Sejarah PSHT: Pencak Silat Dulu Milik Kaum Elit, Kini Milik Semua Masyarakat

- 7 Juni 2023, 09:07 WIB
Sejarah PSHT: Pencak Silat Dulu Milik Kaum Elit, Kini Milik Semua Masyarakat
Sejarah PSHT: Pencak Silat Dulu Milik Kaum Elit, Kini Milik Semua Masyarakat /

Hal ini sesuai dengan semboyan bangsa Indonesia yang tertuang dalam lambang negara “Bhineka Tunggal Ika” yang bermakna berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

Baca Juga: Siswa Harus Belajar Bergantian, 3 Kelas di SDN Cintalaksana Bandung Barat Rusak

PSHT tidak berafiliasi dengan partai politik manapun.

Sejarah PSHT

Berdirinya Setia Hati

Pada tahun 1903, Ki Ageng Ngabehi Soerodiwirjo meletakkan dasar gaya Pencak Silat Setia Hati di Kampung Tambak Gringsing, Surabaya (kawasan dekat Tanjung Perak).

Sebelumnya, gaya silat ini ia namai Djojo Gendilo Tjipto Muljo dengan sistem persaudaraan yang dinamai Sedulur Tunggal Ketjer. Pada tahun 1917, ia pindah ke Madiun dan mendirikan Persaudaraan Setia Hati di Winongo.

Berdirinya PSHT

Pada tahun 1922, Ki Hadjar Hardjo Oetomo salah satu pengikut aliran Pencak Silat Setia Hati yang berasal dari Pilangbango, Madiun, meminta izin kepada Ki Ageng Ngabehi Soerodiwirjo untuk mendirikan pusat pendidikan pencak silat dengan aliran Setia Hati.

Pasalnya saat itu, ilmu Pencak Silat hanya diajarkan kepada mereka yang memiliki status bangsawan seperti bupati, wedana atau masyarkat bangsawan yang memiliki gelar raden.

Ki Hardjo Oetomo ingin ilmu Pencak Silat bisa dipelajari oleh rakyat jelata dan pejuang perintis kemerdekaan.

Melihat niat baik tersebut, Ki Ageng Ngabehi Soerodiwirjo pun menyetujuinya dengan syarat pusat pendidikan nanti harus memiliki nama yang berbeda.

Akhirnya didirikanlah SH PSC (Persaudaraan Setia Hati "Pemuda Sport Club").

Halaman:

Editor: Paulus Adekantari

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x