2 Fakta Seputar Jenis Terapi untuk Penyakit Herpes

2 November 2023, 13:44 WIB
Foto: 2 Fakta Seputar Jenis Terapi untuk Penyakit Herpes /

OKE FLORES.COM - Herpes merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus herpes. Kondisi ini bisa menyerang mulut, wajah, dan alat kelamin. Jika Anda tidak mengobatinya dengan obat herpes atau salep yang diresepkan dokter, virusnya bisa menular ke orang lain.

Selain itu, pengobatan dapat membantu mengurangi gejala dan mencegah kekambuhan. 

Mengutip Hallo Sehat, Kamis 02 November 2023, yuk simak obat dan salep yang bisa mengatasi luka herpes berikut ini!

Baca Juga: Apakah Penyakit Herpes Menular? Berikut Penjelasan Lengkapnya!

Beragam pilihan obat untuk penyakit herpes kulit 

Faktanya, virus herpes dapat menyebabkan berbagai macam penyakit menular, termasuk 3 virus yang dapat menyebabkan herpes kulit.

Varicella zoster adalah virus penyebab cacar air dan herpes zoster, herpes simplex tipe 1 menyebabkan herpes mulut dan genital, dan herpes simplex tipe 2 ditularkan melalui hubungan seksual.

Cara mengobati herpes yang efektif adalah dengan pengobatan.

Dokter Anda akan meresepkan obat antivirus untuk membantu menghentikan reproduksi virus dan mengendalikan gejala herpes.

Biasanya, obat untuk mengobati herpes tersedia dalam bentuk pil dan salep.

Namun, untuk kasus yang cukup parah dokter mungkin perlu memberikannya melalui suntikan.

Berikut tiga pilihan antivirus utama yang digunakan dalam pengobatan herpes kulit:

Baca Juga: Cacar Api dan Cacar Air Kenali Gejala dan dan Penyebabnya

1. Acyclovir
 
Acyclovir merupakan obat herpes yang pertama kali diproduksi dalam bentuk salep dan kini tersedia terutama dalam bentuk pil.

Obat antivirus ini sudah digunakan sejak tahun 1982.

Obat herpes ini tergolong aman dan dapat digunakan setiap hari sesuai kebutuhan.

Asiklovir telah terbukti aman digunakan sehari-hari selama 10 tahun.

Obat ini bekerja dengan mengurangi keparahan gejala dan durasi penyakit.

Dengan cara ini, luka dingin atau luka herpes akan lebih cepat sembuh dan mengurangi risiko terbentuknya luka baru.

Obat ini juga dapat membantu mengurangi rasa sakit seiring dengan penyembuhan dan perbaikan luka.

Pada orang yang daya tahan tubuhnya lemah, obat herpes ini dapat mengurangi risiko penyebaran virus herpes ke bagian tubuh lain.

Untuk asiklovir topikal, efek samping yang umum terjadi adalah sensasi terbakar saat digunakan.

Jika efek samping ini terus berlanjut, segera beri tahu dokter Anda. Ingatlah untuk selalu meminum obat sesuai anjuran dokter.

2. Valacyclovir
 
Obat herpes ini merupakan kemajuan yang lebih baru. Valacyclovir sebenarnya menggunakan asiklovir sebagai bahan aktifnya.
 
Namun obat ini membuat asiklovir lebih efektif sehingga tubuh dapat menyerap sebagian besar kandungan obatnya.

Salah satu keuntungan mengobati herpes dengan valasiklovir dibandingkan asiklovir adalah obat ini dapat diminum sepanjang hari tanpa menimbulkan efek samping yang berhubungan dengan sakit kepala.

Seperti asiklovir, obat ini membantu mengurangi keparahan gejala herpes.

Selain itu, valasiklovir mempercepat penyembuhan luka herpes sehingga mengurangi risiko munculnya luka baru.

Mual, sakit perut, sakit kepala, dan pusing dapat terjadi sebagai efek samping valasiklovir, namun jarang terjadi.

Jika efek pengobatan ini menetap atau memburuk, segera dapatkan bantuan medis.

3. Famciclovir
 
Famciclovir menggunakan penciclovir sebagai bahan aktifnya. Seperti halnya valasiklovir, obat herpes ini bertahan lebih lama setelah masuk ke dalam tubuh.

Namun obat ini sebaiknya hanya digunakan dalam jangka waktu tertentu dan tidak boleh diminum terlalu sering.

Obat ini membantu menghentikan virus herpes simpleks agar tidak semakin berkembang biak.

Oleh karena itu, pengobatan ini efektif menyembuhkan herpes mulut dan genital.

Selain itu, famciclovir dapat membantu mengurangi keparahan dan gejala.

Pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, famciclovir dapat mengurangi risiko penyebaran virus ke bagian tubuh lain dan orang terdekat, seperti pasangan seksual dan keluarga.

Sakit kepala, mual, dan diare adalah efek samping paling sering muncul dari pengobatan herpes ini. Namun, gejalanya biasanya ringan sehingga tak sampai mengganggu aktivitas.

Beberapa antivirus untuk herpes memang bisa digunakan sebagai obat oles dalam bentuk salep atau krim. Namun, konsumsi pil antivirus merupakan cara yang lebih efektif untuk menghilangkan luka herpes.

Akan tetapi, pengobatan melalui antivirus sebaiknya diberikan sesegera mungkin setelah gejala herpes pada kulit muncul, selambat-lambatnya adalah 3 hari.

Obat tambahan untuk herpes 

Penting untuk diketahui bahwa pengobatan antivirus tidak dapat sepenuhnya menyembuhkan infeksi virus herpes.

Infeksi virus herpes, terutama herpes simpleks, dapat kambuh beberapa kali dalam setahun, bahkan setelah gejalanya hilang.

Selain ketiga obat antivirus tersebut, ada sejumlah obat tambahan yang mungkin diresepkan dokter Anda untuk membantu menghilangkan gejala.

Obat lain yang mungkin diberikan dokter untuk mengobati herpes dengan antivirus yang lebih efektif meliputi:

1. Analgesik (pereda nyeri)
 
Selain luka atau lesi pada kulit, infeksi virus herpes juga dapat menimbulkan gejala seperti demam, sakit kepala, nyeri otot dan sendi.

Pada penyakit cacar air, gejala seperti ini seringkali muncul lebih awal, sebelum gejala utama kesembuhan muncul.

Dokter Anda mungkin akan meresepkan obat pereda nyeri dalam bentuk tablet atau pil yang dapat meredakan nyeri dan menurunkan demam.

Pada herpes zoster, obat pereda nyeri yang diresepkan oleh dokter digunakan untuk mengatasi gejala yang parah.

Pasalnya, rasa gatal, perih, dan nyeri saraf akibat herpes zoster seringkali membawa rasa yang sangat tidak nyaman.

Untuk menghilangkan gejala herpes, Anda perlu mengonsumsi obat pereda nyeri sesuai dosis dan aturan yang dianjurkan dokter.

Selain obat yang diresepkan dokter, ada juga obat pereda nyeri yang dijual bebas yang bisa dengan mudah Anda beli di apotek.

Jika gejala herpes ringan, obat pereda nyeri seperti parasetamol dan ibuprofen dapat membantu.

2. Kortikosteroid
 
Pengobatan herpes zoster atau herpes zoster seringkali juga menggabungkan obat antivirus dengan kortikosteroid. Salah satu kortikosteroid yang digunakan adalah prednison.

Kombinasi kedua obat ini dapat mengatasi gangguan saraf akibat infeksi virus herpes, sekaligus mengurangi risiko kerusakan sel saraf.

Tinjauan ilmiah yang dilakukan oleh American Family Physician menunjukkan bahwa prednison efektif dalam mengurangi nyeri saraf pada penderita herpes zoster selama 3 hingga 12 bulan.

Namun, beberapa ahli dan dokter menyarankan penggunaan pengobatan kortikosteroid hanya pada pasien herpes zoster yang berusia di atas 50 tahun karena risiko komplikasi yang lebih tinggi.

Dokter Anda mungkin meminta Anda mengonsumsi prednison dua kali sehari selama 7 hingga 15 hari.

Dosisnya akan diturunkan secara bertahap seiring dengan pulihnya kondisi tubuh.

3. Krim atau Salep Herpes
 
Pereda nyeri juga tersedia dalam bentuk krim, lotion atau salep. Obatnya bisa dioleskan langsung pada luka atau bisul yang muncul. Salep luka dingin sering kali mengandung kalamin, capsaicin, dan lidokain.

Mengonsumsi obat pereda nyeri bisa menjadi salah satu cara mempercepat penyembuhan, mengurangi rasa sakit, dan menghilangkan luka herpes.

Selain itu, capsaicin mungkin merupakan obat yang membantu mengurangi risiko nyeri saraf setelah sembuh dari herpes zoster.

Kondisi ini seringkali sangat menyakitkan karena menyerang serabut saraf dan kulit. Gejalanya mungkin berupa sensasi terbakar pada kulit yang berlangsung cukup lama.

Jenis terapi untuk penyakit herpes

Infeksi virus herpes tidak bisa dihilangkan dari tubuh. Gejala cacar air mungkin bisa sembuh, namun virus varicella-zoster akan tetap tidak aktif di bawah sel saraf selamanya.

Untuk infeksi herpes lainnya, seperti herpes simpleks, bahkan bisa kambuh beberapa kali dalam setahun. Obat antivirus hanya dapat membantu melemahkan virus.

Oleh karena itu, besar kemungkinan herpes genital dan mulut akan kembali muncul setelah pengobatan selesai.

Dokter mungkin meresepkan obat antivirus untuk pasien yang mengalami episode pertama herpes simpleks.

Untuk episode herpes simpleks berulang, dokter sering merekomendasikan pengobatan episodik dan terapi penekan yang juga menggunakan obat antivirus.

1. Terapi episodik
 
Jika Anda mengalami 6 kali kambuh dalam 1 tahun, dokter Anda akan merekomendasikan pengobatan episodik.

Dalam pengobatan herpes ini, Anda akan diminta untuk terus meminum obat antivirus selama beberapa hari setelah tanda-tanda infeksi pertama muncul.

Tiap obat antiretroviral mempunyai daya serap dan efektivitas yang berbeda-beda, sehingga dosis tiap orang pun berbeda.

Untuk menghilangkan herpes yang kambuh, biasanya Anda akan diberi resep 1 sampai 5 tablet per hari selama 3 sampai 5 hari.

2. Terapi supresif

Sementara itu, terapi supresif diberikan untuk pasien yang mengalami kekambuhan lebih dari 6 kali dalam setahun.

Terapi ini dapat mengurangi gejala setidaknya hingga 75%. Umumnya, dosis yang diberikan pun bervariasi sesuai kondis, mulai dari 1 hingga 2 pil per hari.

Dalam kasus yang cukup parah, dokter akan meminta pasien untuk minum obat setiap hari seumur hidup.

Selain untuk menekan risiko gejalanya kambuh, pengobatan seumur hidup penting dilakukan untuk mencegah penularan herpes simpleks pada pasangan atau orang-orang di sekitar pasien.

Jangan sungkan untuk mengatakan pada dokter mengenai perkembangan kondisi Anda. Jika kombinasi obat herpes yang diberikan tidak cukup efektif atau malah menimbulkan efek samping segera konsultasikan kembali.***

 

Editor: Adrianus T. Jaya

Sumber: Hallo Sehat

Tags

Terkini

Terpopuler