Hadiri Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2023, Jokowi Dorong Peningkatan Sinergi KSSK

1 Desember 2023, 11:45 WIB
Hadiri Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2023, Jokowi Dorong Peningkatan Sinergi KSSK /Humas Setkab/Rahmat/

OKE FLORES.COM - Presiden Joko Widodo Menghadiri Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2023 Yang Digelar Di Grha Bhasvara Icchana, Kantor Pusat Bank Indonesia, Jakarta, Pada Rabu, 29 November 2023.

Dalam pertemuan tersebut Jokowi mendorong Peningkatan Sinergi Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) Untuk Mengantisipasi Berbagai Skenario Ke Depan Dan Merespons Cepat Setiap Perubahan Utamanya Yang Disebabkan Dinamika Global.

“Yang Paling Penting Juga Antisipasi Terhadap Semua Skenario Ke Depan, Cepat Dalam Merespons Setiap Perubahan. Misalnya Untuk Inflasi, Cek Terus Di Lapangan, Selesaikan Kalau Ada Masalah Dengan Cepat. Kemudian Juga Perkuat KSSK, Sering Ketemu, Sering Berbicara Untuk Menjaga Stabilitas Sektor Keuangan,” Ujar Presiden.

Baca Juga: Presiden Jokowi Resmi Melantik Letjen Maruli Simanjuntak Menjadi KSAD Pengganti Jenderal Agus Subiyanto

KSSK Terdiri Atas Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Presiden Jokowi meminta KSSK untuk lebih berkolaborasi, terutama dalam kondisi yang tidak biasa seperti saat ini.

“Dalam Situasi Seperti Ini Enggak Bisa, Minim Seminggu Sekali Atau Dua Minggu Sekali Ketemu Untuk Ya Ngopi Bareng-Bareng Kan Enggak Ada Masalah. Enggak Usah Serius, Tetapi Saling Bertukar Angka, Bertukar Kalkulasi, Bertukar Hitung-Hitungan Karena Memang Kondisinya Kita Harus Merespons Dengan Cepat Terhadap Situasi-Situasi Yang Berubah,” Ungkapnya.

Presiden mengatakan bahwa dunia saat ini tidak berada dalam kondisi yang baik karena sejumlah peristiwa domestik negara lain yang berdampak ke seluruh dunia. 

Situasi-situasi ini termasuk inflasi dan suku bunga tinggi di Amerika Serikat, perlambatan dan krisis properti di Tiongkok, dan peningkatan tekanan geopolitik akibat konflik di Gaza dan Ukraina.

“Oleh Sebab Itu, Dampak Dari Perang Yang Ada Harus Sama-Sama Kita Antisipasi. Karena Kalau Sudah Yang Namanya Perang Ini Ganggunya Ke Mana-Mana. Gangguan Rantai Pasok Global, Lonjakan Harga Pangan, Lonjakan Harga Energi, Semuanya Akan Terdampak Semuanya,” Jelasnya.

Selain kondisi-kondisi tersebut, Dunia saat ini juga mengalami dampak langsung dari perubahan iklim, khususnya pada kondisi pangan Indonesia.

Produksi Makanan Indonesia Menurun Karena Perubahan iklim dan Pembatasan Ekspor dari 22 Negara.

Presiden Jokowi bersyukur bahwa, di tengah kesulitan-kesulitan ini, ekonomi Indonesia terus tumbuh pada 5% dan inflasi cenderung stabil pada 2,6 persen. 

Dia memperbandingkan pertumbuhan ekonomi Malaysia dengan 3,3 persen, AS dengan 2,9 persen, Korea Selatan dengan 1,4 persen, dan Uni Eropa dengan 0,1 persen.

“Artinya Apa? Kita Harus Optimistis, Tetapi Tetap Harus Waspada, Tetap Harus Hati-Hati. Waspada Pada Perubahan Yang Super Cepat, Perubahan Terhadap Disrupsi Teknologi Yang Juga Super Cepat. Memang Kita Harus Prudent Dalam Melangkah, Tetapi Juga Jangan Terlalu Hati-Hati. Kredit Terlalu Hati-Hati, Semuanya Terlalu Hati-Hati, Akibatnya Kering Perputaran Di Sektor Riil,” Ucapnya.***

Editor: Adrianus T. Jaya

Tags

Terkini

Terpopuler