Rekomendasi 5 Novel yang Memotret Latar Peristiwa G30S PKI serta Sejarah Kelam di Dalamnya

- 2 Oktober 2023, 09:44 WIB
Novel Cantik Itu Luka
Novel Cantik Itu Luka /Sumber: derapdesa.id/

 

 

OKE FLORES.COM - Gerakan 30 September 1965 atau yang dikenal dengan sebutan G30S PKI merupakan peristiwa kelam dalam sejarah bangsa Indonesia.

Peristiwa itu terjadi tepat tengah malam di penghujung September pada 53 tahun silam. Betapa mengerikannya peristiwa itu terjadi hingga kini kisahnya masih belum tersingkap dengan jelas dan masih terkesan “abu-abu”, sehingga masih menyisakan luka mendalam Melansir bogor.pikiran-rakyat.com Senin 02 Oktober 2023

Namun seperti yang dikatakan oleh Soekarno yaitu Jasmerah, “Jangan Melupakan Sejarah”, masih terasa hingga kini. Karena sampai saat ini, pemberontakan PKI masih terdengar dalam balutan literasi sastra modern.

Baca Juga: BNPB Terjunkan Helikopter Water Bombing ke Gunung Lawu

Banyak novelis yang menceritakan kembali atau mengambil kisah dengan latar belakang tahun 1965, di mana peristiwa G30S/PKI terjadi, karena kisah tersebut sungguh masih tertanam dalam ingatan.

Novel yang Mengambil Latar Belakang G30S/PKI
Berikut ini merupakan novel tentang G30S/PKI atau yang mengambil latar belakang G30S/PKI.

1. Cantik itu Luka

Lewat novel ini, Eka Kurniawan mengisahkan nasib anak-anak manusia yang telah menjadi korban kekuasaan dan kutukan karma. Tentang seorang perempuan cantik keturunan Belanda bernama Dewi Ayu, yang menjadi korban kekejaman perang dan perebutan kekuasaan.

Dewi Ayu terpaksa harus bekerja memuaskan nafsu para tentara Jepang. Didesak juga oleh keadaannya sebagai seorang tahanan, karena seorang turunan Indo-Belanda.

Hal tersebut membuatnya melahirkan tiga putri yang tidak kalah cantik, namun tidak diketahui siapa ayahnya.

Melihat anaknya yang selalu digoda lelaki pun membuatnya kesal, dan kecantikan bisa membawa akibat buruk bagi anak-anaknya. Saat mengandung anak keempat, Dewi Ayu malah berdoa agar anaknya memiliki paras yang buruk atau jelek.

Melintas berbagai masa di Indonesia, cerita dalam novel ini menguak kutukan dan tragedi keluarga dibalut roman, petualangan, mitologi, kisah hantu, dan kekejaman politik.

2. Amba

Novel ini dikisahkan begitu padat dan kompleks oleh seorang Laksmi Pamuntjak. Dari tangannya, novel ini telah mendunia, dan bahkan mendapatkan penghargaan sebagai Keynote Speaker dalam festival bergengsi di Jerman.

Mulanya novel ini diterbitkan di tahun 2012 dalam bahasa Inggris, dengan judul The Question of Red, barulah kemudian terbit dalam versi bahasa Indonesia.Amba merupakan kisah tragedi yang disampaikan melalui kisah cinta, dari Amba dan Bhisma di hari-hari mencekam pada bulan September 1965, yang dipaksa harus berpisah karena situasi politik.

Di mana hingga satu juta orang yang dituduh sebagai Komunis di Indonesia dibantai. Kamu akan melihat gambaran kehidupan tahanan yang diasingkan di Pulau Buru.

3. Ronggeng Dukuh Paruk

Ingat salah satu film layar lebar yang berjudul Sang Penari? Film tersebut merupakan alih wahana dari novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari yang merupakan gabungan dari tiga buku seri, yaitu Ronggeng Dukuh Paruk, Lintang Kemukus Dini Hari, dan Jantera Bianglala. Begitu melegendanya novel ini hingga diterjemahkan ke berbagai bahasa.

Novel ini menceritakan sosok Srintil, seorang ronggeng baru di Dukuh Paruk.

Bagi pedukuhan yang miskin, terpencil dan bersahaja ini, ronggeng membuat kehidupan kembali menggeliat. Srintil menjadi tokoh yang amat digandrungi karena cantik, menggoda, dan semua ingin menari bersamanya. Sayangnya, karena hal itu malah membuat Srintil harus rela menjadi objek seksualitas.

Kebebasannya menjadi perempuan pun berakhir kala itu.
Peristiwa politik di tahun 1965 juga membuat dukuh ini hancur, baik secara fisik maupun mental.

Mereka terbawa arus dan di cap ikut andil dalam peristiwa tersebut. Pengalaman pahit ini membuat Srintil sadar akan hakikatnya sebagai manusia Karena itulah ia berniat memperbaiki citra dirinya.

4.Gadis Kretek

Buku dari Ratih Kumala ini juga mengusung tema PKI dengan gaya penyampaian yang lebih ringan bila dibandingkan dengan novel lainnya di atas. Selain dilatari kisah cinta dari Gadis Kretek, adu sikut para pengusaha kretek juga turut mewarnai rangkaian peristiwa pasca G30S ini. Masa di mana partai Komunis dan semua jaringan di dalamnya ditangkap, ditembak, dan dibuang tanpa ampun.

Diiringi Soeraja, pembaca akan diajak melihat kembali bahwa seorang yang buta politik pun dapat menjadi korban keganasan penduduk, dan aparat yang tidak terima dengan PKI. Selain itu, kamu juga akan dibawa berkenalan dengan perkembangan industri kretek di Indonesia.

5. Pulang

Novel dari Leila S. Chudori ini merupakan salah satu novelnya yang lahir dengan pemberontakan G30S/PKI sebagai latarnya, hingga berpuncak pada reformasi 1998. Referensinya sungguh kaya.

Semua bermula dari empat sekawan mantan wartawan yang menjadi buronan akibat pada masa itu. Wartawan adalah sesuatu yang menyinggung sentimentil politik. Akibat tidak mau nasibnya serupa dengan temannya yang tertangkap dan dinyatakan tewas, mereka meninggalkan Indonesia, dan memulai hidupnya di Paris.

Namun hidup tidak selurus itu, meski penuh ketidakadilan, Indonesia ternyata memiliki hal yang akan terus dirindukan.

Itulah beberapa novel tentang G30S/PKI atau yang mengambil latar tahun pada saat peristiwa itu terjadi.

Beberapa novel di atas, sampai dicetak dan diterjemahkan di negara lain dengan berbagai bahasa, karena kronologi G30S/PKI sering jadi bahan diskusi dan masih menjadi kisah yang menarik diperbincangkan.****

Editor: Adrianus T. Jaya

Sumber: Depok.pikiran-rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah