"Waktu kuliah, sekitar tahun 2019 ada yang mengenalkan aplikasi gambar digital. Mulai dari situ akhirnya belajar pelan-pelan cara pakainya. Aplikasi ini yg sampai sekarang dipakai untuk gambar,"
"Lalu, setelah lulus kuliah pertengahan 2021 masih suka terima orderan dari teman bikin gambar vector mukanya masing-masing. Baru setelah itu ada teman kuliah, teman kelas, bestie kental-lah ajak bikin usaha sama-sama bikin bingkisan wisuda, dan lain-lain. Nah, saya yg bagian handle ilustrasi foto, bikin vector wajah sampai sekarang," imbuhnya.
Debut pertama Melan sebagai ilustrator tak terlepas dari peran Ona Tukan, penulis buku anak, A Journey of The Whales.
Pada tahun 2023, Ona menawarkan proyek ilustrasi buku anak kepada Melan.
"Akhir tahun 2023 kemarin setelah gabung Simpasio Institute, ketemulah Ona Tukan, penulis buku A Journey of The Whales. Dia ajak gabung ke proyek buku anak ini. Awalnya sempat ragu, karena ini pertama kalinya. Tapi akhirnya memberanikan diri untuk gabung. Jadi, ini benar-benar karya pertama sebagai Ilustrator. Dari yg biasanya tracing foto asli, jadi menciptakan figur baru dengan berbagai ekspresi. Benar-benar first time," jelasnya.
Jika dicermati secara mendalam, apa yang tersaji dalam buku A Journey of The Whales, merupakan kiat untuk membangunkan kesadaran publik.
Penulis dan ilustrator berusaha 'membawa' kita keluar dari kesadaran terendah manusia, yakni distingtif-dualistik.
Dalam buku Reza A.A Wattimena berjudul "Kesadaran Agama dan Politik", diulas sedemikian rupa bahwasanya manusia punya lima tingkat kesadaran.
Dalam kerangka kesadaran distingtifdualistik(distinctive-dualistic consciousness), manusia dilihat sebagai mahluk sadar, atau sebagai subyek.
Sementara mahkluk lain dianggap sebagai objek, yang bisa dieksploitasi untuk memenuhi hasrat manusia.