Pembangunan Trotoar Kampung Inggris Pare 'Dihujani Protes,' Bupati Kediri Akui Salah

26 Oktober 2023, 14:34 WIB
Foto. Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana (Kaos Hitam) murka melihat proyek pembangunan trotoar di Jalan Anyelir justru memicu keresahan sosial, sempat mendamprat Agus Sugiarto Kadis Perkim dan Arif Pelaksana Lapangan /

KEDIRI, OKE FLORES.COM - Menegangkan! Usai menghadiri Acara Rekor MURI Penyajian Sate Lele Terbanyak di Lapangan Tulungrejo - Pare, Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana melakukan sidak ke Jalan Anyelir di sisi barat. Sidak tersebut guna memastikan kebenaran informasi terkait keluhan warga atas pembangunan trotoar pada Rabu, 25 Oktober 2023. Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, keberadaan trotoar yang dibangun sepanjang Anyelir justru menghambat aktivitas warga, kerawanan berlalu lintas hingga dampak buruk bagi ekonomi warga Kampung Inggris Pare.

Setibanya di Jalan Anyelir, Bupati Kediri Hanindhito yang sering disapa MasBup menemui Pendiri Kampung Inggris Pare, Mr. Muhammad Kalend Osen yang sehari sebelumnya menyampaikan pernyataan kerasnya menolak pembangunan trotoar melalui media ini (Selasa, 24 Oktober 2023).

Tak butuh waktu lama Bupati dengan Muhammad Kalend Osen bertemu, memicu warga mengerubuti seraya berupaya menyampaikan uneg-uneg secara langsung kepada MasBup.
Awalnya MasBup menanyai Mr Kalend, apakah pernah diajak diskusi. Lalu dijawab, Alhamdullilah belum pernah. Sembari dibenarkan dan diiringi teriakan massa, "betul pak."
Setelah itu Muhammad Kalend menyambung, dalam pembangunan ini lebar tingginya tidak dibicarakan. Hal itu juga dipertegas Ali Sukron Kepala Desa Pelem bahwa rapat sosialisasi itu memang sering tapi tidak disampaikan tinggi dan lebarnya.

Baca Juga: Pembangunan Trotoar Kampung Inggris Pare Berbuah ‘Insiden Kecelakaan dan Keresahan Sosial’

Kemudian MasBup mengatakan, "Berarti desa tidak dikasih tahu," sembari menunjuk Agus Sugiarto sang Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman.
Kades Pelem membenarkan, iya pak tidak dikasih tahu oleh pelaksana lapangan dan perkim.

Dengan nada marah dan muka memerah, MasBup berucap, "Ini tugas bapak ngawasi ini, kalau bapak tidak tahu lalu gimana masyarakat?"

Kemudian MasBup menanyai salah satu warga bernama Teguh Santosa, mas ada lagi nggak yang kondisinya begini? Ada pak, cetusnya, sambil berjalan menuju pekarangan yang akses masuk mobilnya susah gegara pembangunan trotoar tersebut.

Foto. Pendiri Kampung Inggris Pare, Muhammad Kalend Osen sempat menyampaikan aspirasi dan tuntutannya secara langsung kepada Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana, Rabu 25 Oktober 2023

Disaat yang hampir bersamaan MasBup menghampiri seorang ibu, salah satu pemilik warung yang terdampak pembangunan trotoar, "Mboten saged Pak Bupati, akhirnya gini kalau ada motor parkir ada mobil lewat macet," keluhnya.

Warga lainnya bernama, Agus Mulyono menambahkan, kalau kendaraan parkir depan toko atau warung susah, karena ada kendaraan kanan kiri susah.

Selanjutnya MasBup meminta Agus Sugiarto Kadis Perumahan dan Kawasan Pemukiman (Perkim) memanggil Arif pelaksana lapangan, dan menanyakan, "Sampean gawe opo to pak. Siapa yang gambar?" ucapnya dengan nada kesal.

Lalu seorang pria disamping pelaksana lapangan menatap dan menunjuk Agus Sugiarto Kadis Perkim sambil mengatakan, yang menggambar adalah konsultan perencana yang ditunjuk Pemerintah Kabupaten Kediri. "Lalu masuk usulan ke kementerian pak, " timpalnya.

Melihat gelagat saling tunjuk kesalahan, tiba-tiba MasBup berteriak, "Ojo salah-salahan, ojo gawe aku nesu ning kene. Nggak usah salah-salahan wes ndang sopo sing salah."

"Males aku nyambut gawe lek nggak mikirno masyarakat ngene iki. Bah-bah no duit sopo," semprot MasBup ke Kadis Perkim.

Ditempat yang sama, Arif sang pelaksana lapangan tetap ngotot bahwa pihaknya sudah sejak awal dalam rapat sosialisasi menegaskan bahwa menurut desain di depan rumah tidak ada akses, namun akses itu diberikan di fasilitas umum seperti masjid dan sekolah. Lalu kenapa trotoar itu harus 120 cm meski di perencanaan awal 90 cm? karena kita terbentur dengan aturan permen (peraturan menteri-red), kilah Arif.

Menanggapi pernyataan itu, MasBup semakin geram dengan menatap tajam pelaksana lapangan menegaskan, "Pak aturan diatur bukan untuk mempersulit masyarakat, kono ngetutne aturan masyarakat sing kangelan. Sing ngeluh sopo sampean opo aku? Sampean ngetutno aturan, aku sing mengawasi. Kono ngetutne aturan akhire dadine koyo ngene, sing ngeluh kono opo aku?"

Lagi-lagi Arif sang Pelaksana Lapangan membela diri, "Saya hanya menceritakan kronologi." Bupati menyambung, "Saya nggak butuh ceritamu, sing tak butuhne iki masalahe piye.

Seolah belum menyerah pelaksana proyek menyampaikan kepada Bupati bahwa pada tanggal 10 Oktober 2023 telah terjadi kesepakatan dengan warga, terkait permintaan perubahan desain. "Itu berarti kesalahan ada di perencanaan," tegas Bupati Kediri.

Pada kesempatan itu di depan masyarakat, MasBup menyatakan, "Saya sebagai kepala daerah disini memohon maaf, saya harus gentle saya katakan saya salah, saya salah. Berikan kami waktu untuk evaluasi.

Diakhir sidak itu MasBup juga berkesempatan mendengarkan aspirasi dan tuntutan dari sang pendiri Kampung Inggris Muhammad Kalend Osen yang dibacakan secara langsung. "Sekali lagi terkait keberadaan trotoar sabar ya, karena keputusan ini tidak hanya diambil oleh saya, tapi ini pekerjaan dari pemerintah pusat. Ini harus dipahami bersama, jadi tidak hanya pemkab sendiri, ada kementerian PUPR didalamnya. Jadi dalam membongkar saya akan meminta dan berkoordinasi. Yang penting saya lihat hari ini," ucap putra Pramono Anung.

Sebelum berpamitan, sekali lagi Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana memohon maaf kepada Muhammad Kalend Osen, " Saya mewakili pemerintah kabupaten memohon maaf secara gentle, secara bijak dan secara apapun itu. Saya yang bertanggungjawab. Bahwa dalam proses pelaksanaannya seperti ini tentu jauh dari yang saya harapkan. Saya tidak mungkin tadi melihat rumah warga dan rumah bapak sendiri ditutup trotoar, akhirnya mobil tidak bisa keluar. Nggak ada aksesnya gitu kan. Kan nggak masuk akal. Ini nanti saya akan evaluasi langsung setelah ini. Saya akan minta kepala balai dan saya akan berkoordinasi dengan Kementerian PUPR pusat untuk menyelesaikan pembangunan yang pada hakekatnya manfaat sebenarnya. Bukan keindahan, yang paling penting adalah manfaat."

"Saya awal datang kesini pada tahun 2021 berpikir bagaimana Kampung Inggris bisa hidup. Bukan malah terjadi hal yang tidak diinginkan," pungkasnya. ***

Editor: Adrianus T. Jaya

Tags

Terkini

Terpopuler