Awalnya, Talula Anjani mengira bahwa praktik sogok-menyogok untuk memperbaiki nilai sekolah memang telah jamak dilakukan di banyak tempat.
Akan tetapi, setelah dia pindah ke provinsi lain, Talula Anjani baru menyadari bahwa praktik itu baru ditemuinya di Lampung.
“Gue kira itu hal yang biasa gitu lah, nyogok, cuci rapor, itu biasa lah gitu, ternyata pas gue di Jogja itu gak ada cuy yang kaya gitu,” sebut Talula Anjani.***