Ini Alasan TNI Tidak Melakukan Serangan Udara untuk Menumpas KKB Papua

- 5 Mei 2023, 11:52 WIB
Ilustrasi Ini Alasan TNI Tidak Melakukan Serangan Udara untuk Menumpas KKB Papua/Military_Material/pixabay.com /
Ilustrasi Ini Alasan TNI Tidak Melakukan Serangan Udara untuk Menumpas KKB Papua/Military_Material/pixabay.com / /

PAPUA, OKE FLORES.com - KKB Papua secara terang-terangan menyatakan bahwa tujuan mereka adalah untuk memecah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) menjadi satu negara.

Sebelum lahir sebagai KKB, kelompok ini dikenal sebagai Organisasi Papua Merdeka (OPM).
 
OPM berdiri pada tahun 1965 dan mengakhiri pemerintahan provinsi Papua dan Papua Barat yang dulunya bernama Irian Jaya. Mereka berencana untuk meninggalkan Indonesia.
 
 
Catatan menunjukkan KKB sering beroperasi di pegunungan Papua. Beberapa provinsi sebelumnya dianggap rawan aksi mereka, antara lain Puncak, Yahukimo, Nduga, dan Intan Jaya.
 
Saat ini ada lima grup yang memiliki pemimpin: Rekagaku Terengen, Egianus Kogoya, Johnny Botak, Demianus Magai Yogi dan Sabinus Waker. Dari kelima kelompok tersebut, Rekagaku terenggen dan Egianus kogoya dianggap paling berbahaya.
 

 
KKB Papua dilengkapi dengan persenjataan lengkap dan modern dan selama ini sulit diberantas.
 
Kejahatan yang dilakukan oleh KKB Papua antara lain penyerangan terhadap pekerja, penusukan, penembakan rumah dan sekolah, serta pembakaran di beberapa wilayah Papua.
 
 
Awal Mei 2022, Polly dan seorang pegawai TNI mengalami luka tembak saat menghadiri kebaktian Minggu di Gereja Protestan Okbi Babu di Distrik Ok Bi Babu, Provinsi Gunung Bintan, Papua.

Sementara pada 22 April 2022, anggota marinir TNI AL Praka Dwi gugur dalam serangan oleh KKB di Pos Satgas Kodim Mupe Yonif 3 Mar di Kaikote, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga.

Baca Juga: Asprov PSSI NTT Terbitkan Aturan untuk Pagelaran Event Sepak Bola di NTT....

Pertanyaannya, dengan korban yang terus berguguran, mengapa TNI tidak mencoba melakukan serangan udara terhadap KKB?

Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengatakan, akan timbul risiko lebih besar ketika TNI memilih serangan udara.

Sebab, serangan udara dilakukan setelah target benar-benar dipastikan secara presisi.

Halaman:

Editor: Paulus Adekantari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x