Blak-Blakan! ASN Kota Bekasi Curhat Situasi Pemerintahan Pasca Rahmat Effendi Ditangkap KPK, Ternyata.....

29 Mei 2023, 12:12 WIB

NTT, OKE FLORES.com - Di Kota Bekasi, akun Twitter yang mengaku sebagai perwakilan Aparatur Sipil Negara (ASN) Kota Bekasi dan berbicara terang-terangan tentang keadaan pemerintahan pasca penangkapan Pepen oleh KPK, kini telah divonis 12 tahun di penjara.

Akun bernama @ameliaherawati mengakui adanya hubungan politik Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi alias Pepen (kini nonaktif karena terpidana di Komisi Pemberantasan Korupsi) dan Wakil Wali Kota Bekasi Dr. Adhianto (sekarang Plt Walikota Bekasi) berdampak besar tindakan pemerintah.

Amelia Herawati juga mengaku sangat memahami politik Kota Bekasi karena berprofesi sebagai ASN Kota Bekasi.
Tweet-nya itu ditulis pada 27 Mei 2023 malam, yang kemudian telah dilihat lebih dari 600 ribu akun juga di tweet ulang sebanyak 2.213.

Awalnya ia menanggapi aksi yang belakangan ramai di Kota Bekasi. Running text LED Display di 2 tempat diretas dengan kalimat umpatan 'Plt Wali Kota Bekasi Bobrok'.

Menurut Amelia Herawati, kinerja Plt Wali Kota Bekasi Tri Adhianto saat ini sedang berbenah sisa-sisa pemerintahan Rahmat Effendi yang dibentuk di dalam pemerintah Kota Bekasi.

Namun di sisi lain kata Amelia, Tri pun terkendala status jabatan Tri Adhianto yang hanya Plt (Pelaksana tugas).

"Btw, hadirnya Tri ini udah kek oasis ditengah gurun buat ASN. Kenapa? Zaman Pepen dulu, kerjanya banyak tekanan, aturan harus ditrobos, dan tentunya para pejabat harus pinter cari

"cuan" buat bensin anaknya dgn cara apapun. Jadinya staff macem gue inilah yg kena dampaknya," tulis @ameliaherawati.

"Lanjut. Lalu kenapa warga Bekasi sering mengkritisi kepemerintahan di zaman Tri Adhianto? Ya karna Tri Adhianto masih fokus sibuk 'nyapuin' sisa-sisa kerjaan Pepen yg masih belum tuntas. Ditambah, Tri yg masih menjabat PLT ini blm juga di definitifkan menjadi Walikota," katanya.

"Ohya, salah satu yg fokus di perbaiki Tri adalah unsur pejabatnya, karna dl pepen menaruh pejabat sesuai dgn nominal, kini mulai dibenahi sesuai dgn kapasitas dan kemampuan. Adalagi ketika mau melakukan kebijakan pembatasan jam operasional Truk, Tri harus bersurat kepada BPTJ dsb" melansir Disway.id Senin 29 Mei 2023. 

Amelia juga menceritakan perbedaan antara pemerintahan saat Pepen masih aktif menjabat Wali Kota dengan Tri yang menjabat Plt.
Amelia menceritakan kondisi politik ketika nama Tri Adhianto mencuat dan naik daun di sosial media.

Pepen kemudian merasa inscure. Setelah itu jadilah perang dingin antara Pepen dan Tri.

Tak hanya perang dingin, Pepen bahkan tidak memberikan porsi jabatan Wakil Wali Kota secara penuh.

"Oke kita Flashback dl. Sebelum PEPEN KETANGKEP KPK. 'Pepen ga ngasih ruang gerak/porsi kerjaan ke Tri sebagai Wakilnya' Pas nyalon akur, tapi di pertengahan jabatan mulai muncul konflik yang bikin gep diantara keduanya. Hal ini lumrah trjd di semua wilayah kota/kab Indonesia".

Pepen sebagaimana ditulis Amelia, jarang mengajak Tri untuk diskusi atau menetapkan kebijakan terkait Kota Bekasi.

"Pernah ada pejabat yg cm ngobrol biasa sama Tri, bsknya lgsg dimutasi ke ujung bekasi. Contoh lainnya, Jarang bgt Tri diajak Pepen utk diskusi/eksekusi program2 dijalakan pemkot. Tri cm dikasih kerjaan yang itu bisa sebenernya bs dikerjain pejabat selevel lurah. Ngeri ya".

Tak hanya itu, akun yang seolah mengetahui luar dalam Pemerintah Kota Bekasi itu juga menyinggung putri Rahmat Effendi yang kini menjabat Ketua PMI Kota Bekasi Ade Puspitasari.
"Ok Lanjut. Dulu Pepen berencana mendorong anaknya utk jadi walikota gantiin dia (bikin dinasti).

Tapi, ada ancaman ketika popularitas Tri makin menonjol (aktif di sosmed). Nah, Pepen bisa mengukur Kinerja Tri ini bisa jadi boomerang buat rencananya," tulisnya.

Meski menuliskan tentang kondisi politik dalam pemerintahan Kota Bekasi namun Amelia Herawati mengaku bahwa dirinya tidak bermaksud menyudutkan salah satu pihak. Hanya ingin memberikan pemahaman kepada masyarakat bagaimana situasi yang sebenarnya.

"Gw ga menyudutkan atau membela salah satu pihak ya. ungkin bisa jadi edukasi politik untuk kita. Karena kita biasanya lebih mudah menghakimi sesuatu ketika kita belum pernah merasakan/berada pada posisi / lingkungan yang kita jadikan objek," tulisnya.***

Editor: Paulus Adekantari

Sumber: Disway.id

Tags

Terkini

Terpopuler