OKEFLORES.com - Prof. Muradi, seorang pengamat politik dan Guru Besar Ilmu Politik di Universitas Padjadjaran (Unpad), mengatakan bahwa keadaan Indonesia menjelang pemilihan umum 2024 tidak mengkhawatirkan.
"Menjelang dua bulan penetapan capres cawapres ini, tidak ditemukan indikator yang mengkhawatirkan," kata Prof Muradi dalam acara Dialog Ekonomi 'Membangun Optimisme Ekonomi di Musim Kontestasi, Menelisik Tantangan dan Peluang ke Depan', di Bandung, pada Selasa 18 Juli 2023 dilansir dari pikiran-rakyat.com, Rabu, 19 Juli 2023.
Prof Muradi mengatakan bahwa kondisi politik Tanah Air masih terjaga karena melihat pertumbuhan ekonomi nasional akan positif.
Meski begitu, Prof Muradi menjelaskan akan ada 6 hal yang terjadi jelang Pemilu 2024. 6 hal tersebut adalah:
1. Kontak Politik
2. Politik Uang
3. Politik Identitas
4. Pemilih Muda
5. Digitalisasi Politik
6. Disinformasi atau hoaks
Menjelang Pemilu 2024, politik identitas dianggap sebagai hal yang "menakutkan", kata Prof Muradi.
Selanjutnya, ia menyatakan bahwa masalah yang tidak akan selesai akan muncul sampai Februari 2024:
1. Perpanjang masa jabatan
2. 3 periode
3. Oligarki
4. Jokowi Endorsmen
5. Penundaan Pilkada Serentak
Perkembangan ekonomi global sejauh ini tidak seburuk yang diperkirakan di akhir 2022, kata Erwin Gunawan Hutapea, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Barat (Jabar).
Tetapi, menurut Erwin Gunawan Hutapea, beberapa negara besar masih harus "merangkak". Selain itu, dia menjelaskan bahwa China, meskipun optimis di awal tahun, masih menghadapi tantangan dalam menangani Covid-19.
Akibatnya, pertumbuhan ekonomi China mungkin tidak setinggi sebelumnya. Namun, meskipun tidak setinggi sebelumnya, pertumbuhannya tetap menjadi yang tertinggi.
Baca Juga: Puan Maharani Akan Mempertimbangkan Penetapan Bacawapres Ganjar Pranowo
Erwin kemudian menjelaskan bahwa inflasi Indonesia secara bertahap kembali ke rentang yang diperkirakan.
Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal pertama masih di atas 5%, yang Erwin katakan patut disyukuri karena masih ada ruang untuk pertumbuhan.
Erwin menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi dipengaruhi secara signifikan oleh Pulau Jawa. "Kalau kita lihat secara nasional Jawa masih berkontribusi hampir 80 persen. Dan kebanyakan ekonomi nasional berada di Pulau Jawa dan Sumatera," kata Erwin.***