Kerusuhan di Yogyakarta 2023: Perseteruan PSHT dan Brajamusti

- 5 Juni 2023, 07:59 WIB
Kerusuhan di Yogyakarta 2023: Perseteruan PSHT dan Brajamusti
Kerusuhan di Yogyakarta 2023: Perseteruan PSHT dan Brajamusti /

YOGYAKARTA, OKE FLORES.com - Ratusan anggota perguruan silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) melakukan penggerebekan pada markas PSIM & Brajamusti pada Stadion Mandala Krida berujung tawuran dalam Minggu 4 Juni 2023.

Insiden ini berlangsung akibat insiden penganiayaan yang terjadi pada tanggal 27 Mei 2023 di wilayah Parangtritis, Bantul.

Pada saat itu, para penggemar sepak bola PSIM Yogyakarta, yang dikenal sebagai Brajamusti, mengadakan acara dan dikatakan mendengarkan musik dengan volume yang cukup tinggi sampai larut malam.

Pesta tersebut dilaksanakan di Villa Pondok Bambo Rando ini meresahkan warga termasuk Ali Susanto Joko Saputro karena hingga pukul 01.00 WIB suara musik tersebut tidak kunjung mereda.

Ali yang merupakan suami anggota DPRD DIY, Tustiyani itu bersama Koordinator Sar Satlinmas Korwil III Baron mendatangi tempat tersebut untuk menegur, melansir Pikiran-Rakyat.com, Senin 5 Mei 2023.

Akan tetapi, kedatangan Ali tak disambut baik oleh Brajamusti, bahkan menimbulkan pengeroyokan dengan senjata tajam.

Akibatnya, Ali mendapatkan luka sayatan pada bagian tangannya dan dilarikan ke rumah sakit sehingga mendapatkan 16 jahitan di tangan dan enam jahitan di kepala.

Ali yang merupakan anggota PSHT (Persaudaraan Setia Hati Terate) ini pun membuat kelompok tersebut mendatangi Polres Bantul pada 29 Mei 2023 lalu.

Mereka meminta polisi untuk menangkap oknum pengeroyokan anggotanya.

Baca Juga: Susi Pudjiastuti: Kecam Tindakan Pemerintah Atur Pernikahan PNS: Harus Batal

Saat itu polisi mengaku sudah mendapatkan identitas pelaku.

Kronologi Tawuran di Yogyakarta

Rombongan PSHT mendatangi Jalan Kenari dengan motor diduga menuju markas PSIM dan Brajamusti di Stadion Mandala Krida sekitar pukul 16.30.

Namun, rombongan motor tersebut dicegat oleh Brajamusti di daerah Gedung Balaikota Yogyakarta.

Hal tersebut menyebabkan bentrokan karena ada insiden pelemparan batu antara kelompok yang menyebabkan kaca pecah berserakan di jalan.

Melihat hal tersebut, warga langsung menutup jalan akses masuk ke jalan dan gang sepanjang jalan Kenari.

Pukul 17.30 WIB polisi menjaga ketat wilayah perempatan Stadion Mandala Krida dan GOR Among Rogo agar kelompok massa tidak memasuki area Stadion Mandala Krida.

Saat itu sedang ada konser musik besar yang menampilkan sejumlah penyanyi papan atas seperti Raissa, Vierratale, dan lainnya.

Polisi pun mengarahkan rombongan PSHT keluar dari jalan Kenari menuju jalan Kusumanegara.

Sedangkan rombongan yang berada di jalan Kusumanegara diarahkan ke Jalan Tamansiswa.

Rombongan PSHT yang sudah berada di jalan Tamansiswa kemudian diminta putar balik ke arah utara Jalan Tamansiswa karena diduga kelompok massa lain sudah menunggu di selatan jalan Tamansiswa.

Namun bentrok terlanjur terjadi.

Belum diketahui apakah bentrokan yang kembali terjadi merupakan bentrokan lanjutan antara rombongan PSHT dengan Brajamusti atau PSHT dengan warga setempat.

Bentrokan pun reda pada pukul 20.00 WIB, batu dan kaca pecah berserakan di jalan.

Rombongan PSHT pun diamankan polisi dan dibawa ke Polda DIY, sejumlah motor milik rombongan PSHT tampak masih terlihat dan tertinggal di tepi jalan Tamansiswa.

Pengamanan terhadap bentrok yang terjadi sejak sore hingga malam hari dilakukan oleh Polsek Umbulharjo, Polresta Yogyakarta, Satuan Brimob Polda DIY, serta personel Koramil 0734/07 Umbulharjo.

Pukul 22.00 WIB kondisi Jogja terpantau kondusif.

Melalui pantauan sejumlah CCTV sekitar daerah yang mengalami bentrokan pada sore hari, telah bersih dari kerumunan orang dan sisa-sisa bentrokan lainnya.***

 

Editor: Paulus Adekantari

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x