Kementerian Kesehatan mengirimkan tim untuk memastikan akomodasi dan makanan selama ibadah haji memenuhi syara

- 29 Mei 2023, 11:54 WIB
Kementerian Kesehatan mengirimkan tim untuk memastikan akomodasi dan makanan selama ibadah haji memenuhi syara
Kementerian Kesehatan mengirimkan tim untuk memastikan akomodasi dan makanan selama ibadah haji memenuhi syara /Kemenkes RI/Kementerian Kesehatan RI

NASIONAL,OKE FLORES.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menjamin akomodasi dan makanan jemaah memenuhi standar kesehatan.

Kementerian Kesehatan mengirimkan tim higiene dan pengendalian makanan untuk menyelenggarakan ibadah haji 1444 H/2023 M.

“Kami berupaya mendekatkan pelayanan kepada jemaah haji dengan pendekatan yang tidak hanya kuratif dan rehabilitatif, tetapi juga preventif.

Kami berharap jemaah haji kita sehat dan dapat menunaikan ibadah haji dengan lancar,” kata Direktur Pusat Kesehatan Haji tersebut. Liliek Marhaendro Susilo, dikutip dari laman Kementerian Kesehatan pada Minggu, 28 Mei 2023.

Tugas tim food hygiene and control adalah melakukan pemeriksaan kesehatan lingkungan (ICL) baik di ruang makan maupun di penginapan jemaah. . .

Pemeriksaan kesehatan ini bertujuan untuk mencegah penyakit lingkungan.

IKL melibatkan pengamatan dan pemeriksaan langsung terhadap lingkungan, termasuk suhu, udara, pencahayaan ruangan, kebersihan lingkungan, dan pengelolaan limbah.

Akomodasi peziarah akan diperiksa untuk bangunan dan fasilitas termasuk penerangan, ventilasi, akses ke air bersih, pengelolaan limbah dan tempat sampah, toilet dan pengendalian vektor.

“Kita telusuri semua hotel dengan mencoba beberapa meeting room. Kami akan laporkan ke penyelenggara haji untuk dievaluasi,” kata Liliek.

Selain tempat tinggal, juga sangat penting untuk memantau makanan yang dikonsumsi jemaah.

Jika pasokan makanan tidak terkontrol dengan baik, maka dapat meningkatkan risiko kesehatan.

masalah bagi jamaah.

Ketahanan pangan jemaah dipantau untuk memastikan bahwa makanan yang ditawarkan layak untuk dikonsumsi.

Sampel makanan yang dikonsumsi jemaah diuji dari berbagai aspek, seperti uji sensori yang meliputi rasa, aroma, tekstur dan warna.

Dengan uji sensori ini, kualitas makanan dapat dinilai dengan menggunakan persepsi sensori.

Dengan bantuan tes ini, risiko pemberian makanan dapat diketahui dan dihindari sebelum jamaah memakannya.

Selain itu, uji kimia dilakukan untuk mendeteksi adanya formaldehida dalam makanan yang berbahaya bagi konsumen.

Selanjutnya dilakukan pengukuran keasaman dan kebasaan.

Jika terjadi sesuatu yang tidak diharapkan, tim ini juga membentuk bank sampel.

Dengan bantuan bank sampel, sampel makanan dapat diperiksa ulang di laboratorium.

Selain sampel makanan, pemeriksaan kesehatan lingkungan juga dilakukan di tempat makanan.

Pengawasan ini dilakukan mulai dari penerimaan bahan baku, penyimpanan bahan baku, pengolahan pangan, penyimpanan pangan dan distribusi, untuk menjamin terpenuhinya standar yang berlaku.

“Selain cita rasa makanan, kebersihan dan keamanan bahan makanan juga sangat penting.

Untuk itu kami melakukan pengawasan mulai dari penyiapan makanan hingga pendistribusiannya,” ujar Liliek.*** 

Editor: Paulus Adekantari

Sumber: gowapos.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x