Ragam Kelainan Sifilis Kongenital yang Umum Terjadi pada Bayi

- 23 Oktober 2023, 11:05 WIB
Foto: Ragam Kelainan Sifilis Kongenital yang Umum Terjadi pada Bayi
Foto: Ragam Kelainan Sifilis Kongenital yang Umum Terjadi pada Bayi /Pexels

OKE FLORES.COM - Bakteri Treponema Pallidum menyebabkan infeksi sifilis, yang menyebabkan masalah serius pada bayi baru lahir.

Sifilis dapat merusak otak, jantung, dan organ lain jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat. Infeksi yang berbahaya bagi ibu hamil karena dapat menyebabkan kondisi janin yang tidak normal atau kematian bayi. Akibatnya, penyakit ini harus didiagnosis dan diobati secepat mungkin.

Melansir Halo Sehat, Sabtu 23 Oktober 2023, menurut Centers for Disease Control and Prevention, jumlah kasus sifilis kongenital dilaporkan lebih dari 2.000 pada tahun 2021. Akibatnya, disarankan untuk menjalani pemeriksaan sifilis selama kehamilan.

Baca Juga: 6 Wisata Alam Menakjubkan di Sumedang, Nikmati Alam yang Memesona dan Bersejarah, Bikin Fresh dan Pintar

Apa saja tanda dan gejala sifilis kongenital?

Pada awalnya, anak yang lahir hidup dari ibu yang menderita sifilis mungkin tampak sehat dan bugar. Namun seiring berjalannya waktu, beberapa gejala mungkin muncul.

Gejala yang muncul pada bayi akan mempengaruhi berapa lama ibu mengidap sifilis dan mendapat pengobatan atau tidak.

Seringkali, bayi di bawah usia 2 tahun yang menderita sifilis sekunder akan mengalami kondisi ini.

Baca Juga: Melestarikan Tradisi Karuhan di Kampung Naga Tasikmalaya, Dua Bukit Jadi Sumber Kehidupan

  • Gangguan tulang.
  • Pembesaran liver.
  • Tidak mengalami pertambahan berat badan secara signifikan dibandingkan berat
    saat baru lahir.
  • Meningitis.
  • Sering rewel.
  • Anemia.
  • Kulit pecah di sekitar mulut, genital, dan anus.
  • Ruam pada kulit.
  • Tidak dapat menggerakkan lengan dan kaki.
  • Sering keluar cairan dari hidung.
  • Sedangkan pada anak kecil dan anak-anak, hal ini merupakan gejala penyakit
  • sipilis yang bisa terjadi.
  • Kelainan pertumbuhan gigi.
  • Gangguan pada tulang.
  • Kebutaan atau gangguan pada kornea.
  • Gangguan pendengaran hingga tuli.
  • Gangguan pertumbuhan tulang hidung.
  • Pembengkakan persendian.
  • Gangguan kulit di sekitar mulut, genital, dan anus.

Apa penyebab sifilis kongenital?

Sifilis kongenital disebabkan oleh penularan bakteri Treponema pallidum dari ibu hamil ke janinnya.

Penularan ini bisa terjadi saat hamil atau melahirkan. Ada beberapa cara tertular penyakit sipilis, antara lain sebagai berikut.

1. Penularan intrauterin

Bakteri sifilis dapat menyebar melalui aliran darah ibu ke janin yang dikandungnya selama kehamilan. Ini bisa terjadi baik dalam tahap awal maupun kemudian selama masa kehamilan.

2. Penularan saat persalinan

Jika seorang ibu terinfeksi sifilis dan tidak diobati, bayi dapat terinfeksi melalui jalan lahir saat proses persalinan. Kontak dengan luka atau lesi sifilis di area genital ibu dapat menyebabkan penularan ini.

3. Penularan melalui ASI

Meskipun jarang, sifilis kongenital juga dapat menular melalui ASI jika ibu masih memiliki sifilis aktif dan tidak diobati.

Komplikasi apa saja yang bisa terjadi pada sifilis kongenital?

Sifilis kongenital dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan, seperti berikut ini.

  • Berat badan lahir rendah.
  • Keguguran.
  • Bayi lahir prematur.
  • Meninggal setelah lahir.
  • Lahir mati.
  • Risiko ini meningkat pada wanita penderita sifilis yang tidak mendapat pengobatan.

Bagaimana cara dokter mendiagnosis sifilis kongenital?

  • Penyakit ini bisa dideteksi sedini mungkin pada ibu hamil dengan melakukan berbagai pemeriksaan darah, seperti berikut ini.
  • Fluorescent treponemal antibody absorbed test (FTA-ABS).
  • Rapid plasma reagin (RPR).
  • Venereal disease research laboratory test (VDRL).
  • Diagnosis dan pengobatan sesegera mungkin akan sangat berguna dalam mencegah penularan pada janin.

Pada bayi baru lahir, jika dicurigai sifilis, pemeriksaan plasenta dapat dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan fisik bayi baru lahir untuk mencari tanda dan gejala.

  • Pemeriksaan fisik anak meliputi hal-hal berikut.
  • Sinar-x pada tulang.
  • Pemeriksaan mata.
  • Pemeriksaan mikroskopis terhadap bakteri sifilis.
  • Tes darah (sama seperti pada ibu hamil).
  • Lumbar pungsi untuk mengambil sampel tulang belakang.
  • Apa pengobatan untuk sifilis kongenital?
  • Pada ibu hamil, pengobatan hanya efektif jika sifilis terdeteksi sejak dini dengan meresepkan antibiotik, penisilin, oleh dokter.

Pengobatan penyakit sipilis pada stadium akhir akan sangat berbahaya bagi janin, sehingga dapat menimbulkan reaksi aborsi spontan.

Jika bayi sudah lahir, pengobatan penyakitnya adalah dengan pemberian antibiotik langsung dari dokter sesegera mungkin pada tujuh hari pertama setelah kelahiran.

Jalannya pemberian antibiotik juga akan bergantung pada berat badan bayi dan riwayat ibu hamil tentang penyakit dan pengobatannya.

Untuk mengatasi gejala awal pada anak-anak dan anak yang lebih besar, antibiotik mungkin masih diperlukan dengan mengurangi jumlah antibiotik secara bertahap.

Penatalaksanaan antibiotik disertai dengan pengobatan khusus pada bagian tubuh lain yang dapat terkena penyakit, seperti mata dan telinga.

Bagaimana cara mencegah sifilis kongenital?

Sifilis yang terlihat sangat bergantung pada keadaan dan riwayat ibu hamil.

Berhubungan seks sebelum hamil dapat membantu Anda terhindar dari penyakit dan risiko tertular sifilis.

Jika Anda merasa berisiko tertular sifilis, segera dapatkan bantuan medis. Pengobatan dini dapat mencegah infeksi sifilis di masa depan.

Wanita hamil harus dites sesegera mungkin selama bulan pertama kehamilan.

Tes ini harus diulangi jika wanita hamil tersebut didiagnosis menderita penyakit menular seksual lain selama kehamilan.

Peluang kesembuhan ibu dan anak agar terhindar dari infeksi sangat tinggi jika sifilis terdeteksi dan diobati sejak dini.

Pada beberapa kasus, pengobatan sifilis saat hamil dapat menghilangkan penyakit pada ibu hamil, namun gejala penyakit sifilis tetap terlihat pada bayi.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai kondisi ini, hubungi dokter Anda.***

Editor: Adrianus T. Jaya

Sumber: Hallo Sehat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah