OKE FLORES.COM - Bau mulut pada anak tidak boleh ditoleransi. Bau mulut pada anak tidak hanya menjadi tanda peringatan suatu penyakit yang perlu diobati, tetapi juga dapat menurunkan rasa percaya diri mereka saat bermain bersama teman.

Sebagai orang tua, ada baiknya jika Anda mengenali penyebab bau mulut pada anak dan cara menghilangkan serta mencegahnya.

Kenapa anak bisa bau mulut?

Baca Juga: Rekomendasi Jus Penurun Kolesterol, Mudah Dibuat di Rumah

Bau mulut terjadi ketika bakteri menumpuk di gigi dan mulut, dan senyawa sulfur yang dikeluarkan bakteri membuat pernapasan menjadi tidak menyenangkan.

Mengutip Hallo Sehat, Jumat 27 Oktober 2023, berikut ada beberapa hal yang bisa menjadi penyebab bau mulut pada anak, antara lain:

1. Bernapaslah melalui mulut

Bau mulut pada anak bisa disebabkan oleh pernapasan mulut, misalnya saat ia tidur dengan mulut terbuka atau hidungnya tersumbat karena kedinginan.

Menguap terus-menerus dan mulut terbuka dapat mencegah air liur. Lama kelamaan mulut menjadi kering dan nafas berbau tidak sedap.

2. Kurangnya kebersihan mulut

Penyebab mulut anak berbau tidak sedap adalah karena kebersihan mulut dan gigi yang kurang. Menyikat gigi jarang dapat menyebabkan penumpukan plak di sela-sela gigi.

Plak terdiri dari bakteri, air liur, dan sisa makanan yang menempel di gigi. Plak bisa terbentuk di bagian depan dan belakang gigi, di gusi, dan di sela-sela gigi.

Baca Juga: Bisa Jadi Menu Diet Saat Puasa, Intip Cara Membuat Salad Ayam Panggang

Selain menyebabkan bau mulut pada anak, plak lama kelamaan bisa berubah menjadi karang gigi dan memicu penyakit gusi.

3. Mulut kering

Mulut kering biasanya terjadi ketika anak sudah lama tidak makan atau minum atau setelah bangun tidur.

Kedua kondisi tersebut dapat menekan produksi air liur dan menyebabkan bau mulut pada anak.

Faktanya, air liur berperan dalam menghilangkan bakteri dan partikel penyebab bau mulut dari mulut.

Oleh karena itu, penting untuk memenuhi kebutuhan air minum anak agar mulutnya tetap lembab.

4. Terdapat bakteri di lidah

Selain mengajarkan anak cara menyikat gigi, mereka juga harus diingatkan untuk selalu menjaga kebersihan lidah.

Itu karena bau mulut biasanya disebabkan oleh aktivitas bakteri di dalam mulut.

Bakteri mulut tidak hanya bersembunyi di gigi dan gusi, tapi juga di sela-sela benjolan di lidah. Lidah yang kotor dapat menyebabkan bau mulut pada anak.

Saat mengajarkan menjaga kebersihan lidah, jangan biarkan anak membersihkan lidah dengan sikat gigi. Hal ini justru dapat meningkatkan jumlah bakteri di lidah.

Sebaiknya, ajari anak Anda untuk menggunakan pembersih lidah khusus atau pembersih lidah yang dirancang khusus untuk membersihkan permukaan lidah tanpa merusaknya.

5. Radang gusi

Kebanyakan anak penderita gingivitis atau periodontitis kurang rajin menjaga kebersihan mulut dan gigi.

Mereka mungkin sering mengonsumsi makanan dan minuman manis tanpa menyikat gigi setelahnya, atau terlalu malas untuk rutin menyikat gigi.

Gingivitis awalnya ditandai dengan peradangan pada gusi atau dikenal juga dengan istilah gingivitis. Seiring berjalannya waktu, gingivitis akan semakin parah dan berkembang menjadi gingivitis.

Karena radang gusi merupakan masalah yang serius, segera temui dokter jika anak Anda menunjukkan gejala radang gusi, seperti gusi bengkak atau gusi berdarah.

6. Gigi berlubang

Gigi berlubang pada anak yang tidak diobati bisa bertambah parah karena makanan yang dikunyah terus menumpuk dan membentuk asam.

Asam dan bakteri pada permukaan gigi menyebabkan kerusakan dan menyebabkan gigi berlubang yang tidak terlihat.

Bakteri yang tumbuh di gigi berlubang inilah yang menyebabkan bau mulut. Makanan yang tertinggal di gigi berlubang lambat laun membusuk dan memperburuk keadaan.

7. Makanan, minuman dan obat-obatan

Apapun yang dimakan anak, baik itu makanan, minuman atau obat-obatan yang diminum secara rutin, juga dapat menyebabkan bau mulut pada anak.

Ketika anak mengonsumsi makanan dan minuman dengan aroma khas yang kuat, hal ini juga berdampak pada napasnya.

Selain itu, pola makan yang sangat rendah karbohidrat juga dapat menyebabkan pelepasan keton dalam darah. Keton dari mulut menyebabkan bau mulut.

8. Radang Amandel

Tonsilitis, atau radang amandel, adalah peradangan yang terjadi pada jaringan oval di bagian belakang tenggorokan.

Ada lubang kecil di area ini tempat sisa makanan, bakteri, dan air liur menumpuk.

Selain peradangan, penyebab bau mulut pada anak lainnya adalah batu amandel. Batu amandel merupakan butiran kecil berwarna putih yang mengandung bakteri bercampur lendir dan sisa makanan.

9. Penyakit lainnya

Sinusitis, asma, dan pembengkakan kelenjar gondok juga bisa menjadi penyebab bau mulut pada anak.

Meski kasusnya tidak banyak, masalah pernapasan buruk juga bisa terjadi pada anak penderita diabetes, maag, gagal ginjal, gangguan hati, dan kanker mulut.

Bagaimana cara mengatasi bau mulut pada anak?

Mengobati bau mulut pada anak dan orang dewasa tidak jauh berbeda. Jika anak Anda mengalami masalah bicara seperti ini, berikut beberapa hal yang dapat Anda lakukan.

• Mengajarkan anak menyikat gigi dengan teknik yang benar setiap pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur.
• Lakukan perawatan mulut dan gigi tambahan, seperti flossing untuk membersihkan sela-sela gigi dan membersihkan lidah dengan alat penggosok lidah (tongue cleaner).
• Berkumur dengan obat kumur yang ampuh untuk menghilangkan bau mulut. Namun, ini hanya disarankan untuk anak usia 6 tahun ke atas, sesuai anjuran American Dental Association.
• Berkumur dengan bahan alami, yang membantu membunuh bakteri di dalam mulut, seperti cuka apel, air garam, dan larutan baking soda.
• Perbanyak konsumsi makanan penghilang bau mulut, seperti buah apel, yoghurt, permen karet mint, dan makanan dengan kandungan vitamin C.
• Sering mengonsumsi air putih untuk mencegah mulut kering.

Jika masalah bau mulut anak Anda tidak kunjung membaik, cobalah berkonsultasi dengan dokter gigi anak untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.

Untuk radang gusi, gigi berlubang, dan lain-lain, dokter gigi dapat menggunakan prosedur medis tertentu untuk mengobatinya.

Namun bila penyebabnya adalah penyakit yang dialami anak, kemungkinan besar dokter akan menyarankan pemeriksaan tambahan pada anak.***