4 Cara Memenuhi Kebutuhan Nutrisi Penting pada Anak

1 November 2023, 11:01 WIB
Foto: Semua Hal Seputar Nutrisi Anak yang Perlu Diperhatikan Para Orangtua /Pixabay/JillWellington/

 

OKE FLORES.COM - Ada banyak mitos tentang membesarkan anak di masyarakat. Sebagai orang tua, kita harus menyikapinya dengan bijak karena fakta ilmiah tidak secara jelas mendukung mitos.

Setiap ibu pasti ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya. Terkadang informasi yang tidak jelas sumbernya terkesan meyakinkan dan mudah dipercaya.

Namun, sebaiknya lebih berhati-hati dan mencari tahu kebenaran informasi tersebut terlebih dahulu dari dokter, dibandingkan langsung mempercayai informasi yang simpang siur asal usulnya.

Baca Juga: Cara Membuat Sambal Goreng Krecek Ala Rumahan Pelengkap Gudeg, Jadi Lebih Enak dan Gurih

Mengutip Hallo Sehat, Rabu 01 November 2023, berikut beberapa mitos dan fakta seputar tumbuh kembang anak:

1. Nutrisi anak usia 0-1 tahun

Usia 0-6 bulan

Kebutuhan zat besi makro harian anak:

  • Energi: 550 kkal
  • Protein: 12 gram (gr)
  • Lemak 34 gr
  • Karbohidrat 58 gr
  • Kebutuhan zat gizi mikro harian anak:

Vitamin

  • Vitamin A: 375 mikrogram (mcg)
  • Vitamin D: 5 mcg
  • Vitamin E: 4 miligram (mg)
  • Vitamin K: 5 mcg

Mineral

  • Kalsium: 200 mg
  • Fosfor: 100 mg
  • Magnesium: 30 mg
  • Natrium: 120 mg
  • Kalium: 500 mg

Baca Juga: Rekomendasi Warung Mie Ayam di Subang yang Ramai Pembeli Nikmatnya Sejuk di Tengah Panasnya Subang

Usia 7-11 bulan

Kebutuhan zat gizi makro harian anak:

  • Energi: 725 kkal
  • Protein: 18 gr
  • Lemak 36 gr
  • Karbohidrat 82 gr
  • Serat: 10 gr
  • Air: 800 mililiter (ml)

Kebutuhan zat gizi mikro harian anak:

Vitamin

  • Vitamin A: 400 mikrogram (mcg)
  • Vitamin D: 5 mcg
  • Vitamin E: 5 miligram (mg)
  • Vitamin K: 10 mcg

Mineral

  • Kalsium: 250 mg
  • Fosfor: 250 mg
  • Magnesium: 55 mg
  • Natrium: 200 mg
  • Kalium: 700 mg
  • Besi: 7 mg

2. Nutrisi anak usia 1-3 tahun

Kebutuhan zat gizi makro harian anak:

  • Energi: 1125 kkal
  • Protein: 26 gr
  • Lemak 44 gr
  • Karbohidrat 155 gr
  • Serat: 16 gr
  • Air: 1200 mililiter (ml)

Kebutuhan zat gizi mikro harian anak:

Vitamin

  • Vitamin A: 400 mikrogram (mcg)
  • Vitamin D: 15 mcg
  • Vitamin E: 6 miligram (mg)
  • Vitamin K: 15 mcg

Mineral

  • Kalsium: 650 mg
  • Fosfor: 500 mg
  • Magnesium: 60 mg
  • Natrium: 1000 mg
  • Kalium: 3000 mg
  • Besi: 8 mg

3. Nutrisi anak usia 4-6 tahun

Kebutuhan zat gizi makro harian anak:

  • Energi: 1600 kkal
  • Protein: 35 gram (gr)
  • Lemak: 62 gr
  • Karbohidrat: 220 gr
  • Serat: 22 gr
  • Air: 1500 ml

Kebutuhan zat gizi mikro harian anak:

Vitamin

  • Vitamin A: 375 mikrogram (mcg)
  • Vitamin D: 15 mcg
  • Vitamin E: 7 miligram (mg)
  • Vitamin K: 20 mcg

Mineral

  • Kalsium: 1000 mg
  • Fosfor: 500 mg
  • Magnesium: 95 mg
  • Natrium: 1200 mg
  • Kalium: 3800 mg
  • Besi: 9 mg

4. Nutrisi anak usia 7-12 tahun

Usia 7-9 tahun

Kebutuhan zat gizi makro harian anak:

  • Energi: 1850 kkal
  • Protein: 49 gram (gr)
  • Lemak: 72 gr
  • Karbohidrat: 254 gr
  • Serat: 26 gr
  • Air: 1900 ml

Kebutuhan zat gizi mikro harian anak:

Vitamin

  • Vitamin A: 500 mikrogram (mcg)
  • Vitamin D: 15 mcg
  • Vitamin E: 7 miligram (mg)
  • Vitamin K: 25 mcg

Mineral

  • Kalsium: 1000 mg
  • Fosfor: 500 mg
  • Magnesium: 120 mg
  • Natrium: 1200 mg
  • Kalium: 4500 mg
  • Besi: 10 mg

Usia 10-12 tahun

Kebutuhan zat gizi makro harian anak:

  • Energi: laki-laki 2100 kkal dan perempuan 2000 kkal
  • Protein: laki-laki 56 gr dan perempuan 60 gr
  • Lemak: laki-laki 70 gr dan perempuan 67 gr
  • Karbohidrat: laki-laki 289 gr dan perempuan 275 gr
  • Serat: laki-laki 30 gr dan perempuan 28 gr
  • Air: laki-laki dan perempuan 1800 ml

Kebutuhan zat gizi mikro harian anak:

Vitamin

  • Vitamin A: laki-laki dan perempuan 600 mcg
  • Vitamin D: laki-laki dan perempuan 15 mcg
  • Vitamin E: laki-laki dan perempuan 11 mcg
  • Vitamin K: laki-laki dan perempuan 35 mcg

Mineral

  • Kalsium: laki-laki dan perempuan 1200 mg
  • Fosfor: laki-laki dan perempuan 1200 mg
  • Magnesium: laki-laki 150 mg dan perempuan 155 mg
  • Natrium: laki-laki dan perempuan 1500 mg
  • Kalium: laki-laki dan perempuan 4500 mg
  • Besi: laki-laki 13 mg dan perempuan 20 mg

5. Nutrisi anak usia 13-18 tahun

Usia 13-15 tahun

Kebutuhan zat gizi makro harian anak:

  • Energi: laki-laki 2475 kkal dan perempuan 2125 kkal
  • Protein: laki-laki 72 gr dan perempuan 69 gr
  • Lemak: laki-laki 83 gr dan perempuan 71 gr
  • Karbohidrat: laki-laki 340 gr dan perempuan 292 gr
  • Serat: laki-laki 35 gr dan perempuan 30 gr
  • Air: laki-laki dan perempuan 2000 ml

Kebutuhan zat gizi mikro harian anak:

Vitamin

  • Vitamin A: laki-laki dan perempuan 600 mcg
  • Vitamin D: laki-laki dan perempuan 15 mcg
  • Vitamin E: laki-laki 12 mcg dan perempuan 15 mcg
  • Vitamin K: laki-laki dan perempuan 55 mcg

Mineral

  • Kalsium: laki-laki dan perempuan 1200 mg
  • Fosfor: laki-laki dan perempuan 1200 mg
  • Magnesium: laki-laki dan perempuan 200 mg
  • Natrium: laki-laki dan perempuan 1500 mg
  • Kalium: laki-laki 4700 mg dan perempuan 4500 mg
  • Besi: laki-laki 19 mg dan perempuan 26 mg

Usia 16-18 tahun

Kebutuhan zat gizi makro harian anak:

  • Energi: laki-laki 2676 kkal dan perempuan 2125 kkal
  • Protein: laki-laki 66 gr dan perempuan 59 gr
  • Lemak: laki-laki 89 gr dan perempuan 71 gr
  • Karbohidrat: laki-laki 368 gr dan perempuan 292 gr
  • Serat: laki-laki 37 gr dan perempuan 30 gr
  • Air: laki-laki 2200 ml dan perempuan 2100 ml

Kebutuhan zat gizi mikro harian anak:

Vitamin

  • Vitamin A: laki-laki dan perempuan 600 mcg
  • Vitamin D: laki-laki dan perempuan 15 mcg
  • Vitamin E: laki-laki dan perempuan 15 mcg
  • Vitamin K: laki-laki dan perempuan 55 mcg

Mineral

  • Kalsium: laki-laki dan perempuan 1200 mg
  • Fosfor: laki-laki dan perempuan 1200 mg
  • Magnesium: laki-laki 250 mg dan perempuan 220 mg
  • Natrium: laki-laki dan perempuan 1500 mg
  • Kalium: laki-laki dan perempuan 4700 mg
  • Besi: laki-laki 15 mg dan perempuan 26 mg

Namun, kebutuhan nutrisi anak berbeda-beda tergantung usia dan kondisinya.

Indikator kecukupan gizi tersebut hanya merupakan pedoman umum dalam mencapai asupan gizi anak. Namun untuk mengetahui berapa banyak makanan yang dibutuhkan bayi, sebaiknya konsultasikan dengan dokter dan ahli gizi.

Pilihan sumber makanan untuk penuhi nutrisi anak

Seiring bertambahnya usia anak, jumlah kecukupan gizi hariannya semakin meningkat.

Oleh karena itu, sebagai orang tua, sebaiknya selalu berikan makanan yang dapat membantu memenuhi kebutuhan nutrisi anak.

Tak perlu bingung, berikut beberapa pilihan yang bisa Anda tawarkan kepada anak Anda.

1. Karbohidrat

Karbohidrat merupakan makanan pokok yang harus ada dalam menu makanan setiap si kecil. Karbohidrat yang dimakan langsung diolah menjadi gula darah yang menjadi sumber energi seluruh organ bayi Anda.

Oleh karena itu, sumber makanan ini tidak boleh disia-siakan. Berbagai makanan berkarbohidrat yang bisa Anda berikan kepada anak-anak adalah nasi putih, nasi merah, pasta, gandum, kentang, ubi jalar, jagung, dll.

2. Protein

Protein merupakan salah satu kebutuhan nutrisi anak yang paling penting. Pasalnya, nutrisi ini berperan dalam pembangunan dan perbaikan sel dan jaringan tubuh yang rusak, terutama pada masa pertumbuhan anak.

Anda bisa memberikan makanan yang berbeda-beda untuk memenuhi kebutuhan protein anak. Mulai dari protein hewani yang berasal dari hewan hingga protein nabati yang berasal dari tumbuhan. Contoh protein hewani adalah telur, keju, susu, ikan, ayam, daging sapi, udang, dll. Sedangkan protein nabati antara lain kacang-kacangan, gandum, lentil, brokoli, oat dan lain-lain.

Kedua jenis protein ini sama-sama penting bagi bayi Anda, baik itu protein nabati maupun hewani. Oleh karena itu, pastikan anak Anda selalu mengonsumsi sumber protein hewani dan nabati dalam setiap makannya.

3. Lemak

Kalori dalam lemak cukup tinggi dibandingkan nutrisi lainnya. Namun kenyataannya, lemak tidak selalu buruk. Lemak merupakan sumber energi cadangan yang penting bagi tubuh.

Selain itu, lemak membantu penyerapan vitamin, membangun sel dan jaringan, meningkatkan pembekuan darah dan mendukung pergerakan otot.

Berbagai sumber lemak baik yang bisa diberikan pada anak adalah alpukat, kacang-kacangan, telur, tahu dll.

4. Vitamin dan mineral

Meskipun beberapa zat gizi yang telah dijelaskan sebelumnya tergolong zat gizi makro, vitamin dan mineral termasuk dalam zat gizi mikro.

Meski disebut mikro, namun kebutuhan sehari-hari tidak bisa diabaikan dan harus dipenuhi.

Anda cukup memberikan beragam sayuran dan buah-buahan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral Anda.

Selain itu, daging ayam, daging sapi, kerang, kacang-kacangan, dan jamur kaya akan zat gizi mikro.

Bentuk makanan anak juga mesti diperhatikan

Meski berasal dari sumber yang sama, komposisi makanannya bisa berbeda-beda pada tiap usia anak.

Misalnya, anak usia di atas 6 bulan biasanya diberikan makanan olahan berupa tumbuk halus sebagai makanan tambahan ASI (MPASI).

Pengobatan MPASI dilakukan sebelum usia 12 bulan, saat makanan keluarga yang bertekstur lebih lembut sudah bisa diperkenalkan.

Sebaliknya, anak di atas 1 tahun biasanya bisa mendapatkan makanan yang sama dengan anggota keluarga lainnya.

Cara mengukur status gizi anak

Faktanya, cara mengukur status gizi anak berbeda dengan orang dewasa. Padahal, pengukurannya tidak sesederhana menghitung indeks massa tubuh (BMI) orang dewasa.

Mungkin timbul pertanyaan di benak Anda, apa bedanya menghitung nilai gizi anak dan orang dewasa?

Jawabannya adalah anak di bawah 18 tahun masih dalam masa pertumbuhan dan perkembangan.

Pada masa pertumbuhan ini, otomatis berat badan, tinggi badan, dan ukuran tubuh anak secara keseluruhan akan berubah. Hal ini berlanjut hingga usia 18 tahun, barulah pertumbuhannya berangsur-angsur berhenti.

Karena masih berubah-ubah, perhitungan BMI belum sepenuhnya akurat ketika ingin mengetahui status gizi anak.

Indeks massa tubuh (BMI), yang merupakan ukuran status gizi pada orang dewasa, dapat dengan mudah dihitung menggunakan rumus yang membagi berat badan dalam kilogram dengan tinggi badan dikuadratkan.

Sementara itu, jika ingin mengetahui apakah status gizi anak Anda normal atau tidak, perlu perhitungan khusus.

Sebenarnya masih mirip dengan penghitungan BMI yang mencakup berat badan dan tinggi badan.

Namun dalam menghitung status gizi anak, usia biasanya dijadikan pembanding. Oleh karena itu, indikator untuk menilai status gizi anak berbeda-beda.

Berbagai indikator untuk mengukur status gizi anak

1. Lingkar kepala

Lingkar kepala merupakan ukuran penting yang membantu menunjukkan ukuran dan pertumbuhan otak anak.

Oleh karena itu, IDAI menganjurkan agar tindakan ini dilakukan setiap bulan hingga anak berusia 2 tahun.

Tenaga kesehatan seperti dokter, bidan atau petugas posyandu menggunakan pita pengukur yang dililitkan di kepala bayi.

Tepat di ujung alis, melewati bagian atas telinga hingga bertemu di titik paling menonjol di bagian belakang kepala. Setelah dilakukan pengukuran, hasilnya tetap dicatat sehingga dapat dikelompokkan menjadi normal, kecil (mikrosefali), atau besar (makrosefali).

Lingkar kepala yang terlalu kecil atau terlalu besar bisa menjadi tanda adanya gangguan perkembangan otak.

Perkembangan otak anak bisa saja terganggu jika anak Anda mengalami anemia. Setidaknya satu dari tiga anak di bawah usia 5 tahun rentan mengalami anemia yang dapat menghambat perkembangan otak.

Hal ini dapat menyebabkan masalah kognitif seperti berkurangnya konsentrasi dan ketidakmampuan belajar pada anak jika tidak segera ditangani.

Oleh karena itu, bantu optimalkan kebutuhan zat besi harian bayi Anda dengan memberikan formula pertumbuhan yang diperkaya zat besi dan vitamin C, sehingga membantu mencegah anemia defisiensi besi dan mendukung perkembangan otak.

2. Panjang badan

Panjang badan merupakan ukuran yang biasa digunakan pada anak di bawah usia 2 tahun.

Hal ini disebabkan karena anak pada usia ini belum mampu berdiri tegak sempurna untuk mengukur tinggi badannya.

Oleh karena itu, pengukuran tinggi badan dijadikan sebagai acuan dalam menentukan tinggi badan anak. Caranya adalah dengan menggunakan alat yang terbuat dari papan kayu yang disebut papan panjang.

3. Tinggi

Jika anak berusia di atas 2 tahun, tinggi badan diganti dengan tinggi badan.

Seperti halnya orang dewasa, alat bernama mikrodetik digunakan untuk mengukur tinggi badan anak pada usia tersebut.

Meski tinggi badan anak berbeda-beda sesuai dengan tinggi badannya, namun menurut Kementerian Kesehatan RI, berikut rata-rata tinggi badan ideal:

  • 0-6 bulan: 49,9-67,6 cm
  • 7-11 bulan: 69,2-74,5 cm
  • 1-3 tahun: 75,7-96,1 cm
  • 4-6 tahun: 96,7-112 cm
  • 7-12 tahun: 130-145 cm
  • 13-18 tahun: 158-165 cm

4. Berat badan

Tak jauh berbeda dengan indikator lainnya, berat badan tidak boleh diabaikan saat musim tanam. Karena saat ini anak membutuhkan banyak sekali nutrisi yang bermanfaat untuk menunjang tumbuh kembangnya.

Namun, kehati-hatian harus diberikan untuk menjaga berat badan anak dalam kisaran normal. Jangan sampai terlalu rendah atau terlalu tinggi. Menurut

Kementerian Kesehatan RI, rata-rata berat badan ideal adalah sebagai berikut:

  • 0-6 bulan: 3,3-7,9 kg
  • 7-11 bulan: 8,3-9,4 kg
  • 1-3 tahun: 9,9-14,3 kg
  • 4-6 tahun: 14,5-19 kg
  • 7-12 tahun: 27-36 kg
  • 13-18 tahun: 46-50 cm

Penilaian status gizi anak

Jika Anda mengetahui tinggi dan berat badan anak, serta lingkar kepala anak, maka angka tersebut dijadikan acuan untuk mengetahui apakah status gizi anak Anda baik atau tidak.

Penilaian gizi dilakukan dengan membandingkan berat badan dan tinggi badan, berat badan anak menurut umur, tinggi badan menurut umur, dan indeks massa tubuh menurut umur.

Ketiga kategori ini menentukan apakah seorang anak kurus, kelebihan berat badan, atau bahkan pendek karena tinggi badannya tidak normal.

Masing-masing kategori ini ditampilkan dalam grafik khusus WHO 2006 (z-score intersepsi) di bawah 5 tahun dan CDC 2000 (ukuran persentil) di atas 5 tahun.

Pemeringkatan WHO tahun 2006 dan CDC tahun 2000 dikelompokkan berdasarkan gender untuk laki-laki dan perempuan.

1. Berat badan menurut umur (BB/U)

Indikator ini digunakan oleh anak usia 0-60 bulan yang bertujuan untuk mengukur berat badan sesuai usia anak. Kategori penilaian meliputi:

  • Berat badan normal: ≥-2 SD sampai 3 SD
  • Berat badan kurang:
  • Berat badan sangat kurang:

2. Tinggi badan berdasarkan umur (TB/U)

Indikator ini digunakan oleh anak usia 0-60 bulan, dengan tujuan untuk mengukur tinggi badan sesuai dengan usia anak. Kategori penilaiannya meliputi:

  • Tinggi badan di atas normal: >2 SD
  • Tinggi badan normal: -2 SD sampai dengan 2 SD
  • Pendek (stunting): -3 SD sampai dengan
  • Sangat pendek (severe stunting):

3. Berat badan berdasarkan tinggi badan (BB/TB)

Indikator ini digunakan oleh anak usia 0-60 bulan, dengan tujuan untuk mengukur berat badan sesuai dengan tinggi badan anak. Kategori penilaiannya meliputi:

  • Sangat gemuk: >3 SD
  • Gemuk: >2 SD sampai dengan 3 SD
  • Normal: -2 SD sampai dengan 2 SD
  • Kurus (wasting): -3 SD sampai dengan
  • Sangat kurus (severe wasting):

4. Indeks massa tubuh berdasarkan tinggi badan (IMT/U)

Indikator ini digunakan oleh anak usia 5-18 tahun, dengan tujuan untuk mengukur indeks massa tubuh (IMT) sesuai dengan usia anak. Grafik yang digunakan yakni dari CDC 2000 menggunakan persentil.

Kategori penilaiannya meliputi:

  • Underweight: persentil < 5
  • Normal: persentil 5 – < 85
  • Overweight: persentil 85 – < 95
  • Obesitas: persentil ≥ 95

Karena sulitnya menentukan status gizi bayi, seringkali perlu membawanya ke puskesmas terdekat untuk memantau tumbuh kembangnya.

Bayi biasanya mendapatkan buku KIA atau kartu KMS (kartu sehat) yang menunjukkan grafik tumbuh kembang bayi Anda, sehingga Anda lebih mudah mengetahui apakah status gizinya normal atau tidak.

Masalah nutrisi pada anak

Ketika asupan gizi sang buah hati berlebih atau malah kekurangan, maka akan ada masalah nutrisi yang mengintai. Berikut beragam masalah asupan nutrisi pada masing-masing anak:

1. Maramus

Marasmus merupakan kekurangan gizi yang disebabkan oleh kurangnya konsumsi energi dan protein.

Marasmus termasuk dalam kelompok gizi buruk, karena cadangan makanan tidak terisi kembali dalam waktu yang lama. Selain karena kelaparan kronis, kondisi ini juga disebabkan oleh infeksi berulang pada anak yang menyebabkan mereka tidak mampu mencerna makanan yang diberikan dengan baik.

Tanda-tanda khas yang menandakan seorang anak menderita marasmus antara lain:

  • Berat badan anak yang merosot pesat
  • Kulit keriput seperti orang tua
  • Perut cekung
  • Cenderung cengeng

2. Kwashiorkor

Kwashiorkor adalah malnutrisi kronis yang disebabkan oleh sangat sedikitnya asupan protein harian.

Ciri-ciri khas anak penderita kwashiorkor antara lain:

  • Perubahan warna kulit
  • Rambut rambut seperti jagung
  • Bengkak (edema) di beberapa bagian, seperti kaki, tangan, dan perut
  • Wajah bulat dan sembab (moon face)
  • Penurunan masa otot
  • Diare dan lemas.

Anak yang mengalami kwashiorkor sebenarnya bertubuh kurus, tapi berat badannya biasanya tidak menurun drastis seperti marasmus.

Hal ini dikarenakan tubuh anak dengan kwashiorkor dipenuhi oleh penumpukan cairan (edema) yang membuatnya tampak berat.

3. Marasmik kwashiorkor

Marasmus kwashiorkor merupakan gabungan antara penyakit dan gejala marasmus dan kwashiorkor. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh kekurangan kalori dan protein.

Hingga 60 persen berat badan anak-anak dengan kwarshiorkor marasmik terdiri dari penumpukan cairan, atau edema. Anak yang mengidap penyakit ini menunjukkan status gizinya sangat buruk.

4. Stunting

Seorang anak dikatakan stunting apabila tubuhnya jauh lebih kecil dari ukuran normal.

Menurut WHO, stunting didefinisikan ketika grafik tinggi badan terhadap umur menunjukkan kurang dari -2 SD.

Sederhananya, anak stunting biasanya terlihat lebih pendek dibandingkan teman sebayanya.

Kelainan bentuk bisa terjadi karena anak mengalami kekurangan gizi dalam jangka panjang, yang kemudian mempengaruhi pertumbuhannya.

Oleh karena itu, stunting tidak terjadi secara tiba-tiba, namun merupakan akibat dari proses pertumbuhan jangka panjang. Jangan anggap remeh karena jongkok bisa menimbulkan berbagai risiko kesehatan di kemudian hari.

Misalnya, jongkok pada wanita dapat berakibat pada bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), gizi buruk dan masih banyak lagi.

5. Limbah (tipis)

Tubuh anak dianggap kurus jika berat badannya jauh di bawah normal atau dianggap kronis. Dengan kata lain, berat badan anak tidak sesuai dengan tinggi badan dan usianya.

Terkadang kelelahan juga disebut malnutrisi akut atau parah. Hal ini bisa terjadi jika anak kurang mendapat nutrisi atau mengidap penyakit yang menyebabkan penurunan berat badan, seperti diare.

Gejala yang muncul ketika anak mengalami penurunan berat badan adalah badan terlihat sangat kurus akibat berat badan yang rendah.

6. Kekurangan vitamin dan mineral

Vitamin dan mineral merupakan zat gizi penting untuk mendukung pertumbuhan tubuh anak. Jika kekurangan nutrisi tertentu, tentu akan berakibat pada terganggunya perkembangan tubuh anak yang membuatnya tidak dapat berkembang secara optimal.

7. Anemia defisiensi zat besi

Anemia defisiensi besi terjadi ketika simpanan zat besi dalam tubuh habis atau simpanan zat besi habis.

Kondisi ini ditandai dengan nilai hemoglobin yang berada di bawah normal. Anak usia lebih dari 6 bulan hingga balita sering kali mengalami kekurangan zat besi.

Hal ini dikarenakan setelah usia 6 bulan, kebutuhan zat besi anak biasanya meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan energinya.

Sejak usia tersebut hingga balita atau bahkan usia 6 tahun, kebutuhan zat besi anak terus meningkat.

8. Obesitas

Jika dilihat dari kategori status gizi, obesitas merupakan suatu kondisi dimana anak mengalami kelebihan berat badan dan tidak dapat tertangani dengan baik.

Dapat dikatakan bahwa obesitas jauh lebih buruk dibandingkan kelebihan berat badan.

Obesitas jelas ditandai dengan berat badan yang lebih tinggi dari normal. Anak obesitas memang cantik, namun bahaya obesitas bisa berdampak pada usia dewasa.

Anak-anak berisiko terkena diabetes dan penyakit kardiovaskular seperti stroke dan jantung.

Apa saja permasalahan pola makan pada anak?

Berikut gangguan makan sehari-hari yang bisa dialami setiap anak.

1. Alergi makanan

Alergi makanan adalah suatu kondisi yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap senyawa dalam makanan tertentu.

Oleh karena itu, anak yang alergi terhadap suatu jenis makanan tertentu biasanya mengalami gejala setelah mengonsumsi makanan tersebut.

Gejala alergi makanan bervariasi, bisa ringan, sedang, atau bahkan parah. Karena kondisi ini, anak biasanya tidak bisa makan makanan tertentu sehingga kehilangan nutrisi yang didapat dari makanan tersebut.

2. Intoleransi makanan

Hal ini sering disalahartikan dengan alergi makanan, padahal intoleransi makanan jelas berbeda.

Intoleransi makanan adalah suatu kondisi yang terjadi ketika tubuh anak tidak dapat mencerna nutrisi tertentu dalam makanan.

Dalam hal ini, intoleransi makanan tidak termasuk gangguan pada sistem kekebalan tubuh, misalnya alergi makanan.

Kondisi ini disebabkan oleh adanya gangguan pada tubuh anak sehingga ia tidak mampu mencerna makanan. Ambil contoh intoleransi laktosa.

3. Perubahan nafsu makan

Nafsu makan anak merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pola makannya sehari-hari. Nafsu makan tidak selalu dalam kondisi terbaik.

Terkadang anak bisa mengalami kehilangan nafsu makan sehingga membuatnya tidak mau makan apa pun. Atau bahkan nafsu makannya bisa bertambah hingga membuatnya makan apa saja dalam jumlah banyak.

4. Kebiasaan makan

Anda beruntung jika anak Anda memiliki kebiasaan makan yang baik. Artinya Anda rela makan apa saja dan pilih-pilih makanan.

Hal ini dikarenakan banyak anak yang menolak jenis makanan tertentu atau umumnya picky eater dan hanya mau mengonsumsi makanan tertentu.

Hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, karena kebiasaan makan yang ditanamkan sejak kecil akan terus berlanjut hingga anak mencapai usia dewasa.***

 

 

Editor: Adrianus T. Jaya

Sumber: Hallo Sehat

Tags

Terkini

Terpopuler