Penelitian: Risiko Demensia Dapat Berkurang dengan Penurun Tekanan Darah

- 24 Mei 2023, 09:09 WIB
Penelitian: Risiko Demensia Dapat Berkurang dengan Penurun Tekanan Darah
Penelitian: Risiko Demensia Dapat Berkurang dengan Penurun Tekanan Darah /Ilustrasi: Fabiosa/Fabiosa

GAYA HIDUP, OKE FLORES.com - Demensia sedang meningkat di seluruh dunia, jadi penelitian baru dari Universitas New South Wales (UNSW) mencari solusinya.

Dilaporkan bahwa sekitar 55 juta orang di seluruh dunia menderita demensia, yang mempengaruhi aktivitas sehari-hari mereka. 

Baca Juga: Beberapa Tanda Anda Mengidap Alzheimer, Penyakit yang Menyerang Otak Manusia

Melansir Pikiranrakyat.com, WHO, bahkan memastikan bahwa risiko demensia akan selalu ada lantaran setiap tahun terus memunculkan 10 juta kasus baru.

Diketahui, demensia merupakan penurunan fungsi kognitif yang berasal dari penuaan biologis.


Untuk itu, studi baru yang dirilis peneliti dari UNSW memaparkan, bahwa risiko demensia dapat berkurang dengan menurunkan tekanan darah.

Dijelaskan, studi baru itu memakai lima uji coba acak terkontrol plasebo double-blind yang menggunakan perawatan penurun tekanan darah.

Kemudian, uji coba melibatkan total 28.008 individu dari 20 negara dengan usia rata-rata 69 tahun.

Hasilnya, ditemukan ada efek pengobatan mengurangi demensia dengan penurunan tekanan darah itu.

Baca Juga: Berikut Penjelasannya, Kenapa Seseorang Bisa Mengalami Demensia?

"Kami menemukan ada efek pengobatan yang signifikan dalam menurunkan kemungkinan demensia yang terkait dengan penurunan tekanan darah yang berkelanjutan pada populasi yang lebih tua ini," ujar Ruth Peters, seorang profesor UNSW Sydney yang memimpin studi baru itu.

Dalam arti lain, para peneliti studi baru itu meyakini bahwa risiko demensia dapat terjadi lebih rendah dengan mencoba penurunan tekanan darah.

"Hasil kami menyiratkan hubungan linier yang luas antara penurunan tekanan darah dan risiko demensia yang lebih rendah, terlepas dari jenis perawatan apa yang digunakan," ujarnya lagi.

Dengan hasil studi baru itu, para peneliti mengharapkan ini jadi langkah maju yang disambut baik.

Bahkan, hasil studi baru ini juga diharapkan dapat membantu merancang langkah-langkah pengobatan demensia yang relevan.***

Editor: Sastriana Jedaun

Sumber: Pikiranrakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah