Inilah 7 Penyebab Bayi dan Anak-anak Muntah Diserta Gejala yang Perlu Diwaspadai

- 17 November 2023, 10:40 WIB
Foto: Inilah 7 Penyebab Bayi dan Anak-anak Muntah Diserta Gejala yang Perlu Diwaspadai
Foto: Inilah 7 Penyebab Bayi dan Anak-anak Muntah Diserta Gejala yang Perlu Diwaspadai /

Lalu keadaan seperti apa yang menandakan bahwa sebenarnya keadaan anak Anda tergolong normal?

  • Muntah tidak disertai demam tinggi
  • Anak masih mau makan dan minum
  • Anak masih bisa bermain, tidak rewel berlebihan
  • Anak masih responsif
  • Gejala dan efek muntah mereda setelah 6-24 jam
  • Tidak ada darah dan cairan empedu (biasanya berwarna kehijauan) pada muntahan anak

Kondisi muntah pada bayi anak yang perlu diwaspadai

Meski umumnya muntah pada bayi dan anak adalah hal normal, tapi orangtua tetap perlu waspada. Hal-hal di bawah ini bisa menjadi tanda ada masalah lain yang lebih serius, yaitu berikut.

  • Anak lemas dan tidak responsif.
  • Kulit menjadi pucat dan dingin.
  • Anak kehilangan nafsu makan dan menolak makan.
  • Timbul gejala dehidrasi seperti mulut kering, menangis tidak mengeluarkan air mata, dan buang air kecil tidak sesering biasanya.
  • Muntah lebih dari tiga kali dalam 24 jam atau berlangsung selama lebih dari tiga hari.
  • Muntah disertai demam.
  • Muntah dan diare secara bersamaan.
  • Sakit pada perut yang tidak tertahankan serta muncul pembengkakan pada perut.
  • Ada substansi darah atau cairan empedu pada muntahannya.
  • Nafas menjadi pendek-pendek.

Jika keadaan seperti di atas muncul, Anda harus mempertimbangkan memeriksakan anak ke dokter.

Apa bedanya muntah dan gumoh yang sering dialami bayi?

Ada perbedaan antara muntah dan gumoh. Muntah adalah pengeluaran paksa isi lambung melalui mulut.

Muntah terjadi ketika otot perut dan dada berkontraksi kuat, namun perut berelaksasi. Efek refleks ini dipicu oleh “pusat muntah” otak ketika dirangsang oleh pengaruh-pengaruh berikut.

  • Saraf dari perut dan usus ketika saluran gastrointestinal mengalami iritasi atau pembengkakan karena infeksi atau penyumbatan.
  • Zat kimia di dalam darah, misalnya obat-obatan.
  • Rangsangan psikologis dari penglihatan atau penciuman yang mengerikan.
  • Rangsangan dari telinga bagian tengah, seperti muntah yang disebabkan oleh mabuk kendaraan.

Sedangkan regurgitasi (gumoh) merupakan keluarnya isi lambung yang sering terjadi saat anak bersendawa. Gumoh paling sering terlihat pada bayi berusia antara 4 dan 6 bulan, karena sistem pencernaannya belum lengkap.

Air liur mengalir dari mulut sebagai air liur tanpa kontraksi perut. Pada saat yang sama, cairan muntah keluar secara muncrat, yang disertai dengan kontraksi otot perut.

Selain itu, meludah bersifat pasif. Artinya, gumoh tidak memerlukan usaha atau paksaan dari anak. Berbeda dengan muntah yang terjadi secara aktif ketika ada tenaga untuk mengosongkan isi lambung.

Regurgitasi bisa terjadi karena bayi terlalu kenyang, posisi bayi saat menyusui tidak benar, keluarnya udara saat menyusui, dan saat menghisap ASI dengan cepat.

Gumoh merupakan reaksi alami dan normal saat tubuh bayi berusaha mengeluarkan udara yang ditelan bayi saat menyusui. Muntah merupakan tanda adanya gangguan pencernaan pada bayi.

Halaman:

Editor: Adrianus T. Jaya

Sumber: Hallo Sehat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah