Pentingnya Siap Siaga Bencana di Sekolah, Jangan Sampai Ada Korban karena Ketidaktahuan

31 Mei 2023, 10:27 WIB
Pentingnya Siap Siaga Bencana di Sekolah, Jangan Sampai Ada Korban karena Ketidaktahuan /Purba Wirastama/Save the Child/

PENDIDIKAN, OKE FLORES.com - Persiapan menghadapi gempa bumi harus diketahui oleh setiap siswa, guru dan semua orang yang tinggal di lingkungan sekolah.

Peristiwa gempa Cianjur pada 21 November 2022 yang diikuti gempa-gempa susulan, terjadi ketika kegiatan di beberapa sekolah masih berlangsung, sementara warga sekolah tidak siap sehingga menimbulkan banyak korban.

Berdasarkan informasi Sekretariat Nasional Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB), sebanyak 880 satuan pendidikan terdampak gempa Cianjur.

Akibatnya, 1.716 siswa dan 566 guru terluka dan 45 siswa dan 11 guru tewas.

Akibat dampak yang besar tersebut, diadakan pula pelatihan kesiapsiagaan bencana bagi anak-anak sekolah di Cianjur.

Salah satunya dilakukan oleh Save the Children Indonesia bersama LPBI NU Jawa Barat untuk memperkuat SPAB.

Akibat dampak yang besar itulah, pendidikan siap siaga bencana pun diberikan untuk warga sekolah di Cianjur.

Salah satunya dilakukan Save the Children Indonesia bersama LPBI NU Jawa Barat untuk memperkuat SPAB itu.

Baca Juga: Marketplace Guru? Simak Penjelasan Lengkapnya di Sini!

"Kami melihat urgensi kesiapsiagaan bencana di sekolah dan mendukung Disdikpora Cianjur dalam pelatihan SPAB supaya seluruh warga sekolah memahami cara menyelamatkan diri saat terjadi bencana,” kata Troy Pantouw, Chief of Advocacy, Campaign, Communication, Media - Save the Children Indonesia, pada peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana, 26 April 2023, melansir Pikiran-Rakyat.id, Rabu 31 Mei 2023.

Menurut dia, saat gempa Cianjur terjadi, proses belajar mengajar masih berlangsung di beberapa sekolah, tapi banyak warga sekolah yang tidak mengetahui bagaimana cara menyelamatkan diri ketika terjadi bencana.

Walhasil, banyak anak dan guru yang terluka, bahkan meninggal karena gempa.

Kerja sama yang dilakukan itu untuk menyelenggarakan Pelatihan Pendidikan di Situasi Darurat, Pelatihan Fasilitator Kesehatan Mental dan Dukungan Psikososial, serta Pelatihan Sekolah Aman untuk penguatan SPAB.

Itu dilakukan kepada 25 sekolah di Kabupaten Cianjur, di mana 4 SD dan 6 SMP di antaranya masih belajar di bawah tenda.

Pelatihan itu diselenggarakan untuk para kepala sekolah, komite sekolah, dan guru-guru yang didorong agar siap siaga apabila terjadi bencana.

Selanjutnya, ada 25 sekolah yang mendapat pelatihan melakukan pengimbasan kepada warga sekolah secara menyeluruh, khususnya anak-anak.

Menurut Troy, Save the Children juga mendampingi 25 sekolah dalam menyusun dokumen Kesiapsiagaan Bencana di Sekolah yang berisi sejarah bencana, tim siaga bencana, peta jalur evakuasi, sampai perencanaan skenario simulasi bencana.

Setelah dokumen selesai disusun, sekolah wajib melakukan simulasi bersama seluruh warga sekolah agar semua warga punya kapasitas siap siaga bencana.

Belajar Sambil Bernyanyi

Warga sekolah yang mendapatkan pelatihan mengatakan, pelatihan siap siaga bencana itu sangat bermanfaat untuk mewaspadai apabila bencana gempa terjadi.

Pelatihan itu pun didorong supaya sekolah-sekolah melakukan simulasi bencana secara berkala.

Menurut Yulianti, guru di salah satu sekolah dasar di Kab.

Cianjur dalam rilis Save The Children Indonesia mengaku jadi tahu berbagai macam bencana yang ada di Indonesia setelah mengikuti pelatihan.

"Pelatihan ini sangat penting, kita jadi tahu harus bagaimana, harus apa, pelajaran apa yang harus diberikan, tindakan apa yang dilakukan ketika terjadi bencana, termasuk untuk keamanan peserta didik, harus ke mana jika ada gempa, yang dipersiapkan apa saja," ucapnya, melansir Pikiran-Rakyat.id, Rabu 31 Mei 2023.

Ahmad (10), seorang siswa yang mendapatkan pengimbasan pelatihan SPAB dari guru di sekolahnya, jadi mengetahui apa saja yang harus dipersiapkan bila terjadi gempa.

Ia mengaku mempelajarinya dengan nyanyian.

“(Kami) belajar sambil nyanyi ‘bila ada gempa’.

Karena sudah gambar denah evakuasi, sekarang tahu kalau ada gempa larinya ke mana.

Kalau gempa harus siapin KTP anak, tas siaga, dan tahu titik jalur evakuasi.

KTP anak isinya nama, tempat tanggal lahir, tempat tinggal, nama sekolah,” tuturnya.

Pada gempa Cianjur yang terjadi 5 bulan yang lalu, Save The Children turut melakukan respons tanggap darurat pada hari ke-2 hingga proses pemulihan pasca bencana di Cianjur sampai saat ini.

Bantuan yang didistribusikan antara lain shelter kit, perlengkapan kebersihan untuk keluarga dan anak, perlengkapan untuk ibu dan anak, dan lainnya.

Tanggap bencana itu telah menjangkau 11.390 penyintas gempa, di mana 9.898 di antaranya adalah anak-anak.***

 

 

Editor: Paulus Adekantari

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler