Selalu Waspada! Cuaca Ekstrem Indonesia Memasuki Periode Pancaroba

- 28 Februari 2024, 08:49 WIB
Cuaca berawan tebal di kabupaten Batanghari
Cuaca berawan tebal di kabupaten Batanghari /Ahmad Firdaus/OkeTebo

OKE FLORES.COM - Indonesia, sebagai negara tropis yang terletak di antara dua samudra dan dua benua, sering mengalami perubahan cuaca yang ekstrem.

Salah satu periode yang paling mencolok adalah saat Indonesia memasuki periode pancaroba.

Pancaroba adalah masa transisi antara musim hujan dan musim kemarau, di mana cuaca dapat menjadi sangat tidak stabil dan sulit diprediksi.

Baca Juga: Membongkar Alasan Kabinet Jokowi Bahas Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran

Penyebab Periode Pancaroba

Periode pancaroba terjadi pada bulan September hingga November, ketika Indonesia berada di antara dua musim utama, yaitu musim hujan dan musim kemarau.

Pada saat ini, angin muson yang dominan berubah arah, menyebabkan konflik udara dan menyebabkan ketidakstabilan cuaca.

Perubahan suhu dan kelembaban udara dapat menciptakan kondisi yang mendukung pembentukan awan hujan.

Dampak Cuaca Ekstrem

  1. Hujan Lebat dan Banjir:

    Periode pancaroba sering disertai dengan hujan lebat yang dapat menyebabkan banjir di beberapa daerah.

    Sungai dan saluran air yang meluap dapat mengakibatkan kerusakan infrastruktur dan menimbulkan risiko kesehatan masyarakat.

  2. Angin Kencang dan Topan:

    Perubahan angin muson dapat mengakibatkan angin kencang dan bahkan topan di beberapa wilayah.

    Ini dapat menyebabkan kerusakan pada bangunan, pohon tumbang, dan gangguan pada transportasi.

  3. Perubahan Suhu Ekstrem:

    Pancaroba juga dapat menyebabkan fluktuasi suhu yang signifikan. Malam hari bisa terasa lebih dingin, sementara siang hari dapat sangat panas.

    Hal ini dapat berdampak pada kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Juga: Berikut Daftar Tokoh-tokoh yang Pernah Menerima Gelar Jenderal Kehormatan, Salah Satunya Nelson Mandela

Langkah-langkah Waspada

  1. Pantau Peringatan Dini:

    Pemerintah dan lembaga meteorologi menyediakan peringatan dini terkait cuaca ekstrem. Masyarakat diharapkan untuk memantau informasi tersebut dan bersiap-siap.

  2. Persiapan Infrastruktur:

    Pemerintah dan pihak terkait perlu memastikan bahwa infrastruktur dasar seperti tanggul, saluran air, dan jalan raya siap menghadapi potensi cuaca ekstrem. Perbaikan dan perawatan infrastruktur perlu dilakukan secara preventif.

  3. Kesadaran Masyarakat:

    Kampanye kesadaran masyarakat tentang risiko cuaca ekstrem dan langkah-langkah mitigasi sangat penting. Ini melibatkan edukasi masyarakat tentang cara aman bertindak dan menghadapi cuaca buruk.

  4. Kesiapsiagaan Diri dan Keluarga:

    Masyarakat diharapkan memiliki rencana darurat, seperti perlengkapan pertolongan pertama, makanan dan air cadangan, serta sumber daya lainnya untuk menghadapi kondisi darurat.

Dengan meningkatnya kesadaran dan kesiapan, diharapkan Indonesia dapat mengatasi tantangan yang dihadapi selama periode pancaroba.

Kolaborasi antara pemerintah, lembaga meteorologi, dan masyarakat dapat membantu mengurangi dampak cuaca ekstrem dan melindungi kehidupan serta harta benda.***

 
 
 

Editor: Adrianus T. Jaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah