"Akhirnya dia tidak mau makan sayur dan lain-lain, hanya makan gula saja jadi kalorinya tinggi," ujarnya lagi,
Dengan konsumsi kental manis berlebihan, anak-anak akan mendapati penurunan nafsu makan. Kemudian, secara bertahap, anak-anak juga mengalami defisiensi makronutrien atau kekurangan gizi makro.
Diketahui, gizi makro yang dibutuhkan tubuh anak sebenarnya mudah ditemui dengan mengonsumsi ikan ataupun telur.
Jika dibiarkan, berat badan anak akan terus menurun dan bisa terindikasi terkena stunting akibat kekurangan gizi.
Menyikapi hal itu, dr. Agnes meminta pengetahuan para orang harus ditingkatkan dengan mematuhi anjuran yang diberikan dokter-dokter di sekitarnya.
Kopmas minta Pemerintah benahi pemahaman masyarakat
Koalisi Perlindungan Kesehatan Masyarakat (Kopmas) mendesak pemerintah terjun langsung untuk membenahi pemahaman masyarakat soal konsumsi kental manis pada anak-anak yang sudah menjadi kebiasaan umum.
Kopmas menilai terciptanya kebiasaan umum terkait kental manis berawal dari iklan pembodohan yang membranding sisi-sisi terbaik dari produknya.
Akhirnya yang tersisa, pemerintah harus kerja keras lagi memperbaiki pemahaman salah yang disebabkan iklan-iklan kental manis itu.
"Tugas pemerintah belum selesai, ada tanggung jawab terhadap masyarakat untuk mengedukasi secara terus menerus," ujar Ketua Kopmas Rita Nurini dalam suatu kesempatan.