NTT Serba Ada, Terdapat Kampung Bena yang Jadi Saksi Zaman Megalitikum lho!

12 Januari 2024, 10:32 WIB
Kampung Bena di NTT /Indonesia Kaya/

 

OKE FLORES.COM - Keunikan Provinsi NTT memang tidak ada habis-habisnya untuk diperbincangkan,

Salah satu kekayaan NTT yang harus kamu kunjungi adalah Kampung Bena yang terletak di Desa Tiwuriwu, Kecamatan Aimere, Kabupaten Ngada.

Mengapa Kampung Bena menarik untuk dikunjungi? Sebab, kampung ini menjadi saksi bisu peradaban megalitikum yang memukau.

Baca Juga: UPDATE TERBARU!! BPNT Cair ke Rekening Hari Ini 12 Januari 2024 : Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Dengan suasana asri di puncak bukit dan latar belakang Gunung Inerie, Bena mengundang pengunjung untuk menikmati keindahan alam dan kekayaan budaya yang luar biasa.

Akses menuju Kampung Bena bisa ditempuh dengan menggunakan kendaraan sewa dari Bajawa, dengan jarak tempuh sekitar 19 km ke arah selatan Bajawa.

Bagi mereka yang berangkat dari Labuan Bajo, perjalanan darat sekitar 7-8 jam akan membawa mereka menembus pesona pemandangan sepanjang perjalanan.

Baca Juga: TERBARU!! Kemudahan KJP Plus Cair ke Rekening Hari Ini, 12 Januari 2024

Letak Desa Bena di bawah kaki Gunung Inerie memberikan keunikan tersendiri, mengingat masyarakat setempat memandang gunung tersebut sebagai tempat para dewa, dengan keyakinan bahwa Dewa Yeta di Gunung Inerie akan melindungi kampung mereka.

Saat ini, Desa Bena terdiri dari sekitar 45 rumah yang melingkari dua simbol penting, nga’du dan bhaga.

Kesembilan suku, seperti Dizi, Dizi Azi, Wahto, Deru Lalulewa, Deru Solamae, Ngada, Khopa, dan Ago, hidup dalam rumah-rumah tersebut.

Keunikan terletak pada susunan rumah yang membentuk huruf U dan hiasan atap yang berbeda-beda, mencerminkan garis keturunan dan hierarki di antara suku-suku tersebut.

Baca Juga: Informasi Terkini KUR BNI 2024, Jadwal Pembukaan, Syarat Pengajuan, dan Besaran Pinjaman yang Dapat Diajukan

Di tengah desa, nga’du dan bhaga berdiri sebagai simbol leluhur laki-laki dan perempuan.

Nga’du, berbentuk seperti paying dengan atap serat ijuk, menjadi tempat upacara adat dan komunikasi dengan leluhur laki-laki.

Sementara bhaga, yang mirip miniatur rumah, mewakili leluhur perempuan. Kedua bangunan ini menjadi pusat upacara adat di kisanatapat, halaman suci Desa Bena.

Desa Bena bukan hanya destinasi wisata lokal, tetapi juga menarik perhatian turis mancanegara, terutama dari Jerman dan Italia.

Pengunjung dapat menjelajahi desa tanpa dikenakan tiket masuk, namun diharapkan untuk mengisi buku tamu dan memberikan sumbangan sukarela untuk pemeliharaan dan pelestarian desa.

Baca Juga: Dapatkan Kejutan Saldo DANA Terbaru 12 Januari 2024! Cek Link Terbaru untuk Mengetahui Berita Selengkapnya

Wanita Desa Bena, selain sebagai petani, juga terampil dalam menenun kain khas Flores yang dijual kepada wisatawan sebagai suvenir berharga.

Harga kain tenun khas Bena mungkin terbilang tinggi, mencapai 300 ribu rupiah, namun para pengunjung yang ingin membawa pulang potongan keindahan tradisional Nusantara bisa memilih syal tenun dengan harga yang lebih terjangkau, berkisar antara 75.000-100.000 rupiah.

Desa Bena bukan sekadar destinasi wisata, melainkan kisah hidup yang diceritakan oleh puncak bukit dan langit biru di atasnya.

Menyaksikan warisan megalitikum ini seperti melangkah kembali dalam waktu, merasakan sensasi kehidupan pada masa zaman batu, sekaligus menikmati keramahan dan senyum hangat penduduknya.***

 

Editor: Adrianus T. Jaya

Sumber: berbagai sumber

Tags

Terkini

Terpopuler