Kecanduan Game Online, Remaja di China Kuras Rekening Milik Ibunya Senilai Rp963 Juta

- 27 Juni 2023, 14:39 WIB
foto: ilustrasi anak di cgina yang kecanduan game online
foto: ilustrasi anak di cgina yang kecanduan game online /Pexels.com / Katerina Holmes/

OKEFLORES.com - Seorang gadis remaja di China dilaporkan telah menghabiskan sekitar 64.000 dolar AS atau Rp963 juta untuk bermain permainan daring dengan menghabiskan semua uang di rekening bank milik ibunya.

Melansir pikiran-rakyat.com Selasa 27 Juni 2023, gadis remaja yang berusia 13 tahun itu mengalami kecanduan pada permainan daring dan menggunakan kartu debit ibunya untuk membeli permainan bagi dirinya sendiri dan teman-temannya di kelas.

Pelajar tersebut berasal dari provinsi Henan di China tengah dan telah menghabiskan banyak waktu bermain game melalui ponsel pintarnya.

Baca Juga: Manusia dan Hiu Mampu Hidup Bersama di Laut dengan Aman

Selama empat bulan, dia menggunakan uang dari rekening bank ibunya untuk melakukan pembelian dalam bentuk aplikasi dan membeli lebih banyak permainan.

Akibatnya, saldo rekening bank ibunya habis dan hanya tersisa 0,07 dolar AS atau sekira Rp1.000.

Ibunya, yang bernama Wang, mengungkapkan bahwa remaja itu juga menghapus semua riwayat transaksi di ponselnya untuk menyembunyikan pembelian yang dilakukannya.

Dalam prosesnya, Wang mengetahui tentang pengeluaran tersebut setelah guru putrinya memberitahunya bahwa anaknya itu mungkin kecanduan bermain game online.

Setelah mendapat informasi, Wang memeriksa laporan rekening banknya dan menemukan bahwa hampir seluruh uangnya telah hilang.

Remaja itu mengakui bahwa dia tidak menyadari sejauh mana uang yang telah dia belanjakan untuk bermain game.

Setelah diselidiki, siswa tersebut memiliki akses ke kartu debit ibunya yang terhubung ke ponselnya.

Selain itu, dia juga mengetahui kata sandi yang telah dibagikan oleh ibunya sebelumnya.

Peristiwa ini memicu banyak perhatian di media sosial China, dengan banyak netizen yang memberikan tanggapan atas insiden tersebut.

Beberapa orang berpendapat bahwa ini adalah kesalahan orangtua dalam memberikan akses yang terlalu besar pada anak mereka, sementara yang lain menyatakan bahwa remaja tersebut memiliki pemahaman yang jelas tentang tindakannya tetapi enggan mengakui kesalahan yang telah dilakukannya.


Hingga artikel ini diturunkan, orangtua anak tersebut telah menghubungi beberapa platform pembayaran dalam upaya untuk mendapatkan pengembalian uang, tetapi sejauh ini dia belum menerima pengembalian apa pun.***

 

Editor: Adrianus T. Jaya

Sumber: PikiranRakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah