Rusak Sejumlah Jembatan, Gempa Getaran Akibat Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru Terekam 4 Kali

8 Juli 2023, 09:35 WIB
Jembatan Kali Regoyo di Kabupaten Lumajang Jawa Timur yang terputus akibat terjangan banjir lahar dingin Gunung Semeru, Jumat 7 Juli 2023 petang. /Tangkapanlayar instagram @harapanamalmulya/

OKEFLORES.com - Banjir lahar dingin Gunung Semeru menghantam beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS) di sekitarnya sejak Jumat, 7 Juli 2023.

Banjir lahar dingin terjadi karena hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur lereng gunung tertinggi di Pulau Jawa yang terletak di antara Kabupaten Malang dan Lumajang itu.

Ditambah sebelumnya, Semeru dilaporkan mengalami erupsi dan mengeluarkan awan panas mencapai 6 kilometer ke arah tenggara selatan.

Berdasarkan keterangan dari Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Semeru Liswanto, getaran banjir lumpur dingin menyebabkan empat kali gempa dalam 6 jam terakhir dengan amplitudo 28-40 mm.

Baca Juga: Tiga Orang Meninggal, Banjir Lahar Dingin Terjang Lumajang

"Gempa getaran banjir itu memiliki amplitudo 28-40 mm dan lama gempa 20.700-21.600 atau sekitar 5-6 jam," kata Liswanto dilansir Pikiran-Rakyat.com Sabtu 8 Juli 2023.

Dahsyatnya gempa getaran banjir menyebabkan debit air di sejumlah DAS otomatis naik drastis hingga berdampak pada kerusakan sejumlah jembatan.

Di sisi lain, gempa akibat letusan Gunung Semeru terus menghantam setidaknya 57 kali dalam sehari.

Gempa tersebut beramplitudo 12-22 mm dengan durasi 45-155 detik. Kemudian ada 9 kali gempa guguran dengan amplitudo 4-13 mm dan lama gempa 37-62 detik.

"Juga tercatat satu kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 17 mm, sedangkan pengamatan visual asap kawah tidak teramati. Cuaca berawan hingga hujan, angin lemah hingga kencang ke arah utara, timur laut, selatan, barat dan barat laut," ujarnya pula.

Gunung Semeru Siaga 3

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menetapkan Gunung Semeru masuk dalam status siaga atau level 3.

Keadaan ini membuat PVMBG meminta agar masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).

Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak diperkenankan melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

Selain itu, warga dilarang keras beraktivitas di radius 5 kilometer dari kawah/puncak Gunung Api Semeru, karena rawan terkena lontaran batu pijar.

Baca Juga: Cak Nun Dirawat di Rumah Sakit Karena Pendarahan Otak

Selanjutnya, masyarakat juga diminta waspada terhadap potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.*

Editor: Adrianus T. Jaya

Sumber: Pikiranrakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler