Ciri-ciri dan Gejala Cacar Monyet dari Hari ke Hari yang Perlu Diwaspadai  

2 November 2023, 09:43 WIB
Foto: Ciri-ciri dan Gejala Cacar Monyet dari Hari ke Hari yang Perlu Diwaspadai   /

OKE FLORES.COM - Kasus cacar monyet pada monyet di Indonesia akhir-akhir ini semakin meningkat.

Hingga 22 Oktober 2023, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan tujuh kasus cacar monyet.

Sayangnya masih banyak orang yang menganggap remeh gejala cacar monyet karena mirip dengan gejala flu.

Baca Juga: Berikut Zodiak Paling Tenang dan Kalem yang Dicintai Semua Orang

Perbedaan utamanya adalah cacar monyet menimbulkan bintik-bintik merah yang mirip dengan cacar.

Mengutip Hallo Sehat, 02 November 2023, berikut ini kita akan membahas gejala cacar monyet yang patut Anda waspadai:

Gejala penyakit cacar monyet

Masa inkubasi cacar monyet, atau selang waktu dari infeksi pertama hingga munculnya gejala, adalah 6 hingga 13 hari.

Namun hal ini juga bisa terjadi dalam jangka waktu yang lebih lama, yakni 5 hingga 21 hari.

Namun, selama tidak ada gejala, orang yang terinfeksi masih bisa menularkan virus cacar monyet ke orang lain.

Gejala awal penyakit ini mirip dengan penyakit cacar lainnya yang disebabkan oleh infeksi virus, khususnya menimbulkan gejala mirip flu.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), periode timbulnya gejala cacar air dibagi menjadi dua tahap infeksi: tahap invasif dan tahap ruam.

Baca Juga: Berikut 5 Zodiak Paling Dianggap Pelit dan Sombong, Salah Satunya Capricorn

Berikut penjelasannya:

Periode invasi Periode invasi terjadi dalam waktu 0 hingga 5 hari setelah infeksi virus awal.
Ketika seseorang dalam masa invasif akan mengalami beberapa gejala seperti:

  • demam
  • sakit kepala hebat
  • limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening)
  • sakit punggung
  • nyeri otot
  • lemas parah (asthenia)

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pembengkakan kelenjar getah bening merupakan ciri-ciri utama cacar monyet. Gejala inilah yang menjadi pembeda antara cacar monyet dengan jenis cacar lainnya.

Pada kasus gejala yang parah, orang yang terinfeksi bisa saja mengalami masalah kesehatan lainnya di masa awal infeksi.

Seperti kasus yang diteliti dalam studi Clinical Manifestations of Human Monkeypox Influenced by Route of Infection.

Kelompok pasien yang terpapar virus melalui mulut atau saluran pernapasan menunjukkan gangguan pernapasan seperti batuk, radang tenggorokan, dan hidung berair.

Sementara itu, pasien yang digigit langsung oleh hewan yang tertular juga mengalami mual dan muntah selain demam.

Tahap ruam

Tahap ini terjadi 1 hingga 3 hari setelah timbulnya demam. Tahap ini ditandai dengan munculnya gejala utama penyakit ini, yaitu ruam. Ruam berlangsung 14 hingga 21 hari. Ruam berupa bintik-bintik merah menyerupai cacar air, mula-mula muncul di wajah kemudian menyebar ke seluruh tubuh. Wajah, telapak tangan, dan kaki adalah area yang paling terkena dampak bintik-bintik ini.

Gejala cacar air juga terlihat pada selaput lendir tenggorokan, area genital, termasuk jaringan mata dan kornea. Jumlah ruam cacar yang muncul bervariasi, namun berkisar antara puluhan hingga ratusan ruam. Pada kasus yang parah, ruam dapat menembus kulit dan merusak permukaan kulit bagian atas.

Dalam beberapa hari, bintik merah tersebut akan berubah menjadi vesikel atau vesikel, yaitu lepuh berisi cairan pada kulit. Sebagaimana berkembangnya penyakit cacar lainnya, serabut elastis tersebut kemudian mengering dan berubah menjadi pustula dan sisik hingga membentuk koreng. Diameter ikal dapat bervariasi dari 2 hingga 5 mm saat ikal berubah menjadi pustula. Gejala ruam cacar bisa berlangsung 10 hari hingga ruam mengering.

Butuh waktu beberapa hari agar semua sisik kulit di tubuh bisa rontok dengan sendirinya.

Membedakan cacar monyet dengan cacar air

Seperti cacar air, varicella adalah penyakit yang dapat disembuhkan dengan sendirinya. Artinya cacar air bisa hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan khusus, namun tetap bergantung pada status kekebalan tubuh masing-masing orang.

Namun cacar air tidak sama dengan cacar air. Virus penyebab kedua penyakit ini sangat berbeda. Virus penyebab cacar monyet termasuk dalam genus Orthopoxvirus, merupakan kelompok virus yang sama dengan virus penyebab cacar air.

Kedua virus ini berkerabat dengan virus penyebab penyakit cacar, penyakit yang dinyatakan telah dihilangkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 1980.

Ciri-ciri varicella dan varicella juga berbeda seperti yang telah dijelaskan di atas. Dibandingkan gejala cacar air, cacar monyet cenderung lebih parah.
Salah satu ciri yang membedakan cacar monyet dengan cacar jenis lainnya adalah pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak, dan selangkangan.

Kapan harus memeriksakan diri ke dokter?

Komplikasi berbahaya juga belum diketahui secara pasti. Namun, jika gejalanya parah, cacar monyet mungkin memerlukan perawatan intensif di rumah sakit.

Cacar monyet lebih mungkin berakibat fatal dibandingkan penyakit cacar lainnya, terutama pada anak-anak. Dari kasus-kasus di Afrika, 10% orang meninggal karena cacar monyet.

Anda harus segera mencari pertolongan medis jika mengalami gejala-gejala yang disebutkan. Perawatan dari dokter dapat membantu mempersingkat durasi infeksi dan mempercepat pemulihan. Selain itu, gejala cacar air cukup parah sehingga dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan tidak nyaman.

Hal yang sama berlaku jika Anda baru saja bepergian ke daerah di mana penyakit ini umum terjadi. Hingga saat ini, belum ada vaksin atau pengobatan khusus untuk cacar monyet. Vaksin cacar dapat mencegah penyakit ini, namun sulit diperoleh karena penyakit ini sudah dinyatakan terberantas.

Oleh karena itu, Anda harus waspada dan bersiap untuk diperiksa jika selama perjalanan Anda menemui sesuatu yang berisiko terkena cacar air.

Hindari gejala cacar monyet dengan mewaspadai penularannya

Penularan cacar monyet awalnya berlangsung dari kontak langsung dan tak langsung antara manusia dengan hewan liar yang terinfeksi. Meskipun dinamakan sebagai penyakit cacar monyet, istilah penyakit ini sebenarnya kurang tepat karena transmisi virus ini dilakukan oleh binatang pengerat, yaitu tikus dan tupai.

Mekanisme penularan virus ini pada manusia memang belum bisa diketahui secara pasti. Diduga media penularan dapat berupa luka terbuka atau selaput lendir dan cairan tubuh yang dihasilkan organ pernapasan orang terinfeksi.

Dari kasus yang ada, penularan cacar monyet terjadi melalui droplet atau cairan liur yang terciprat dari mulut. Proses penularan ini berlangsung ketika orang yang sakit kemudian batuk, bersin, atau berbicara dan mengeluarkan cipratan liur yang terhirup oleh orang sehat di sekitarnya.***

Editor: Adrianus T. Jaya

Sumber: Hallo Sehat

Tags

Terkini

Terpopuler