Gondongan Pada Anak: Penyebab dan Cara Mengobatinya, Serta Tindakan Pencegahan yang Dapat Dilakukan

1 November 2023, 14:20 WIB
Foto: Gondongan Pada Anak: Penyebab dan Cara Mengobatinya, Serta Tindakan Pencegahan yang Dapat Dilakukan /

 

OKE FLORES.COM - Gondongan adalah infeksi virus yang sangat menular pada kelenjar ludah. Penyakit ini kebanyakan menyerang anak-anak. Gejala yang paling terlihat adalah pembengkakan pada kelenjar ludah. Kelenjar ludah yang terkena disebut kelenjar parotis, itulah sebabnya leher pasien tampak bengkak.

Terkadang virus gondongan juga bisa menyebabkan peradangan pada testis, ovarium, pankreas atau meningen (selaput yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang, Bunda. Begitu seseorang menderita penyakit gondongan, mereka biasanya menjadi kebal terhadap infeksi di kemudian hari.

Sebelum vaksin gondongan diperkenalkan pada tahun 1967, penyakit ini merupakan penyakit anak-anak yang sangat umum. Untuk mencegah penyebaran penyakit gondongan, vaksin MMR (measles, mumps, dan rubella) sering diberikan sejak usia dini untuk membangun kekebalan terhadap virus.

Baca Juga: Tanda Stres Berpengaruh pada Kulit dan Rekomendasi Perawatan yang Tepat untuk Mengatasinya

Tanda dan gejala gondongan pada anak

Gejala penyakit ini bisa berbeda-beda pada setiap anak. Gejala mungkin muncul 16 hingga 18 hari setelah anak Anda terpapar virus penyebab penyakit gondongan.

Mengutip Hallo Sehat, Rabu 01 November 2023, berikut ini gejala umum penyakit gondongan tahap awal pada anak antara lain:

  • Demam lebih dari 38 derajat celcius,
  • sakit kepala,
  • penurunan nafsu makan, dan
  • anak merasa tidak enak badan.

Dalam 24 jam setelah gejala ringan di atas, anak akan merasakan tanda lanjutan, seperti:

  • Rasa sakit pada telinga atau wajah,
  • Sakit semakin parah saat mengunyah, dan
  • Nyeri parah ketika makan makanan asam yang meningkatkan produksi liur.

Baca Juga: Tanda Seseorang Memiliki IQ Rendah, Salah Satunya Cuek dengan Masa Depan

Setelah 24 jam berikutnya, anak akan merasakan gejala yang semakin parah, yaitu:

  • Pembengkakan pada salah satu kelenjar ludah dekat telinga,
  • Terkadang anak bisa mengalami pembengkakan pada kedua kelenjar ludah di pipi kiri dan kanan.

Jika melihat rangkaian gejala penyakit gondongan, pipi anak Anda akan mulai membengkak 2 hari setelah gejala pertama muncul.

Tidak ada perbedaan antara gejala gondongan pada anak dan bayi. Jika Anda melihat tanda-tanda tersebut pada anak Anda, segera hubungi dokter.

Penyebab gondongan pada anak

Gondongan disebabkan oleh virus yang disebut paramyxovirus, yang ditularkan dari anak ke anak.

Paramyxovirus menyebar melalui kontak langsung dengan cairan dari hidung dan tenggorokan. Ambil contoh, seorang teman yang terinfeksi bersin lalu memegang tangan seorang anak.

Virus yang terinfeksi juga dapat menyebar melalui udara dengan berbagi peralatan makan dan melakukan percakapan yang sangat dekat sehingga orang lain dapat menghirupnya.

Anak-anak dapat tertular 7 hari sebelum gejala muncul, dan anak-anak lainnya 5-9 hari kemudian.

Faktor yang meningkatkan risiko anak terkena gondongan

Anak-anak yang tidak menerima vaksin MMR dan melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi mempunyai risiko tinggi terkena penyakit gondongan.

Berdasarkan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anak sudah bisa menerima vaksin MMR pada usia 15 bulan.

Vaksin MMR dapat menghindarkan anak dari tiga penyakit menular, yaitu campak (measles), gondongan (gondongan), dan rubella (campak Jerman).

Komplikasi yang bisa terjadi akibat gondongan

Jika penyakit gondongan pada anak tidak ditangani dengan baik, penyakit ini dapat menimbulkan komplikasi.

Meskipun hal ini sangat jarang terjadi. Virus parotis menyebabkan peradangan pada kelenjar parotis, namun virus ini juga dapat menyebabkan peradangan pada bagian tubuh lainnya.

Peradangan di bagian tubuh lain, seperti otak dan alat kelamin, dapat menyebabkan komplikasi penyakit gondongan.

Beberapa komplikasi penyakit gondongan antara lain:

  • Orchitis: peradangan pada testis
  • Meningitis: peradangan pada selaput sekitar sumsum tulang belakang dan otak
  • Ensefalitis: peradangan pada otak
  • Pankreatitis: peradangan pada pankreas.

Sebelum menjadi komplikasi, ada baiknya orangtua segera membawa anak ke dokter ketika menemukan gejala.

Pengobatan gondongan pada anak

Karena penyakit gondongan dan penyakit gondongan pada anak merupakan dua penyakit yang berbeda, maka ibu tidak bisa mengobatinya dengan cara yang sama.

Pengobatan penyakit gondongan pada anak dan bayi bergantung pada gejala, usia, dan kesehatan anak Anda.

Namun yang pasti anak Anda tidak akan mendapat antibiotik karena penyakit gondongan disebabkan oleh virus, bukan bakteri.

Sebagai pengobatan pertama untuk meredakan gejala, orang tua bisa melakukan hal ini.

  • banyak istirahat,
  • minum banyak cairan, dan
  • minum obat penurun demam (acetaminophen atau ibuprofen).

Obat gondongan untuk anak bisa ibu sesuaikan dengan usia si kecil. Sebaiknya tidak memberikan ibuprofen pada bayi gondongan usia kurang dari 6 bulan.

Konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan obat dan penanganan yang tepat.

Cara mencegah gondongan pada anak

Vaksin MMR merupakan salah satu cara untuk mencegah penyakit ini. Sesuai anjuran Ikatan Dokter Anak Indonesia, anak sudah bisa menerima vaksin MMR pada usia 15 bulan.

Kemudian jadwalkan vaksinasi ulang saat anak berusia 5-6 tahun. Vaksin untuk mencegah penyakit gondongan serta penyakit campak dan campak jerman (cacar air).

Setelah menerima vaksin ini, kemungkinan terkena penyakit gondongan sangat kecil. Hal ini disebabkan karena tubuh anak telah mengembangkan antibodi yang mampu melawan virus penyebab penyakit gondongan (jika virus masuk ke dalam tubuh anak).

Oleh karena itu, pemberian vaksin gondongan pada bayi dan anak penting dilakukan untuk menurunkan angka penyakit gondongan di Indonesia.

Pemberian vaksin MMR secara teratur dapat mengurangi kemungkinan anak yang terinfeksi terkena penyakit gondongan.

Dan yang terakhir, penyakit gondongan sangat jarang terjadi di Indonesia.***

 

Editor: Adrianus T. Jaya

Sumber: Hallo Sehat

Tags

Terkini

Terpopuler