Network
EKONOMI, OKE FLORES.com - Presiden Republik Islam Iran H.H. Seyyed Ebrahim Raisi dan Ibu Negara Jamileh Alamolhoda berkunjung ke Indonesia atas undangan resmi Presiden Joko Widodo alias Jokowi.
Jokowi akan menerima Presiden Rais secara langsung pada 23 Mei 2023 di Istana Kepresidenan Bogor.
Guna memperkuat perekonomian kedua negara, dalam kunjungan ini akan dilakukan penandatanganan kesepakatan kerjasama di berbagai sektor.
Ini termasuk fasilitasi perdagangan bilateral di sektor energi, produk farmasi dan kesehatan, makanan, kerjasama bea cukai, ilmu pengetahuan dan teknologi dan budaya.
“Dalam kunjungan kenegaraan ini akan dilakukan pertukaran pandangan dan pembicaraan antara delegasi tingkat tinggi kedua negara,” kata Kedutaan Besar Iran di Jakarta, melansir Pikiran-rakyat.id, Kamis 1 Juni 2023.
Baca Juga: Komitmen Bisnis Berkelanjutan, Bank Mandiri Incar Rp5 Triliun dari Penerbitan Green Bond
Pejabat yang akan mendamping Presiden Iran, antara lain Wakil Presiden Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Menteri Luar Negeri, Menteri Informasi dan Teknologi Komunikasi, Menteri Perminyakan serta sejumlah Wakil Menteri dan Pimpinan lembaga pemerintah.
Agenda di Indonesia
Presiden Raisi dijadwalkan akan meletakkan karangan bunga di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, di Jakarta sebelum melakukan pertemuan bilateral dengan Jokowi.
Selanjutnya, Presiden Raisi juga diagendakan pertemuan dengan Ketua DPR RI dan Ketua MPR RI serta berkunjung ke Masjid Istiqlal.
Kunjungan terakhir Presiden Iran ke Indonesia dilakukan pada pada 23-24 April 2015, ketika Presiden Hassan Rouhani menghadiri Peringatan 50 Tahun Konferensi Asia-Afrika.
Sementara itu, Jokowi berkunjung ke Iran pada 14 Desember 2016.
Mitra Strategis
Iran menganggap Indonesia sebagai mitra strategis yang memiliki banyak kesamaan budaya.
Sebagai negara berpopulasi Muslim terbesar di dunia dan posisi penting Indonsia di Kawasan ASEAN dan jalur perdagangan di Asia Timur membuat Indonesia memilki tempat istimewa bagi Iran.
Dengan kunjungan ini, diharapkan hubungan ekonomi dan bilateral kedua negara akan semakin menguat ditengah ketidakpastian kondisi perekonomian global.***
