DKUKMP Cimahi Ungkap Penyebab Daging Ayam Melonjak di Pasar

- 1 Juni 2023, 08:29 WIB
DKUKMP Cimahi Ungkap Penyebab Daging Ayam Melonjak di Pasar
DKUKMP Cimahi Ungkap Penyebab Daging Ayam Melonjak di Pasar /Antara/Reza Fitriyanto/

EKONOMI, PIKIRAN RAKYAT.com - Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan (DKUKMP) Kabupaten Ciamis mengumpulkan pedagang ayam di Pasar Manis karena lonjakan daging dan telur ayam.

Kenaikan harga daging ayam menyebabkan penurunan permintaan produk peternakan tersebut.

“Kami segera kumpulkan pedagang daging ayam yang berjualan di Pasar Manis, di luar pedagang daging ayam di kaki lima.

Kami ingin tahu akar permasalahan mengapa harga daging ayam melambung tinggi,” kata Kepala DKUKMP Kabupaten Ciami Asep Khalid Fajari, melansir Pikiran-Rakyat.id, Kamis 1 Juni 2023.

Bersama Sales Manager Asep Sulaeman, dia menambahkan, harga daging hanya naik di pasar, sedangkan harga kandang tetap.

Saat ini harga ayam sangkar Rp 22.000 per kilogram, kemudian dipotong harga Rp 26.000.

Harga pasar meningkat menjadi Rp 44.000 pada saat yang sama.

Untuk itu, lanjutnya, DKUKMP akan memfasilitasi pertemuan antara pemotong dengan pedagang atau pengecer.

Saat ini jumnlah pedagang daging ayam, sesuai kios sebanyak 30 pedagang.

“Sebelumnya, kami harus bertemu dengan pedagang, baru kemudian mempertemukan dengan pemotong, dilanjutkan dengan membuat perjanjian.

Termasuk pokok bahasan segera mengatasi lonjakan harga, salah atunya memotong rantai distribusi,” ujarnya.

Baca Juga: Wajib Pakai QR Code Beli Solar Subsidi, Baru Berlaku di 234 Kota-Kabupaten

Berkenaan dengan naiknya harga telur ayam negeri atau ras, Asep Khalid mengatakan bahwa penyebabnya karena produksi telur turun.

Kemungkinan penurunan produksi akibat pengaruh cuaca, selain itu banyak peternak yang mengakfirkan ayam petelur.

“Informasi yang kami terima, produksi telur turun karena sejumlah peternak mengafkirkan ayam petelur atau ayamnya sudah kaling, tidak produktif.

Selain itu juga ada yang mengafkirkan lebih awal, akibatnya pasokan telur berkurang,” katanya.

Sementara itu, Kabid Perdagangan Asep Sulaeman, menuturkan tingginya harga daging ayam disebabkan karena rantai distribusi panjang, melansir Pikiran-Rakyat.id, Kamis 1 Juni 2023.

Untuk mengatasi persoalan tersebut, langkah yang diambil memotong rantai distribusi.

“Pedagang atau pengecer tidak membeli lewat broker, tapi langsung membeli di pemotong.

Selisih harga yang tinggi, karena pedagang membeli lewat broker atau perantara,” katanya.

Dia mengungkapkan, naiknya harga daging ayam mengakibatkan permintaan turun.

Selama ini kebutuhan daging ayam mencapai 2,5 ton per hari.

Namun, seiring dengan melonjaknya harga, rata-rata hanya 1,5 ton, sedangkan yang terjual 1,3 ton.

“Kajiannya apakah penurunan permintaan akibat daya beli atau bukan.

Selain itu, sesuai hukum pasar, ketika penawaran banyak, permintaan turun, maka harga turun,” katanya.***

Editor: Paulus Adekantari

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x