Airlangga Hartarto Memastikan Tidak Ada Kenaikan Tarif Dasar Listrik dan Bahan Bakar Minyak Hingga Juni 2024

- 27 Februari 2024, 10:13 WIB
Ilustrasi. Pemilu Diprediksi Tingkatkan Konsumsi, Pertamina Pastikan Stok BBM dan LPG .*
Ilustrasi. Pemilu Diprediksi Tingkatkan Konsumsi, Pertamina Pastikan Stok BBM dan LPG .* /dok Pertamina Patra Niaga

OKE FLORES.COM - Pada Senin, 26 Februari 2024, dalam rapat paripurna Kabinet Indonesia Maju, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan kepastian yang sangat dinantikan tidak akan ada kenaikan tarif dasar listrik dan bahan bakar minyak (BBM) hingga Juni 2024.

Keputusan ini memberikan kelegaan kepada masyarakat di tengah tantangan ekonomi global dan ketidakpastian yang berkepanjangan.

Menteri Airlangga Hartarto menegaskan bahwa keputusan tersebut diambil dengan mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk kondisi ekonomi domestik dan global, serta kebutuhan masyarakat akan stabilitas harga energi.

Baca Juga: Aturan Baru Akan Segera Berlaku Kedepannya, untuk Membuat SKCK Wajib Terdaftar Sebagai Peserta BPJS Kesehatan

Dalam konteks ini, memastikan bahwa harga listrik dan BBM tetap stabil menjadi langkah strategis untuk menjaga daya beli masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Komitmen untuk tidak menaikkan tarif dasar listrik dan BBM juga merupakan bagian dari upaya pemerintah Indonesia dalam menjaga inflasi tetap terkendali. Kenaikan harga energi merupakan salah satu faktor utama yang dapat memicu lonjakan inflasi, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi secara keseluruhan.

Dengan menjaga harga energi tetap stabil, pemerintah berupaya untuk meminimalkan tekanan inflasi dan memberikan kepastian kepada pelaku usaha serta masyarakat dalam merencanakan aktivitas ekonomi mereka.

"Tadi diputuskan dalam sidang kabinet paripurna tidak ada kenaikan listrik, tidak ada kenaikan BBM sampai Juni (2024), baik itu yang subsidi," katanya di kantor Kemenko Perekonomian, Senin 26 Februari 2024. Hal itu pun menjadi salah satu faktor penyebab melebarnya target defisit fiskal APBN 2024 yang tercatat, yakni sebesar 2,29 persen terhadap PDB.

Sebab, subsidi untuk menahan kenaikan harga listrik dan BBM membutuhkan anggaran lebih besar untuk PT Pertamina maupun PT PLN. "Itu akan membutuhkan additional anggaran untuk Pertamina maupun PLN, dan itu nanti akan diambil baik dari sisa saldo anggaran lebih (SAL), maupun pelebaran defisit anggaran di 2024.

Jadi itu 2,3-2,8 (persen)," tutur Airlangga Hartarto. "Tahun depan pun dalam kerangka yg sama 2,4-2,8 jadi realistis," ucapnya menambahkan.

Halaman:

Editor: Adrianus T. Jaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x