Bos Bapanas Ungkap Biang Kerok Beras Langka dan Mahal

- 29 Februari 2024, 08:54 WIB
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi memberi keterangan pers terkait program bantuan pangan cadangan beras pemerintah
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi memberi keterangan pers terkait program bantuan pangan cadangan beras pemerintah /FOTO: ANTARA/Sumarwoto

Salah satu faktor utama yang diungkapkan adalah keterlibatan pihak swasta dalam rantai distribusi beras.

Menurut Bos Bapanas, spekulan dan tengkulak bermain peran dalam menaikkan harga beras di tingkat produsen.

Mereka memanfaatkan situasi tersebut untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar. Selain itu, praktik monopoli dan kartel dalam distribusi juga turut berkontribusi terhadap kelangkaan dan kenaikan harga beras.

3. Solusi dan Tindakan Pemerintah

Dalam mengatasi permasalahan ini, Bos Bapanas menekankan perlunya peran aktif pemerintah dalam mengawasi dan mengendalikan distribusi beras.

Langkah-langkah tegas perlu diambil untuk memberantas praktik-praktik yang merugikan konsumen dan menghambat ketersediaan beras di pasaran.

Selain itu, transparansi dalam sistem distribusi dan harga perlu ditingkatkan.

Pemerintah diharapkan dapat bekerja sama dengan pihak terkait, termasuk asosiasi petani dan pelaku usaha di sektor pertanian, untuk menciptakan sistem distribusi yang efisien dan adil.

Baca Juga: Login Kemensos.go.id, untuk Mengecek Bansos dan Jenis Bantuan yang Tersedia

4. Peran Masyarakat

Masyarakat juga diharapkan ikut serta dalam mengawasi dan melaporkan praktik-praktik yang merugikan dalam distribusi beras.

Kesadaran masyarakat tentang hak konsumen dan partisipasi aktif dalam pengawasan distribusi beras dapat menjadi kekuatan untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan beras di pasaran.

Bukan bansos, melainkan keterlibatan pihak swasta yang menjadi biang kerok kelangkaan dan kenaikan harga beras.

Halaman:

Editor: Adrianus T. Jaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah