6 Tradisi Natal di Indonesia yang Terkenal Unik dan Penuh Makna, Salah Satunya Meriam Bambu di Flores

6 Desember 2023, 10:22 WIB
foto ilustrasi/ 6 Tradisi Natal di Indonesia yang Terkenal Unik dan Penuh Makna, Salah Satunya Meriam Bambu di Flores /

OKE FLORES.COM - Tidak terasa sebentar lagi kita akan memasuki akhir tahun. Itu artinya, dalam hitungan hari, kita akan menyambut perayaan Natal yang jatuh setiap tanggal 25 Desember.

Berbicara tentang Natal, tahukah Sobat okeflores, ternyata setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi perayaan Natal yang berbeda-beda dan unik.

Tidak hanya menghias pohon Natal dengan berbagai ornamen. Tradisi perayaan Natal di berbagai wilayah Indonesia adalah simbol kebersamaan yang telah dilakukan sejak lama.

Baca Juga: Mengenal Obat-obatan Asma yang Sesuai dengan Kebutuhan Anda

Bahkan, setiap tradisi perayaan Natal memiliki hubungan yang kuat dengan budaya asli dan memiliki banyak makna.

Dikutip dari berbagai sumber berikut 6 tradisi Natal di Indonesia yang terkenal unik dan penuh makna:

1. Wayang Wahyu (Yogyakarta)

Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), ada banyak tradisi Natal yang unik dan menarik untuk diikuti. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, tradisi Natal di Yogyakarta dimeriahkan dengan pertunjukan Wayang Wahyu, yaitu pertunjukan wayang kulit yang diambil dari kisah-kisah dalam Alkitab.

Wayang Wahyu tidak hanya pentas wayang "biasa", tetapi juga menjadi cara untuk menyampaikan wahyu atau firman Tuhan. Menariknya lagi, tradisi ini juga digunakan untuk menunjukkan akulturasi budaya dan simbol toleransi terhadap keberagaman.

2. Marbinda dan Marhobas (Sumatra Utara)

Marbinda dan Marhobas adalah dua tradisi Natal yang luar biasa dari masyarakat Batak Toba di Sumatra Utara. Meskipun Marbinda adalah tradisi menyembelih hewan menjelang Natal, Marhobas adalah tradisi memasak hasil sembelih yang dilakukan oleh pria.

Tradisi Natal Marhobas dan Marbinda tidak hanya menunjukkan persaudaraan dan solidaritas komunitas. Namun, sebagai cara untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan.

3. Kunci Taon (Sulawesi Utara)

Salah satu tradisi Natal Indonesia yang unik adalah Kunci Taon. Ini banyak dilakukan di Manado, Sulawesi Utara, dan secara resmi dimulai pada bulan Desember.

Tradisi Natal Kunci Taon dimulai dengan berbagai ibadah di gereja sebelum ziarah ke makam anggota keluarga.

Saat berziarah ke makam, sebagian besar orang Manado akan meletakkan lampu hias di atasnya. Tetapi pada Minggu pertama Januari, perayaan Natal baru akan mencapai puncaknya.

Tradisi Kunci Taon ditutup dengan pawai keliling yang dipenuhi dengan orang-orang yang mengenakan kostum yang berbeda.

4. Meriam Bambu (Flores)

Selanjutnya adalah tradisi Meriam Bambu di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Ini adalah salah satu tradisi Natal paling meriah di Indonesia, dan telah dilakukan sejak 1980-an.

Saat itu, suara menggelegar dari meriam bambu digunakan untuk memberi tahu orang bahwa sesuatu yang buruk sedang terjadi. Namun, seiring waktu, tradisi Natal ini digunakan untuk menyatakan kegembiraan atas kelahiran Yesus Kristus.

5. Ngejot dan Penjor (Bali)

Bali terkenal memiliki toleransi agama yang tinggi, jadi tidak mengherankan jika akan menemukan tradisi agama dari setiap agama di sana. Ini termasuk tradisi Natal, yang juga dikenal sebagai tradisi Ngejot dan Penjor.

Singkatnya, Ngejot adalah tradisi Natal di mana orang berbagi makanan dengan satu sama lain, dengan makanan yang disesuaikan dengan agama masing-masing orang. 

Penjor, di sisi lain, adalah tradisi memasang bambu tinggi melengkung sebagai cara untuk berterima kasih kepada anugerah Tuhan.

6. Rabo-Rabo (Jakarta)

Kampung Tugu di Kawasan Cilincing, Jakarta Utara, adalah rumah bagi tradisi Rabo-Rabo, sebuah tradisi Natal yang unik dan masih dilestarikan di kota metropolitan yang terkenal dengan gaya hidup modern. Orang-orang Kristen yang berasal dari Portugal tinggal di kawasan ini.

Setiap tahun menjelang Hari Natal, Rabo-Rabo, yang diartikan sebagai "Ekor-Mengekor", dilakukan dengan berkeliling kampung dan mengunjungi rumah-rumah anggota keluarga sambil menyanyikan lagu keroncong.

Puncak perayaan Rabo-Rabo adalah tradisi mandi-mandi, yang berarti memakai bedak putih di wajah satu sama lain. Kegiatan ini dianggap sebagai simbol penebusan dosa dan pengampunan, serta untuk memulai dan menyambut Tahun Baru dengan bersih.***

 

Editor: Adrianus T. Jaya

Tags

Terkini

Terpopuler