Suster Tesi Jadi Tokoh Inspiratif Dibalik Suksesnya Drama Tablo Jalan Salib di Ruteng

- 7 April 2023, 19:21 WIB
Suster Theresia Tika
Suster Theresia Tika /

Okeflores.com - Anak Putra-Putri Altar (PPA) yang didampingi Sr Tesi sukses membawakan kisah sengsara dan wafat Yesus Kristus pada Jumat Agung, 7 April 2023 pagi.

Kini, hampir setiap hari, setiap minggu dan pada menjelang perayaan besar Gerejani, Sr Tesi selalu berada di dekat anak-anak PPA. Bahkan boleh dibilang, di mana ada anak-anak PPA, di situ pasti ada Sr Tesi.

Geraknya cepat. Tak pernah terlihat bisa tinggal diam. Bila ada 2 Misa yang dihelat bersamaan di Gereja dan Aula Paroki Kumba, ia tak pernah diam. Selalu saja bergantian berada di dua tempat itu, untuk memastikan anak-anak PPA dalam keadaan siap menjalankan tugas sebagai Misdinar.

Ia terus setia mendampingi anak-anak itu dengan jiwa pelayaanan tanpa pamrih. “Saya memiliki impian, anak-anak PPA tetap selalu semangat untuk melayani Gereja. Semoga semakin banyak anak yang terpanggil bergabung dalam kelompok PPA,” tuturnya.

Susah senang menjadi pendamping PPA, telah ia alami. Bagai air yang mengalir, ia terus berjalan bersama anak-anak PPA melewati hari demi hari dalam semangat pelayanan.

“Lebih banyak senangnya, damping anak PPA. Saya merasa betah dengan mereka. Mereka semua sepertti anak sendiri. Mereka juga kompak, saling kerja sama yang bagus dengan penuh semangat.”

Sebagai seorang biarawati yang lembut, penuh kasih sayang dan penyabar pada anak-anak, Sr Tesi sering terharu, melihat anak-anak PPA yang juga selalu mendukungnya agar terus bersemangat menjadi pembimbing.

“Bahkan mereka sering bilang, kalau suatu saat mereka mau dialihkan menjadi OMK, mereka dengan polos meminta saya menjadi pendamping karena sudah merasa betah dan seperti orang tua, seperti ibu mereka sendiri,” kisah Sr Tesi.

Di tablo Jalan Salib yang mendapat pujian banyak orang itu, sejak Perhentian Yesus Berjumpa dengan Ibunya, Sr Tesi nampak tak putus meneteskan air mata. Ia mungkin terharu bercampur bangga, anak-anak PPA itu, membanggakan hatinya yang sempat dihinggap galau, takut mereka tak bisa memainkan tablo dengan baik.

“Saya terharu, bangga dan banyak perasaan campur aduk waktu tadi melihat mereka dari Lapangan Motang Rua. Mereka luar biasa. Saya menangis karena terharu. Menangis terharu mengenang kembali saat-saat mereka latihan, perjuangan mereka yang selalu semangat,”kisahnya.

Siapa Suster Theresia Tika

Theresia Tika atau disapa Sr Tesi lahir di Deaa Paka, Kabupaten Manggarai, 10 Mei 1983, itu putri ke 5 dari 6 bersaudara perempuan pasangan (Almarhum) Bapak Bernadus Ngabut dan Mama Veronia Ike. Setamat SMA Widya Bhakti Ruteng, ia sempat istirahat hampir setahun dan kemudian melamar ke Kongregasi Suster-Suster Katekis Hati Kudus (SCSC).

Tahun 2005, Sr Tesi mulai diterima sebagai aspiran dan pada tahun yang sama ia menuju Italia untuk melanjutkan masa formasi selama 2 tahun. Ia menerima kaul kekal di Biara SCSC Italia tahun 2019 bersama 8 suster lainnya, dari Indonesia 5 orang suster.

Sr Tesi lalu kembali ke Indonesia, dan sampai saat ini tinggal di komunitas Biara SCSC di Langgo- Labe, Ruteng. Saat duduk dibangku SMA, ia sudah mulai merasakan kuatnya panggilan untuk menjadi biarawati. “Saya ambil keputusan itu. Ingin menjadi biarawati. Awalnya orang tua tidak setuju. Saya tetap membulatkan tekad untuk menjadi biarawati,” kisah Sr Tesi.

Dari Kampung Paka, 8 bulan setamat dari bangku SMA, ia memilih minggat atau kabur dari rumah orang tuanya, tanpa sepengetahuan orang-orang rumah, menuju Ruteng .

“Mama suruh saya ke pesar di Iteng. Malamnya saya sudah kumpul memang semua pakaian dan ijasah. Ada kakak saya yang bantu untuk antar pakaian itu jauh dari rumah. Dia tunggu di pinggir jalan. Lalu, saya naik oto datang ke Ruteng, langsung ke biara SCSC. Syukurnya, komunitas biara terima saya dengan baik,”kisahnya.

Kala itu, Biara SCSC masih berada di Wae Palo, Ruteng. Tepat jam 12 siang, Sr Tesi tiba di pintu biara. Hatinya berdegup.

“Turun dari oto, saya sempat ragu, karena saya datang sendiri tanpa ada suster lain dari biara SCSC yang ajak sebelumnya. Saat saya masuk ke pintu biara, para suster ternyata menyambut saya dengan baik,” kenangnya.***

 

Editor: Paulus Adekantari


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x