GaMa: Meneguhkan (Kembali) Cita-Cita Proklamasi

- 22 Oktober 2023, 16:38 WIB
Sutrisno Pangaribuan, Presidium GaMa Centre
Sutrisno Pangaribuan, Presidium GaMa Centre /

OKE FLORES.COM - Menkopolhukam RI, Mohammad Mahfud MD (Mahfud) diumumkan sebagai bakal calon wakil presiden (bacawapres), pasangan dari bakal calon presiden (bacapres) Ganjar Pranowo (Ganjar), pada Rabu (18/10/2023).

Pasangan GaMa selanjutnya mendaftar ke KPU RI, pada Kamis (19/10/2023) didampingi pimpinan partai politik (parpol) pengusung dan pendukung, beserta relawan, simpatisan, dan rekan juang politik GaMa.

Pasangan GaMa memilih Tugu Proklamasi, tempat naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia dibacakan, pada (17/8/1945) di Jalan Pegangsaan Timur No.56 Jakarta, sebagai titik awal perjalanan pendaftaran ke KPU RI. GaMa memulai langkah pertama dari Tugu Proklamasi untuk memberi pesan sekaligus peneguhan dan penegasan arah perjuangan politik GaMa kepada seluruh rakyat Indonesia. Bahwa GaMa akan melanjutkan dan mewujudkan cita- cita proklamasi kemerdekaan Indonesia, sebagai negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur sebagaimana termaktub pada alinea keempat pembukaan UUD 1945.

Baca Juga: Menkominfo Budi Arie Setiadi Tegaskan Pemberantasan Judi Online akan Terus Dilakukan dengan Serius

GaMa ingin meneguhkan dan menegaskan komitmen sebagai new dwitunggal dengan latar belakang, Ganjar dari  kaum nasionalis dan Mahfud dari umat Islam. GaMa Meneladani dan menduplikasi role model kepemimpinan nasional yang dirintis dan dipelopori oleh Soekarno- Hatta. GaMa naik mobil pick up didampingi para pimpinan Parpol pengusung dan pendukung, relawan, simpatisan, dan rekan juang politik. Pasangan GaMa bergerak dari Tugu Proklamasi ke KPU RI, bersama rakyat, melangkah pasti dari titik nol Indonesia. GaMa memulainya dari Tugu Proklamasi, tempat peneguhan dan penegasan komitmen pasangan GaMa untuk mewujudkan cita- cita proklamasi.

GaMa: Warna Tegas, Hitam dan Putih

Pendaftaran pasangan GaMa dipimpin langsung Megawati Soekarnoputri (Mega), Ketum PDIP, bersama Mardiono, Plt. Ketum PPP, Oesman Sapta Odang (OSO), Ketum Hanura, dan Hary Tanoesoedibjo, Ketum Perindo. Dalam pendaftaran tersebut, Ganjar mengenakan kemeja hitam, sedang Mahfud berkemeja putih. Ganjar menjelaskan bahwa warna tersebut mengisyaratkan sikap dan pilihan GaMa yang tegas, hitam atau putih, bukan abu- abu.

Penegasan warna GaMa selaras dengan komitmen pasangan tersebut untuk menciptakan pemerintahan yang bersih, bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). GaMa juga ingin menegaskan bahwa Pancasila sebagai idiologi bangsa yang sudah final. Sehingga segala bentuk tindakan yang hendak mengubah dan mengganti Pancasila sebagai idiologi bangsa dan negara, harus dilawan dengan tegas. Warna pakaian pasangan GaMa tersebut sebagai simbol dari pemimpin yang berani, lurus, tegas, dan percaya yang dinaungi oleh keinginan luhur, tulus, dan suci.

Mahfud sengaja mengenakan kemeja putih yang telah disiapkannya sejak Pilpres 2019. Semula Mahfud diminta menjadi cawapres Jokowi, namun karena tekanan politik, berupa ancaman keluar dari koalisi parpol gemuk pengusung Jokowi 2019, akhirnya Mahfud diganti Ma'ruf Amin. Mahfud terpaksa menyimpan kemeja putih selama 5 tahun di lemari ibunya, di Madura. Kemeja putih tersebut akhirnya dipakai Mahfud, mendaftar sebagai bacawapres. Mahfud melangkah mulus menjemput takdir sebagai bacawapres tanpa hambatan, sebab tidak ada lagi parpol yang mengancam keluar dari koalisi seperti saat Pemilu 2019. Akhirnya Mahfud menjadi satu- satunya pilihan yang paling tepat dan lengkap, serta mampu menambah kekuatan Ganjar. Pengalaman Mahfud membuktikan bahwa kesetiaan untuk terus mencintai Indonesia membuat anak bangsa selalu punya harapan. Alam tidak menghendaki kemeja putih Mahfud hanya tersimpan di lemari ibunya selamanya.

GaMa Butuh Koalisi Besar

Koalisi parpol yang mengusung dan mendukung pasangan GaMa sebagai koalisi ramping, sementara untuk memenangkan Pilpres dibutuhkan koalisi besar (koalisi bersama rakyat). Rakyat sebagai pemegang kedaulatan dalam sistem demokrasi, yang harus dilibatkan. Sehingga meski hanya diusung dan didukung oleh 4 parpol, GaMa diyakini mampu memenangkan Pilpres 2024. Latar belakang Ganjar dan Mahfud sebagai orang biasa, yang memiliki identitas yang sama dengan mayoritas rakyat Indonesia sebagai orang biasa akan menjadikan GaMa memenangi pilpres.

Baca Juga: KOMPAK Indonesia: Jika FB Ketua KPK RI terus mangkir maka segera dijemput paksa

Pasangan GaMa juga bukan bagian dari dinasti politik manapun dan tidak akan membangun dinasti politik baru, jika berhasil memenangi Pilpres 2024. GaMa memilih mewakafkan dirinya semata- mata demi bangsa dan negara, demi rakyat, bukan demi istri, anak, menantu, cucu, keluarga, atau kerabatnya. Maka visi, misi, dan program politik GaMa seluruhnya diarahkan dalam rangka melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.

GaMa Harus Memenangi Pilpres dan Pileg

Koalisi parpol pengusung dan pendukung GaMa harus bekerja keras dalam merebut dan membujuk hati rakyat agar dapat memenangkan Pilpres 2024. Untuk membantu parpol mewujudkan kemenangan GaMa, maka Kongres Rakyat Nasional (Kornas) sebagai wadah berhimpun dan berjuang rakyat dalam mewujudkan tujuan dan cita- cita bangsa Indonesia secara sadar membentuk wadah perjuangan sebagai rekan juang politik pasangan Ganjar dan Mahfud sejak Rabu (18/10/2023), yakni GaMa Centre yang akan menjadi pusat informasi dan pergerakan GaMa. Maka untuk memenangkan pasangan Ganjar dan Mahfud, GaMa Centre menyampaikan ide dan gagasan sebagai berikut:

Pertama, bahwa kemenangan GaMa hanya dapat diperoleh jika dan hanya jika ada kerjasama yang baik antara sesama parpol pengusung dan pendukung, antara parpol dengan relawan, simpatisan, dan rekan juang politik. Tidak boleh ada dominasi satu parpol terhadap parpol lainnya, dan tidak boleh ada dominasi parpol terhadap relawan, simpatisan, dan rekan juang politik.

Kedua, bahwa kemenangan GaMa akan ditentukan oleh rakyat, bukan oleh parpol, tim pemenangan, relawan, simpatisan, dan rekan juang politik. Maka segala bentuk kesombongan, keangkuhan, dan rasa percaya diri berlebihan harus dihindari GaMa dan seluruh tim sehingga rakyat secara partisipatif akan bergerak, berjuang bersama meraih kemenangan.

Ketiga, bahwa segala bentuk proteksi, kanalisasi akses dan sikap eksklusif harus dihindari oleh GaMa dan tim. Kekuatan GaMa ada pada identitas orang biasa yang sama dengan mayoritas rakyat Indonesia. GaMa tidak boleh berjarak dengan rakyat, sebab rakyat saat ini membutuhkan pemimpin yang mau dan mampu menangis dan tertawa bersama rakyat.

Keempat, bahwa GaMa harus memastikan identitas sebagai pasangan anti korupsi dengan tidak memberi hadiah atau janji baik uang maupun sembako kepada rakyat agar memilih GaMa. Rakyat tidak menghendaki GaMa berhutang kepada bandar politik, kelompok oligarki yang akan menyandera GaMa hanya karena memberi uang dan sembako kepada rakyat.

Kelima, bahwa seluruh relawan, simpatisan, rekan juang politik GaMa harus bergotong royong membantu PDIP, PPP, Hanura, dan Perindo untuk memenangi Pileg minimal 51% dari total kursi DPR RI. Sebab jika GaMa memenangi Pilpres, maka harus didukung kekuatan legislatif, sehingga tercipta stabilitas politik di parlemen agar program GaMa berjalan dengan baik.

Baca Juga: Hadiri Syukuran HUT Ke-59 Golkar, Prabowo Subianto Disambut Airlangga Hartarto

Keenam, bahwa GaMa harus berorientasi pada upaya merebut dan membujuk hati rakyat melalui penyampaian ide, gagasan, dan program politik yang riil, sederhana, dan masuk akal. Rakyat membutuhkan pemimpin yang jujur, terbuka, apa adanya, yang menunjukkan kemampuan membuktikan kata sama dengan laku.

Ketujuh, bahwa rakyat membutuhkan komitmen dari GaMa untuk tidak melibatkan istri, putra, putri, menantu, cucu, keluarga, dan kerabat dalam urusan pemerintahan dan politik jika rakyat memberi amanah sebagai presiden dan wakil presiden 2024. Komitmen tersebut sebagai wujud konkrit dari kesungguhan membangun pemerintahan yang bersih, bebas dari KKN dan politik dinasti.

Kedelapan, bahwa kelompok penyandang disabilitas sebagai kelompok yang selalu mengalami peminggiran dan diskriminasi oleh pemerintah dan masyarakat baik struktural maupun kultural. Keberpihakan terhadap penyandang disabilitas masih sebatas make up, maka GaMa Centre secara konkrit meminta GaMa membentuk Kementerian Perlindungan, Pemberdayaan Penyandang Disabilitas, pasca dilantik jadi Presiden dan Wakil Presiden 2024. Sehingga seluruh program aksi pemerintah terkait program perlindungan dan pemberdayaan penyandang disabilitas ditangani kementerian khusus tersebut.

GaMa Centre sebagai rekan juang politik (bukan relawan) akan terus berjuang bersama GaMa untuk memenangkan rakyat di Pemilu 2024.*** (Sutrisno Pangaribuan)

Editor: Adrianus T. Jaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah