Network
NTT, OKE FLORES.com - Recep Tayyip Erdogan kembali dinyatakan sebagai pemenang pemilihan presiden negara yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Dengan kemenangan tersebut, Erdogan secara resmi memperpanjang masa jabatan dua tahunnya menjadi lima tahun lagi.
Kepala Dewan Pemilihan Tertinggi Turki (YSK), yang mengawasi hasil resmi, mengatakan Erdogan terpilih sebagai presiden baru dengan 52,14 persen suara, sementara penantangnya Kemal Kilicdaroglu menerima 47,86 persen.
Dengan lebih dari 99 persen surat suara telah dihitung, ketua YSK, Ahmet Yener, mengatakan keunggulan 2 juta suara dari Erdogan tidak dapat diraih.
Berbicara kepada sekitar 320 ribu orang di luar istana Ankara pada Sabtu, 27 Mei 2023 malam, Erdogan berjanji akan membangun Turki lebih baik lagi.
"Anda memberikan tugas ini kepada kami lagi, kami akan membangun abad Turki bersama," ujar Erdogan, dikutip dari laman The Independent pada Senin, 29 Mei 2023.
"Dalam salah satu pemilihan terpenting dalam sejarah Turki, bangsa kita memilih abad Turki. Mereka sudah memilih partai kami sebagai partai mayoritas di parlemen. Bukan hanya kami yang menang, Turki menang," sambungnya melansir Disway.id Senin, 29 Mei 2023.
Erdogan berjanji untuk membantu pengungsi Suriah kembali ke negara mereka, dengan pengumuman kesepakatan untuk membangun rumah dalam kesepakatan dengan Qatar.
Dia juga mengatakan bahwa inflasi adalah masalah yang paling mendesak bagi negara, tetapi juga akan turun, mengikuti tingkat kebijakan yang dipotong menjadi 8,5 persen dari 19 persen dua tahun lalu.
"Kami merancang ekonomi yang berfokus pada investasi dan lapangan kerja, dengan tim manajemen keuangan yang memiliki reputasi internasional.”
Sebelumnya, Erdogan berbicara kepada para pendukung di bus kampanye di luar rumahnya di Istanbul.
"Saya berterima kasih kepada setiap anggota bangsa kita karena mempercayakan saya dengan tanggung jawab untuk memerintah negara ini sekali lagi selama lima tahun mendatang," tutur Erdogan.
Sementara itu ia juga mengejek Tuan Kilicdaroglu atas kekalahannya dengan mengatakan "bye bye bye, Kemal" saat para pendukung mencemooh.
Erdogan berkampanye secara hingar-bingar dalam berminggu-minggu sejak dia melampaui perkiraan jajak pendapat, tetapi jatuh dari mayoritas langsung pada putaran pertama pemilihan 14 Mei, memaksa Turki untuk putaran kedua untuk pertama kalinya dalam sejarahnya.
Dia telah berusaha untuk mengamankan warisannya sebagai pemimpin bangsa yang paling berpengaruh sejak pendirinya, Mustafa Kemal Ataturk.***
