Network
OKE FLORES.COM - Untung Tamsil, Bupati Fakfak, dikenal sebagai kepala daerah termiskin di Papua Barat.
Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) menunjukkan bahwa kekayaan Untung Tamsil berada pada posisi negatif, yaitu minus Rp117.956.526.
Ini menjadikannya salah satu pejabat daerah dengan kekayaan paling sedikit di wilayah tersebut.
Baca Juga: Daftar Nama Kepala Daerah Termiskin di Papua Barat Versi LHKPN
Dalam laporan tersebut, Untung Tamsil tidak memiliki rumah atau tanah.
Ini adalah kondisi yang cukup mengejutkan mengingat posisi dan tanggung jawabnya sebagai bupati.
Berikut adalah rincian harta kekayaan yang dimiliki Untung Tamsil:
Aset Tanah dan Bangunan: Tidak ada.
Alat Transportasi dan Mesin: Dua unit motor, yaitu Suzuki Satria FU tahun 2012 senilai Rp9.000.000 dan Yamaha X-Trail tahun 2015 senilai Rp8.000.000 (Fajar Papua).
Harta Bergerak Lainnya: Senilai Rp282.099.000.
Kas dan Setara Kas: Senilai Rp31.500.000.
Hutang yang Besar
Selain aset yang sangat terbatas, Untung Tamsil memiliki hutang yang cukup besar, mencapai Rp510.022.198.
Ini menyebabkan total kekayaannya berada pada angka minus (Fajar Papua).
Sebelum menjabat sebagai Bupati Fakfak, Untung Tamsil sudah mengabdi di lingkungan pemerintahan daerah tersebut dalam berbagai posisi, termasuk sebagai Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Fakfak.
Ia dilantik sebagai Bupati Fakfak bersama wakilnya, Yohana Dina Hindom, untuk masa bakti 2021 hingga 2026 (Fajar Papua).
Kondisi ekonomi yang sulit tidak menghalangi Untung Tamsil untuk tetap berkomitmen menjalankan tugasnya sebagai bupati.
Tantangan besar ini menggarisbawahi dedikasinya untuk melayani masyarakat Fakfak meskipun dengan sumber daya pribadi yang sangat terbatas.
Situasi ini juga mencerminkan tantangan ekonomi yang lebih luas di wilayah Papua Barat, yang memerlukan perhatian dan solusi berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Untung Tamsil adalah contoh nyata bagaimana beberapa pejabat daerah di Indonesia, meskipun berada dalam posisi penting, tetap harus menghadapi tantangan ekonomi yang signifikan dalam kehidupan pribadi mereka.***
