Kelainan Struktural Tubuh: Adanya kelainan atau sumbatan pada saluran tuba dapat menyebabkan telur tidak dapat bergerak menuju rahim dengan normal.
Kontrasepsi Tuba: Penggunaan alat kontrasepsi tuba (IUD) dapat meningkatkan risiko kehamilan ektopik jika kehamilan terjadi.
Gejala Kehamilan Ektopik
Beberapa gejala kehamilan ektopik meliputi:
Baca Juga: Trimester 2: Fase Kehamilan Paling Penting untuk Ibu dan Janin, Sampai Perbedaan Gairah Seksual
-
Nyeri di Satu Sisi Panggul: Nyeri yang tajam atau kram di satu sisi panggul dapat menjadi tanda awal kehamilan ektopik.
-
Perdarahan: Perdarahan vagina yang ringan hingga sedang dapat terjadi, sering kali disertai dengan nyeri.
-
Pusing atau Pingsan: Jika saluran tuba pecah dan menyebabkan pendarahan internal, gejala seperti pusing, pingsan, atau nyeri di bahu dapat muncul.
Diagnosis dan Pengobatan
Diagnosis kehamilan ektopik umumnya melibatkan pemeriksaan fisik, tes darah untuk mengukur tingkat hormon kehamilan (hCG), dan pemindaian ultrasonografi.
Jika terdeteksi dini, pengobatan bisa dilakukan untuk mencegah komplikasi serius.
Pengobatan kehamilan ektopik dapat melibatkan obat-obatan untuk menghentikan pertumbuhan janin dan operasi untuk mengangkat janin yang abnormal.