WADUH! 5 Alasan iPhone 15 Tak Laku, Apple Terancam Tumbang

7 Februari 2024, 09:35 WIB
iPhone 15 Pro Max ditawarkan dalam pilihan warna Hitam, Biru, Natural, dan Putih. /Apple.com

OKE FLORES.COM - China telah lama menjadi panggung utama dalam industri teknologi, dengan pasar smartphone yang menjadi salah satu yang terbesar dan paling dinamis di dunia.

Kehadiran pemain global dan domestik yang kuat membuatnya menjadi medan persaingan yang sengit, dengan pabrikan smartphone berlomba-lomba untuk merebut hati konsumen di negara kekuasaan Xi Jinping tersebut.  

Sebab, jika penjualan di China merosot, pengaruhnya bisa signifikan ke bisnis HP.

Baca Juga: CEK! Simulasi Kredit Samsung Galaxy A25 5G Terbaru 2024: Cicilan Murah Rp300 Ribuan

Isu ini tengah dialami Apple yang merupakan produsen iPhone.

Penjualan iPhone di China anjlok 13% pada kuartal Desember 2023. Nilainya menjadi US$ 20,8 miliar atau setara Rp 326 triliun. Padahal, selama ini China merupakan pasar kunci yang mendorong pertumbuhan bisnis Apple selama ini.

Analis memprediksi penjualan iPhone di China masih akan loyo sepanjang 2024.

Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi ramalan tersebut.

Tahun lalu, Huawei meluncurkan smartphone misterius Mate 60. HP ini mendadak hadir di pasaran tanpa strategi woro-woro yang heboh.

Namun, Huawei Mate 60 Pro langsung membuat gempar industri teknologi karena sudah mendukung jaringan 5G. Padahal, sejak masuk daftar hitam AS pada 2019, Huawei tak pernah merilis perangkat 5G.

AS menghentikan akses Huawei ke teknologi canggih dari negaranya untuk mengembangkan smartphone 5G. Kemunculan Mate 60 Pro pun dituduh merupakan hasil pelanggaran Huawei terhadap larangan AS.

Terlepas dari drama yang berlangsung, Huawei Mate 60 Pro mendulang antusiasme yang tinggi dari masyarakat China.

Huawei yang sudah bertahun-tahun lesu akhirnya mampu kembali bertengger di jejeran 'Top 5' smartphone dengan penjualan terbanyak di China pada Q4 2023.

Penjualan HP Huawei meningkat 36% secara yoy di Q4 2023. Pabrikan tersebut meraup 13,9% pangsa pasar di China.

Perilisan Huawei Mate 60 Pro berdekatan dengan peluncuran seri iPhone 15. Hal ini pula yang membuat penjualan iPhone 15 tak sekencang tahun-tahun sebelumnya.

"Kebangkitan Huawei ke pasar premium mengundang ketertarikan pasar yang selama bertahun-tahun pindah ke Apple karena Huawei stop merilis smartphone 5G," kata partner di firma Counterpoint Research, Neil Shah.

Kompetisi HP Premium

Tak cuma Huawei, Apple juga menghadapi persaingan sengit dengan pemain lokal lain seperti Oppo dan Xiaomi. Selama ini, mayoritas HP China dikenal menyasar segmen low-end.

Namun, pergeseran tren ke HP premium membuat vendor China berlomba-lomba menelurkan produk flagship. Alhasil, posisi iPhone sebagai perangkat premium kini punya banyak pesaing.

Apalagi, ponsel-ponsel asal China juga makin gencar menghadirkan spesifikasi mentereng ala flagship dengan harga lebih terjangkau.

"Perangkat high-end tak cuma dilihat dari harga yang mayoritas di atas US$ 563 (Rp 8,8 jutaan), tetapi juga fitur-fitur yang selama ini ditemukan di HP premium," kata Shah.

"Kompetisi yang meningkat di pasar premium memberikan tekanan ke iPhone model lama maupun seri baru," ia menambahkan.

Masyarakat Makin Cerdas Berhitung

Tahun lalu, ekonomi China menghadapi tantangan berat dengan kolapsnya sektor properti. Ini membuat daya beli masyarakat makin turun.

Tren ini kemungkinan akan berlanjut pada 2024 dan memberikan perspektif baru bagi masyarakat dalam membelanjakan uangnya. Alhasil, produk-produk flagship dengan harga terjangkau akan lebih menarik bagi mereka.

"Kondisi ekonomi China berpengaruh terhadap kebiasaan konsumsi masyarakatnya. Saat ini mereka berpikir 'untuk apa beli HP mahal kalau bisa dapat dengan spesifikasi serupa tetapi lebih murah'," kata Josh Karen, founder Musketeer Capital Partners.

Gengsi Merek Apple Memudar?

Selama ini Apple dipandang sebagai merek mewah di China. Anak-anak muda menggemarinya karena perangkat Apple seakan membuat mereka 'naik kelas'.

Namun, mentalitas itu sepertinya mulai berubah. Salah satunya karena Apple tak lagi terdepan dalam meluncurkan inovasi terbaru.

Di kala merek-merek seperti Samsung dan Honor meluncurkan HP lipat, Apple masih berpegang teguh dengan model iPhone yang begitu-begitu saja.

"Menurut saya brand Apple kini tak memiliki nilai tambah seperti dulu. Reputasinya di kalangan Gen Z sudah memudar," kata Koren.

Masalah Geopolitik AS-China

Seperti banyaknya perusahaan teknologi asing yang beroperasi di China, isu geopolitik selalu menjadi biang kerok. Pada tahun lalu, Bloomberg melaporkan China memperluas pemblokiran iPhone di kalangan pegawai pemerintah.

Kini, staf di perusahaan-perusaahaan yang terafiliasi dengan pemerintah juga dilaporkan telah melarang penggunaan iPhone di lingkungan kerja.***

Editor: Adrianus T. Jaya

Tags

Terkini

Terpopuler