proses kimia, termasuk dalam fumigasi untuk pengerasan besi dan basa, konsentrasi biji, dan elektroplating.

Hidrogen sianida sangat berbahaya karena dapat menghambat proses oksidasi seluler. Seorang orang dewasa dapat menahan 50-60 bagian hidrogen sianida per juta bagian udara selama satu jam tanpa adanya konsekuensi serius.

Namun, paparan dengan konsentrasi 200-500 bagian per satu juta udara selama 30 menit saja umumnya berakibat fatal.

Asam prusiak adalah pelarut yang baik untuk berbagai jenis garam, namun jarang digunakan sebagai pelarut karena terkadang sifat toksiknya.

Dalam keadaan murni, asam prusiak adalah senyawa yang stabil tetapi mudah berpolimerisasi dengan keberadaan zat dasar seperti amonia atau natrium prusiak.

Sianida pada Tubuh

Proses kerja sianida saat bertindak pada tubuh adalah sianida dengan cepat masuk ke dalam aliran darah. Tubuh akan memberikan respons yang berbeda terhadap sianida tergantung pada jumlah atau dosisnya.

Jika sianida diberikan dalam dosis kecil yang masih dapat ditoleransi oleh tubuh, sianida tersebut dapat diubah menjadi thiocyanate yang lebih aman dan dapat dikeluarkan melalui urin.

Sianida dalam dosis kecil ini juga dapat bereaksi dengan zat kimia lain dalam tubuh untuk membentuk vitamin B12, yang membantu menjaga kesehatan saraf dan sel darah merah.

Editor: Adrianus T. Jaya

Sumber: Pikiranrakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler