Kenali Tanda Bunuh Diri dan Pencegahannya, Konseling di Puskesmas Bisa Jadi Solusi

23 Mei 2023, 10:48 WIB
Kenali Tanda Bunuh Diri dan Pencegahannya, Konseling di Puskesmas Bisa Jadi Solusi /

GAYA HIDUP, OKE FLORES.com - Ketika perasaan terjebak muncul, seolah-olah tidak ada jalan keluar dari masalah yang mendesak.

Ketika hal ini terjadi, stres atau depresi akibat berbagai masalah dalam hidup bisa mencapai tingkat ekstrim dan terkadang membuat seseorang mengakhiri hidupnya.

Ada jalan keluar dari masalah tekanan sebelum mencapai proporsi yang ekstrem.

Menerima diri sendiri sebagai orang yang stres dan tertekan dapat menjadi titik awal untuk mencari bantuan.

Di sisi lain, orang-orang di sekitarnya dapat mengenali gejala sebelum bunuh diri dan mencari bantuan profesional untuk mencegahnya. 

Data kasus bunuh diri memang tidak bisa lagi dianggap sepele.

Asosiasi Pencegahan Bunuh Diri melalui situsnya menyatakan, pada 2020, tingkat bunuh diri di Indonesia mencapai 3,5 per 100 ribu penduduk.

Provinsi dengan tingkat bunuh diri tertinggi adalah Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Maluku Utara, dan Kepulauan Riau.

Sementara, provinsi dengan tingkat percobaan bunuh diri tertinggi adalah Sulawesi Barat, Gorontalo, Bengkulu, Sulawesi Utara, dan Kep. Riau.

Data Badan Pusat Statistik menyatakan, pada 2021, ada 5.787 korban bunuh diri maupun percobaan bunuh diri yang terjadi di Indonesia.

Data lainnya dari Kementerian Kesehatan, pada tahun 2022, kasus bunuh diri di Indonesia sudah mencapai 3,7 per 100 ribu penduduk.

Belum juga tahun 2023 berjalan setengahnya, kita juga sudah membaca beberapa kasus bunuh diri yang terjadi.

Pada 14 Februari 2023 lalu, seorang remaja di Turi, Jawa Timur mengakhiri hidupnya.

Pada 8 Mei 2023 lalu, seorang mahasiswa ditemukan tewas di apartemennya di wilayah Jakarta Selatan.


Dua kejadian bunuh diri juga terjadi pada 10 Mei 2023 lalu.

Bos agen jasa ekspedisi bunuh diri di Jakarta Barat.

Pada tanggal yang sama, seorang ibu di Rembang, Jawa Tengah, mengakhiri hidupnya.

Penyebab dan Tanda-tanda


Kondisi mental seseorang yang memiliki niat bunuh diri memang sedang tidak sehat. Hidupnya penuh tekanan yang bisa bersumber dari beragam masalah.

Misalnya, kehilangan orang yang dicintai, masalah hukum, atau terlilit utang.

Ada juga yang dilatarbelakangi stres karena dilecehkan, malu, diintimidasi, mengalami diskriminasi, dan lainnya.

Melansir PikiranRakyat.com, menurut psikolog Dono Baswardono, masalah hidup itu bisa menyebabkan risiko bunuh diri. Namun, ada perbedaan antara faktor-faktor risiko bunuh diri dengan tanda-tanda peringatan bunuh diri.

"Walaupun faktor risiko bunuh diri penting untuk diingat, namun seseorang yang menunjukkan tanda-tanda peringatan bunuh diri lebih memerlukan perhatian atau pertolongan segera," kata Dono.

Faktor risiko itu antara lain pernah ada riwayat percobaan bunuh diri, depresi atau gangguan mental lainnya, sakit kronis, riwayat keluarga dengan gangguan mental atau penggunaan zat, serta riwayat keluarga bunuh diri.

Selain itu, ada faktor risiko paparan terhadap kekerasan keluarga, termasuk kekerasan fisik atau seksual, adanya senjata atau senjata api lainnya di rumah, baru dibebaskan dari penjara, serta paparan, baik secara langsung maupun tidak langsung, terhadap perilaku bunuh diri orang lain.

Sementara, kata dia, tanda-tanda peringatan bahwa seseorang mungkin berisiko langsung mencoba bunuh diri adalah berbicara tentang ingin mati atau ingin bunuh diri, berbicara tentang perasaan kosong atau putus asa atau tidak memiliki alasan untuk hidup, serta berbicara tentang perasaan terjebak atau perasaan bahwa tidak ada solusi.

Selain itu, ada tanda seseorang merasakan sakit emosional atau fisik yang tak tertahankan, berbicara tentang menjadi beban bagi orang lain, menarik diri dari keluarga dan teman, serta memberikan atau menyerahkan harta benda yang penting.

"Mengucapkan selamat tinggal kepada teman dan keluarga, membereskan urusan, seperti membuat surat wasiat, mengambil risiko besar yang dapat menyebabkan kematian, seperti mengebut, serta sering berbicara atau berpikir tentang kematian," ujarnya menambahkan.

Saat tanda-tanda itu terlihat, Dono mengatakan, lingkungan terdekatnya yang bisa menolong untuk mencari bantuan sesegera mungkin.

Keluarga dan teman sering kali menjadi orang pertama yang mengenali tanda-tanda peringatan bunuh diri.

Mereka dapat mengambil langkah pertama untuk membantu menemukan perawatan kesehatan mental.

"Jika seseorang memberi tahu Anda bahwa mereka akan bunuh diri, jangan biarkan mereka sendirian.

Jangan berjanji bahwa Anda akan merahasiakan keinginan bunuh diri mereka. Beri tahu teman terpercaya, anggota keluarga, atau orang dewasa terpercaya lainnya," ujar Dono yang juga merupakan seorang Trauma Healing Therapist.

Puskesmas untuk Konseling dan Deteksi Dini


Semakin banyaknya permasalahan kesehatan mental membuat pemerintah juga bergerak memberikan pelayanan kesehatan jiwa.

Dinas Kesehatan Kota Bandung misalnya, melakukan program promotif, tata laksana, deteksi dini, serta advokasi dan pemberdayaan.

"Pelayanan kesehatan jiwa pada umumnya dilakukan di semua puskesmas, tapi tentang bunuh diri tidak ada layanan tersendiri.

Bagi warga yang mempunyai masalah kesehatan jiwa akan dilakukan konseling dan tata laksana. Jika ditemukan kasus percobaan bunuh diri akan dirujuk ke RSJ Cisarua / RS lainnya.

Pelayanan konseling online terdapat di beberapa puskesmas di Kota Bandung, untuk semua masalah kesehatan jiwa," kata Intan Annisa, Subkoordinator P2PTM dan Kesehatan Jiwa Dinkes Kota Bandung.

Dikatakannya, Dinkes Kota Bandung tidak memiliki data seberapa banyak yang memanfaatkan konseling tersebut.

Namun, ia menyebutkan data laporan di Kota Bandung bahwa jumlah kasus pasien yang pernah mempunyai ide bunuh diri dan percobaan bunuh diri pada 2022 mencapai 10 kasus.

Warga Kota Bandung, kata dia, bisa memanfaatkan layanan puskesmas untuk kesehatan mental. Seperti yang dilakukan Puskesmas Babakan Sari.

Puskesmas itu menyediakan layanan deteksi dini untuk usia 11-18 tahun supaya ada pengelolaan stres pada anak dan remaja.

Bisa dengan cara memindai kode QR, atau mengetik tautan https://tinyurl.com/SDQBabakanSari.

Selain itu, ada juga layanan konsultasi melalui WhatsApp +62813-9841-6987.

Menurut Intan, layanan konseling online itu bisa diakses secara gratis.

Sementara, untuk konseling di puskesmas berlaku tarif sesuai ketentuan.

Pasien umum membayar retribusi Rp3.000, sementara pasien yang memiliki kartu JKN dibiayai oleh BPJS.***

 

Editor: Sastriana Jedaun

Sumber: Pikiranrakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler