Network
OKE FLORES.com - Dokter spesialis anak lulusan Universitas Indonesia dr. I Gusti Ayu Nyoman Partiwi, Sp.A, MARS, mengatakan peran aktif tenaga kesehatan sangat penting dalam membantu ibu yang melahirkan dan menyusui.
"Sebagai tenaga kesehatan, nggak boleh pasif. Artinya dia (ibu yang baru melahirkan merasa (air susu ibu) kurang terus tambah saja (susu) formula. Itu jangan (dilakukan) karena itu yang salah satunya kegagalan menyusui," ucap dokter yang disapa Tiwi itu dalam diskusi kesehatan di Jakarta, melansir Antara-Banten, Selasa 1 Agustus 2023.
Tiwi mengatakan, tenaga kesehatan sangat dibutuhkan bagi ibu baru untuk mendampingi saat mengalami kesulitan dalam menyusui. Tiga sampai empat hari pertama menyusui adalah saat dimana peran tenaga kesehatan sangat penting karena akan mempengaruhi produksi ASI ibu menyusui, baik menurun maupun meningkat melalui pendidikan aktif.
Baca Juga: Presiden Jokowi: Hati-hati dalam Memilih Pemimpin
Tiwi menunjukkan bahwa ASI yang ditujukan untuk ibu baru menghasilkan kolostrum, dengan sedikit pengaruh pada berat badan bayi selama tiga hari. Namun, jika ibu tetap menyusui bayinya, produksi ASI akan lancar dan bayi akan mencapai berat lahir normal setelah tujuh hari.
"Harus kita bangkitkan dengan cara dia (ibu yang baru melahirkan) tahu persis kenapa dia memilih ASI, apa pentingnya menyusui, intensi keinginan orang menyusui itu harus aktif kita suarakan. Kalau niat menyusui ada, pasti bisa menyusui," kata Tiwi.
Terkadang, kurangnya dukungan dari suami dan keluarga dapat menyebabkan ibu melahirkan dan tidak dapat menyusui sehingga memaksa mereka untuk menyusui bayinya sejak dini. Menurut Tiwi, pemberian susu formula dilakukan dalam waktu empat hari sejak bayi lahir, dengan pengawasan dan anjuran dokter spesialis anak.
Bagi ibu yang bekerja, kata Tiwi, minimnya alat bantu menyusui menjadi salah satu penyebab ibu tidak bisa memenuhi kebutuhan menyusui bayinya. Misalnya, tidak ada ruang menyusui atau kesulitan memeras ASI selama jam kerja.
