Airlangga Hartarto Memastikan Tidak Ada Kenaikan Tarif Dasar Listrik dan Bahan Bakar Minyak Hingga Juni 2024

- 27 Februari 2024, 10:13 WIB
Ilustrasi. Pemilu Diprediksi Tingkatkan Konsumsi, Pertamina Pastikan Stok BBM dan LPG .*
Ilustrasi. Pemilu Diprediksi Tingkatkan Konsumsi, Pertamina Pastikan Stok BBM dan LPG .* /dok Pertamina Patra Niaga

Pelebaran Defisit APBN

Airlangga Hartarto menyatakan bahwa selain subsidi listrik dan BBM, peningkatan anggaran subsidi pupuk menjadi Rp14 triliun dari sebelumnya Rp26 triliun juga berkontribusi pada pelebaran defisit APBN. Menurutnya, penambahan pagu subsidi memang diperlukan untuk mempertahankan tingkat produksi padi di tengah ancaman El Nino.

Selain itu, program bantuan langsung tunai (BLT) Mitigasi Risiko Pangan yang mencapai Rp11 triliun turut menyumbang peningkatan defisit APBN pada tahun 2024. Airlangga Hartarto menyatakan bahwa jumlah pupuk subsidi biasanya antara 7 hingga 8 juta ton.

Namun, dengan harga pupuk saat ini sebesar Rp26 triliun, jumlah itu hanya 5,7 juta ton.

Oleh karena itu, jelas tidak cukup. Produksi padi menunjukkan penurunan yang signifikan bukan hanya karena pupuk tetapi juga karena El Niño.

Kritik APBN 2025

Pemerintah menetapkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk tahun 2025 berkisar antara 2,45 persen dan 2,8 persen dari Produk Domestik Bruto (GDP).

 "Untuk postur awal ini tadi telah disampaikan dari sisi penerimaan negara maupun belanja negara dijaga, sehingga defisitnya untuk tadi adalah antara 2,45 hingga 2,8 persen dari GDP," kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati usai menghadiri Sidang Kabinet Paripurna di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin 26 Februari 2024.

Diharapkan bahwa defisit yang dibuat dalam sidang yang membahas Rencana Kerja Pemerintah (RKP), Kerangka Ekonomi Makro (KEM), dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (PPKF) Tahun 2025 akan membantu mengkomunikasikan antara pemerintah saat ini dan pemerintah yang akan datang.

Presiden Jokowi, menurut Sri Mulyani, juga meminta agar defisit APBN benar-benar dikendalikan di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu dan gejolak yang disebabkan oleh faktor geopolitik.

Halaman:

Editor: Adrianus T. Jaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah